Chapter 9

423 41 10
                                    

"Dengan Im Yoona" suara lembut yoona terdengar dari telpon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengan Im Yoona" suara lembut yoona terdengar dari telpon.

"Kenapa tidak menghubungiku" jawabku, sudah hampir 1 bulan sejak aku membantunya, yoona tidak menghubungi ku sama sekali.

"Ahh... maaf aku benar-benar sibuk" ucapnya

"Kau bisa menghubungiku lebih dulu" ucapku lagi "jangan bilang kau tidak menyimpan nomorku"

"Maaf" suara bersalah yoona kembali terdengar.

"Aishh lupakan saja" aku menutup telpon dengan kesal. yang benar saja, dia belum menghubungiku karna tidak menyimpan nomorku.

TINGG.....
Sebuah pesan muncul

'Lee Junho maaf, aku akan meneraktirmu segera'

***
Jam menunjukan pukul 8 malam ketika aku tiba didepan kantor Yoona, awalnya aku mencoba mengikuti ritme yang yoona atur, tapi jujur saja itu tidak cocok denganku, jika aku terus menuruti caranya hubungan kami tidak akan membaik sedikitpun.

'Kau dimana?' Aku mengirim pesan singkat, tentu butuh waktu lama hingga dia membalasnya.

'Kantor' dan tentu saja jawaban singkat yang aku terima.

'Kau akan menemuiku disini atau aku yang akan masuk kedalam dan menjemputmu' Yoona harus tau dia tidak bisa mengabaikanku selama ini.
Handphoneku berdering, tentu saja Im Yoona yang menghubungiku.

"Ya harusnya kau bertanya apa aku mau bertemu denganmu dulu" suaranya terdengar ketus.

"Kau berhutang padaku" jawabku "aku menagihnya sekarang, lagipula ini sudah malam, untuk apa masih dikantor, perlukan aku menghubungi Yejin dan memarahinya karna membuat karyawannya bekerja berlebihan" tambahku panjang.

"Apa yang kau bicaralan, ini baru jam 8" gerutunya lagi.

"Aku akan menjemputmu kedalam"

"Yaaaa tidak perlu aku yang akan menemuimu. Aku akan keluar sekarang, tunggu sebentar jangan kelur dari mobilmu, kau terlalu mencolok untuk diabaikan" ucapnya panjang kemudian mematikan telepon. 

Sepuluh menit berlalu, aku melihat Yoona  berjalan kearahku.

"Apa yang kau lakukan berdiri mematung seperti maneken disitu" ucapnya sambil berlari kecil kearahku "orang lain bisa melihatmu" tambahnya lagi sambil memukuliku pelan menyuruhku masuk ke mobil.

"Aishh apa yang kau lakukan jinjja"

"Cepat masuk" ucapnya lagi, aku menurutinya, dia berlari memutari mobil dan kemudian masuk kemobil.

"Ya aku bilang tunggu dimobil" gerutunya lagi

" aku menunggumu dimobil, aku berdiri didepan mobil" jawabku sambil menyalakan mobil.

"Maksudku tunggu di dalam mobil" masih dengan ocehannya.

"Berhenti dengan omelanmu, kau akan mengajaku makan apa?" Aku mengendari mobil pelan, jalanan kota masih ramai.

THE DIVORCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang