Aku mengaduk teh manisku sambil menunggu hasil print out rangkumanku. Rangkuman yang kujanjikan pada Pak Dirga. Sebenarnya ada untungnya juga bocah bernama Agha itu datang dan memberikan buku yang kubutuhkan. Apa yang kubutuhkan sudah lengkap. Hasilnya bisa segera kuserahkan pada Pak Dirga besok. Sore tadi, rombongan dari Serang sudah tiba. Sayangnya, aku nggak sempat bertemu karena hari ini memang aku hanya mengajar sampai siang. Sisa waktunya kugunakan untuk beristirahat di kos-kosan.
Dua hari ini hidupku kembali tenang dan normal. Bocah bernama Agha itu sama sekali tidak muncul lagi setelah kejadian di ruang dosen. Ah, bicara tentang anak itu, aku juga ingat mahasiswiku yang bernama Adinda. Pasangan mesum si Agha. Kemarin dia datang, dan meminta maaf padaku secara langsung. Penjelasannya sama seperti pasangannya. Bahwa mereka sebenarnya nggak ada hubungan apa-apa dan terbawa suasana sampai melakukan hal yang tidak pantas. Terbawa suasana apa terbawa nafsu?
Pada akhirnya, aku hanya mengiyakan bahwa dia boleh tetap mengikuti kelasku. Akan tetapi, aku nggak bisa menjanjikan nilai yang bagus untuknya. Kubilang saja agar dia banyak berdoa semoga aku berubah pikiran di akhir semester nanti.
Printer sudah berhenti, aku mengeceknya sekali lagi untuk memastikan kelengkapannya. Tulisan ini harus perfect, siapa tahu menambah nilai pasaranku di mata Pak Dirga. Kalau beruntung, mungkin aku bisa menjadi lebih dekat dengannya. Membayangkan bisa dekat dengan Pak Dirga membuatku senyum-senyum sendiri seperti orang kurang waras.
Tring.
Suara dari benda putih persegi itu membuat khayalanku buyar. Sebuah pesan masuk.
Dirgantara Ahmad: Selamat malam, Bu Aretha.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kalau jodoh emang nggak ke mana.
Aretha Viena Adhi: Malam, Pak Dirga.
Rasanya mau tambahin icon hati atau cium deh.
Dirgantara Ahmad: Maaf mengganggu. Saya mau tanya soal permintaan tolong saya ke Bu Aretha tempo hari.
Aretha Viena Adhi: Tidak mengganggu kok, Pak. Sudah siap, besok saya kasih ya ke Pak Dirga.
Dirgantara Ahmad: Terima kasih banyak, Bu Aretha. Saya jadi merepotkan.
Aretha Viena Adhi: Sama sekali tidak merepotkan, Pak. Saya malah senang bisa membantu.
Dirgantara Ahmad: Besok siang, Bu Aretha ada kegiatan atau pekerjaan tidak?
Aroma ajakan makan nih kayaknya. Sebaiknya aku kasih jeda sebelum membalas pesan Pak Dirga. Jual mahal sedikit lah.
Dirgantara Ahmad: Sepertinya Bu Aretha sibuk ya...
Waduh, kayaknya kemahalan nih jualnya. Jangan sampai pembelinya kabur.
Aretha Viena Adhi: Kebetulan saya siang tidak ada kegiatan. Pukul dua siang baru saya ada mengajar lagi, Pak.
Dirgantara Ahmad: Kalau makan siang bersama saya bagaimana, Bu? Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih saya atas bantuan Bu Aretha.
Yes!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Daun Muda Reta (ON HOLD)
Chick-LitAretha (26), atau panggil saja dia Reta. Dosen cantik yang cool di luar, tapi sering bertingkah konyol. Dia selalu berprinsip bahwa hanya akan menjalin hubungan dengan pria yang lebih tua. Itulah yang membuat Reta diam-diam menyukai Dirga, rekan dos...