Sebelum membaca mari kita berterima kasih pada AMAZON (namasamaran) yang telah membelikan kuota internet untuk Nisaa yang lagi krismon, kalau ngak dibeliin sama ni AMAZON pasti updatenya baru bisa Jum'at deh... Heheheeh karena habis kuota juga updatenya molor sampe hari ini.
Terima kasih ya Abang!!!
Wajah Naruto merah padam, dia berlari menelusuri lorong kelas yang sepi, semua murid telah kembali ke kelas mereka masing-masing. Namun sekarang Naruto tidaklah berlari menuju kelasnya, dia tidak bisa masuk ke kelas dengan keadaannya sekarang. Naruto melihat pintu toilet dan langsung masuk, memiih kubikel paling ujung dan menguncinya. Wajah Naruto panas, dan bagian tubuh lainnya pun demikian.
Naruto menundukkan wajahnya, disana celana sekolahnya telah mengembung. Rasanya Naruto ingin menghantamkan kepalanya sekarang. Bagaimana ia bisa menegang? Tapi Naruto tahu penyebabnya, walau dia mengelak untuk percaya, Naruto tahu tubuhnya bereaksi menakutkan saat Sasuke mendekatinya. Ya, saat Sasuke menariknya ke ruang perlengkapan dan Naruto dapat merasakan suhu serta aroma Sasuke, tubuhnya bereaksi secara menggila.
Sebenarnya ini bukan pertama kali, beberapa hari ini, saat Naruto duduk di belakang sang Uchiha dia merasa tidak nyaman, setiap kali aroma mint dari tubuh Sasuke menerpa penciumannya dia akan meremang. Karena itu jugalah Naruto berusaha meminimalkan kontak dengan Sasuke.
Reaksi tubuhnya kini menakutkan sekaligus mengajutkan bagi Naruto, takut jika ia benar-benar akan berubah gay dan terkejut dia bisa tegang di luar mimpi dan dalam keadaan sadar. Naruto sadar dirinya mesum, blue film yang ditontonya lebih banyak dari film action yang disukainya. Namun saat Naruto melihat film mesum itu, tidak sekalipun Naruto menegang. Dan hingga saat ini, Naruto tidak pernah memanjakan dirinya sendiri. Dia selalu berfikir hal ini terjadi karena dia sering mendapat mimpi-mimpi bersama Uchiha yang selalu berakhir dengan celananya yang basah dipagi hari. Jadi, entah bagaimana, kebutuhan seksualnya telah terpenuhi lewat mimpi, dan itu ia anggap normal jika ia tidak pernah terangsang saat nonton BF. Dan kini, Naruto melihat dirinya menegang dan ia tidak tahu harus bagaimana.
Naruto menutup matanya, takut untuk menyentuh benda yang mengeras dibawah sana. Naruto ingat pernah mendengar temannya berkata, untuk mengatasi hal ini tanpa menyentuhnya ada dua cara, pertama mandi air dingin yang tidak mungkin ia lakukan saat ini, dan membayangkan hal paling menjijikkan atau menakutkan untuk meredam gairah yang terlanjur terbangun. Naruto memilik pilihan kedua.
Naruto memejamkan matanya, mencari hal-hal menjijikkan yang bisa ia temukan dalam ingatannya.
"Paman Kakashi ngupil, kakek Jiraiya telanjang, kotoran anjing, makanan basi, belatung,......" Naruto bergumam hal-hal menjijikkan yang diingatnya, sampai beberapa lama, hal ini tidak berhasil, hingga suatu ingatan langsung mengguyur semua rasa panas dalam tubuh Naruto.
"Ugghhh..." Naruto langsung membekap mulutnya, makan siangnya terancam termuntahkan. Ingatan itu begitu menakutkan hingga Naruto seakan lupa kenapa ia mencari ingatan mengerikan. Ia teringat masakan Kyuubi saat dulu Kyuubi bersemangat belajar memasak. Hingga kini, itu menjadi momok tersendiri bagi Naruto. Namun paling tidak, masalah selangkangannya terselesaikan.
.
.
Selama dua hari kemudian pun Naruto semakin menghindari Sasuke, dia takut akan reaksi dirinya saat dekat dengan sang Uchiha. Saat ini Naruto akan kembali ke tempat duduknya setelah jam istirahat, tatapan Naruto bertemu dengan mata kelam Sasuke. Naruto langsung memutus kontak mata, dan langsung menempati tempat duduknya, dimana ia harus menatap punggung Sasuke disisa jam pelajaran ini.
"Pssttt.. Naruto" Kiba berbisik memanggil Naruto, yang akhir-akhir ini sering didapati melamun. Naruto melirik Kiba dan mengangkat sebelah alisnya tertanda ia mendengarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreams
FanfictionWARNING!!! Yaoi/SasuNaru Dari kecil Naruto sering mendapatkan mimpi-mimpi yang kemudian selalu terjadi di dunia nyata. Awalnya ia tidak masalah, karena mimpi-mimpinya selalu berkaitan dengan hal yang remeh. Hingga saat dia beranjak remaja ia bermimp...