Cahaya matahari pagi menyelusup melalui celah gorden, menyapa seorang lelaki yang masih menggeliat di kasurnya. Dengan enggan lelaki itu membuka matanya dan kembali menggeliat kesana kemari sambil menguap lebar.
"Ahh" desahnya lalu bangkit dari tidurnya.
Ia melirik kearah jam weker di nakasnya, masih jam 7. Malam ini ia benar-benar tidak bisa tidur. 3 jam sekali ia terjaga dan sekarang ia memutuskan untuk bangun saja dan menghampiri gadis manisnya-dirumahnya-sekalian menenangkan pikirannya.
Saat ini gadis itu benar-benar bagaikan sebuah obat penenang yang menjadi candu lelaki tersebut.
Lelaki itu-Mark-duduk di pinggir ranjang dan memandang kearah cermin besar di seberangnya. Ia terlihat sangat kacau ditambah dengan bawah matanya yg mencekung.
Mark merenggangkan tubuhnya sebentar lalu berjalan malas ke kamar mandi dan berendam sebentar.
Ia mengenakan kaos putih bertuliskan 'We gonna fly' kesukaannya dengan ripped jeans, sedang tidak mood bekerja hari ini. Ia harus melihat wajah Eunseo dan semangatnya akan bisa kembali.
"Kau tidak bekerja hyung?" Tanya Jb yang sedang mengoleskan selai cokelat ke rotinya saat Mark menuruni tangga.
"Malas" jawab Mark singkat.
"Hmm benar-benar contoh dokter yang tidak baik. Padahal dulu kau tidak pernah seperti ini sebelum berpacaran" omel Jb lalu menggigit rotinya.
Mark tidak berkomentar, ia berjalan kearah Jb dan merebut roti milik lelaki itu lalu membawanya dengan giginya sambil berjalan menuju lemari sepatu.
"Lain kali buat sendiri" gumam Jb lalu mengambil roti baru.
Ia tidak marah, sudah biasa kalau Mark sedang bad mood maka akan seperti itu. Sudah biasa dan sepertinya sudah ratusan kali ia berkata seperti itu dan tidak mendapatkan sahutan.
Mark tidak menghiraukannya, ia menyambar kunci mobil miliknya dan pergi begitu saja.
Mark terus fokus mengemudikan mobilnya menuju rumah Eunseo. Sesampainya disana, ia ingat belum menghabiskan roti di giginya.
Ia lalu memakan roti itu sambil memandang kearah rumah gadis diseberang ia duduk. Makan sebentar, lalu masuk.
"Jungkook?" Gumamnya saat melihat sebuah mobil merah berhenti didepan rumah Eunseo dan pemiliknya keluar dari rumah gadisnya.
Ia sedikit tidak bisa melihat lelaki itu, jadi ia memundurkan sedikit mobilnya agar jelas.
"Uhuk, uhuk" sontak Mark tersedak saat melihat Eunseo sudah dipaksa masuk kedalam mobil merah itu.
"Kenapa orang gila itu?" Tanyanya sendiri sambil mengelap bibirnya setelah meneguk air mineral.
Lalu ponselnya berbunyi, pesan pertama dari Eunseo setelah sore kemarin.
'Aku keluar mengantar temanku ke mall sampai sore'
Sampai sore? Mereka akan berkencan diam-diam? Dan untuk pertama kalinya ia memergoki Eunseo yang berbohong didepan matanya.
Ini tidak bisa dibiarkan. Tanpa pikir panjang, ia segera mengikuti mobil itu kemanapun perginya.
Dan benar, mobil itu berhenti di sebuah mall. Rencananya untuk kencan hari ini malah berubah menjadi dirinya yang membuntuti orang kencan.
Bahkan Mark tidak ingat berapa lama ia berjalan dibelakang mereka seperti seorang penguntit. Yang jelas hati dan kakinya sudah sangat sakit.
Lalu teleponnya berbunyi, ia melihat nama 'Mom' ada di layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie • Mark Tuan, Eunseo✓
Fanfiction"Kau istimewa kau indah, aku beruntung" - 2017, Mark Tuan. HR : #21 in short story, #10 in Eunseo! © 2016, Baby.