Chapter 6

14.7K 976 192
                                    




Sokkk langsung baca aja!

Naruto akhirnya mau kembali ke sekolah setelah tidak mau keluar kamar selama tiga hari. Sebenarnya dia masih belum siap kembali ke sekolah, apalagi bertemu bajingan berkepala ayam itu. Naruto tidak sudi. Namun apa mau dikata, dia lebih tidak tahan dengan ulah sang kakak untuk membuatnya keluar kamar. Sampai sekarangpun lagu nista itu masih bergaung diotak Naruto, entah butuh berapa lama dia bisa mencuci bersih otaknya dari lagu itu.

Naruto mengendap-endap di depan gerbang sekolahnya, celinguk kanan-kiri takut bertemu Sasuke. Naruto berusaha membaur, berusaha tidak menarik perhatian siapapun saat dia melangkah memasuki gerbang menuju kelasnya. Namun usahanya sia-sia, setiap murid yang berpapasan dengan Naruto meliriknya dan berbisik.

Niat hati Naruto ingin tidak mencolok, tapi penampilan Naruto sekarang jauh dari kata 'tidak mencolok'. Naruto mengenakan topi hitam dan kaca mata hitam dengan niat menyembunyikan wajah. Namun bukan itu yang membuat teman-temannya menatap dan menyingkir menjauh darinya, tapi jubah yang digunakan naruto di atas seragamnyalah yang membuat mereka semua menyingkir dengan pandangan ngeri dan geli pada Naruto. Jubah putih itu menutupi seragam Naruto hingga di bawah lutut, di bagian bawah ada hiasan api merah yang menyala (bayangkan jubah Minato di canon), tapi bukan tulisan Yondaime Hokage yang ada dipunggung, namun gambar Maria Ozawa atau Miyabi sedang tersenyum menggoda dengan hanya berpakaian bikini yang sangat minim berwarna merah yang tercetak hampir seukuran manusia normal. Sontak level mesum Naruto meroket ke level berbeda hari ini. Bahkan Kyuubi hampir membuang adeknya ini kelaut saat mengantar Naruto, dan semua orang di sepanjang jalan melihat mereka karena tampilan ajaib Naruto. Untung adek Kyuubi cuman satu, jadi dia masih mikir dua kali untuk buang Naruto.

Jubah yang dikenakan Naruto adalah jubah 'perang' kesayangannya. Dia sampai harus merelakan uang jajan selama enam bulan untuk mendapatkan baju ini. Selama ini dia tidak pernah menggunakan jubah kebesarannya ini karena terlalu sayang, namun kejadian malang yang menimpanya memaksa Naruto untuk mengenakannya. Dia butuh pelindung untuk menghadapi Sasuke hari ini.

Naruto memasuki kelas dan disambut nafas tertahan dari seluruh teman sekelasnya, mereka sampai berhenti dari kegiatan mereka karena penampilan Naruto. Tidak terkecuali Sasuke.

Untuk sesaat Sasuke menjatuhkan rahangnya karena kemunculan Naruto. tidak hanya karena pemuda ini telah menghilang selama tiga hari namun juga karena muncul dengan dandanan ajaib. Sasuke tidak bisa mengalihkannya pandangannya dari Naruto. Seingat Sasuke dia hanya menghantam bokong Naruto bukan kepalanya, jadi kenapa Naruto datang dengan dandanan gila begini?

Sasuke menatap naruto, dapat dilihatnya tubuh Naruto tersentak saat melihat dirinya. Tanpa melihat langsung mata Naruto pun Sasuke tahu, Naruto sedang menatapnya dengan amarah dan benci. Perasaan tidak enak itu kembali menghinggapi hati sang Uchiha.

Sasuke masih belum melepas pandangan dari Naruto, dia merasa serba salah dengan kehadiran Naruto. Di satu sisi ia lega Naruto telah kembali kesekolah, namun disisi lain kehadiran Naruto membawa rasa bersalah pada Sasuke apalagi saat dirasakannya tatapan kebencian dari Naruto dibalik kacamata hitam konyol yang digunakan Naruto.

Selama sedetik Naruto seperti akan berbalik dan lari meninggalkan kelas, namun entah apa yang dipikirkannya, tiba-tiba dia telah membulatkan tekad dan melangkah yakin kearah Sasuke, lebih tepatnya kearah bangku miliknya di belakang sang Uchiha. Baru saat Naruto melewatinya Sasuke dapat melihat gambar di belakang jubah Naruto. hampir saja tawa lolos dari bibir Sasuke, untung saja pengendalian dirinya luar biasa hingga Sasuke langsung menutup mulutnya dan memalingkan wajahke arah jendela. Tubuhnya bergetar menahan tawa, untung teman sekelasnya tidak memeperhatikan karena teralihkan oleh Naruto. Sasuke merasa Naruto telah kehilangan akal warasnya bersama dengan hilangkanya keperjakaannya.

The DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang