Chapter 2

13.5K 1.1K 68
                                    


Naruto terus berlari kencang, jantungnya berpacu dua kali lipat dari normal. Rasa takutnya telah sampai keumbun-ubun. Yang dia tahu, bahwa dia harus segera pergi sejauh mungkin dari sini, dari mimpi buruknya. Tunggu mimpi? Mendadak Naruto berhenti ditengah tangga menuju lantai satu sekolahnya.

JEDUKK!!!

"WADAAAUUUU!!!" itu adalah suara Naruto membenturan kepala ditembok, dalam usaha putus asa berharap yang dia alami hanya mimpi.

Sadar ini bukan mimpi, Naruto meneruskan acara melarikan dirinya. Tanpa mengganti sepatu, Naruto langsung melesat melewati lapangan sekolah. Tujuannya hanya satu, gerbang sekolah. 20 meter, 10 meter, 5 meter 'sedikit lagi' walau gerbang sekolah tertutup Naruto tidak peduli, kalau perlu dia akan meloncatinya. Yang terpenting dia harus pergi dari sini.

Tinggal sejengkal lagi dari gerbang, tiba-tiba kerah seragam Naruto ditarik hingga membuatnya terjengkang.

"Bocah apa yang lakukan?" ternyata yang menghentikannya adalah guru fisikanya Kakashi.

"Sensei tolong lepaskan, aku harus pergi" dalam usaha sia-sia, Naruto mencoba melepaskan diri dari cengkraman Kakashi.

"Kau kira aku akan membiarkanmu membolos Naruto? Jangan harap!. Ayo kembali ke kelas" Kakashi menarik kerah Naruto dan menyeretnya untuk kembali ke kelasnya.

"TIDAAAAKKKKKKKK!!!!!" itu adalah suara menyedihkan naruto saat melihat gerbang sekolah menjauh dari pandangannya.

"Lepaskan Naruto!" Kakashi mencoba menarik Naruto yang menempel di kusen jendela dengan keras kepala.

"Tidak mau"

"Lepas"

"Tidak"

"Lepas"

"Tidak"

"Lepas Naruto atau akan aku sita semua koleksi hentai mu yang kau sembunyikan di sekolah" Kakashi mengancam titik lemah Naruto.

"Jangan paman....." rengek Naruto, memanggil kakashi dengan sebutan yang biasanya hanya dia ucapkan di luar sekolah.

"Aku serius Namikaze Naruto" andai yang berada dalam situasi ini bukan Naruto, mungkin Kakashi tidak akan peduli. Tapi berhubung guru yang paling dihormatinya menitipkan putra bungsunya ini padanya, maka dia tidak bisa membiarkan Naruto.

Akhirnya Naruto menyerah, takut kalau gurunya ini benar-benar melaksanakan ancamannya, Naruto membiarkan dirinya diseret kembeli ke kelas.

"Permisi Iruka Sensei, aku datang membawa muridmu yang kabur" Guru yang selalu menggunakan masker ini, langsung pergi setelah mengantar Naruto yang bermuka seperti korban hantu The Ring.

"Aku tidak tahu kenapa kau lari keluar Naruto, namun kau akan mendapatkan hukumanmu nanti. Sekarang kembali ketempat dudukmu!" sebenarnya Iruka heran dengan tingkah Naruto apalagi dengan ekspresi yang ditunjukkannya sekarang, tapi pelajaran harus kembali di teruskan.

Naruto hampir tidak mendengarkan apa yang senseinya katakan, namun saat senseinya itu menyuruhnya kembali ketempat duduk Naruto berjengit.

'YA.. KAMISAMA SALAH APA HAMBA SAMPAI ENGKAU KIRIMKAN MAKHLUK ITU'  itu adalah jeritan batin Naruto saat dilihatnya Sasuke yang menatapnya dengan kesal, sepertinya dia tidak rela dipanggil teme oleh orang yang baru ditemuinya.

"Naruto cepat duduk!"

Teguran Iruka menyadarkan Naruto, namun ia masih engan untuk melangkah. Keenganan Naruto ini beralasan, karena dilihatnya orang yang dihindarinya ternyata duduk di depan tempat duduk Naruto.

The DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang