satu

1K 29 4
                                    

Hotaru menguap untuk kesekian kalinya. Hal yang selalu ia lakukan, tak bisa dilakukan kali ini. Monster gurita yang menjadi gurunya saat ini, tengah mengajarinya habis-habisan, untuk ujian tengah semester. Bahkan dia membuat tiga klon.

"Hotaru-san~ sekarang mengerti kan?" Tanya Koro-sensei

"Hai~" jawabnya dengan malas

Koro-sensei tergeletak di meja guru dengan kelelahan. Tentu saja, itu karena dia membuat 3 kloning untuk setiap anak.

"Haaahhhh~ lelahnya~" hotaru menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan. Baru beberapa saat terlelap, bahu terasa berguncang.

Karma membangunkannya. Pria itu mengajaknya keluar. Dan baru Hotaru tau, semua anak kelas sudah di lapangan belakang.

Mengikuti apa yang Karma katakan, mereka sudah berkumpul di lapangan. Bahkan Karasuma-sensei dan Bitch-sensei juga ikut.

Hotaru menatap Karma malas, dan bertanya"Memangnya ada apa?"

"Saa~ naa~ kita lihat saja" mereka kembali melihat Koro-sensei yang ada di lapangan. Koro-sensei membicarakan sesuatu. Hingga saat itu angin tornado datang dengan kencang. Membuat semua menutup mata dan melindungi diri.

Karma memegang ujung seragam Hotaru. Pria itu takut Hotaru tertiup angin, mengingat tubuh wanita itu sedikit 'kecil'.

Setelah tornado itu hilang, lapangan menjadi lebih bersih. Dan Koro-sensei menetapkan jika ujian tengah semester ini kami masuk 50 besar.

Yahh itu mungkin hal mudah untuk Karma dan Hotaru. Mengingat mereka adalah siswa terpintar di kelas E.

*****

Hotaru pov

Bersantai .... berbaring di atas tempat tidur dengan angin yang berhembus pelan.

Hal yang sangat ku suka. Tapi semua berantakan gara-gara manusia berambut merah datang dengan tidak sopan - masuk lewat jendela -. Karma mengacah semua barang di kamarku. Kurasa dia mencari video game terbaru yang baru saja ku beli.

"Jadi, kenapa kau kemari, Kar-ma-kun"

Karma terus mencari tanpa melihatku "Heee~ jangan kasar seperti itu. Aku hanya mencari game yang kau katakan kemarin"

Aku menghela nafas kesal. Menghiraukan ucapannya, aku menbalik tubuhku membelakanginya. Mencoba untuk tertidur.

Tapi kaki ku ditarik dan seketika membuatku jatuh dari tempat tidur.

Sial, pantatku sakit

Aku menatap Karma tajam, namun pria itu tersenyum kecil. "Kau mengganggu waktu santai ku"

"Katakan saja dimana kau sembunyikan gamenya. Aku tidak akan mengganggu mu lagi" ucapnya dengan senyum yang menurutku menjadi ciri khas nya.

"Ada di balik jam dinding"

"Hotaru-chan memang pintar menyembunyikan sesuatu yaa~"

"Terima kasih atas pujian mu" aku kembali ke tempat tidur dan memejamkan mata.

Ku pikir Karma akan memainkannya dirumah tapi ternyata dia memainkannya dirumahku. Tepatnya kamarku.

Sedikit informasi, kami sudah berteman sejak kami sd. Orang tua kami juga saling kenal. Karena dulu rumah kami bersebelahan, hingga keluarga ku membeli rumah yang sedikit lebih luas setelah adik laki-laki ku - Hisaka Haru - lahir. Saat itu kami berusia 6 tahun.

"besok ujian tengah semester, kenapa kau bermain bukannya belajar?" Tanya ku

"Mau belajar atau tidak, hasilnya akan tetap sama. Nilai ku akan tetap tinggi, Hotaru-chan~"

Assassination Classroom : Story[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang