tujuh

175 15 4
                                    

Awan bergerak pelan, matahari bersinar cerah. Orang-orang melakukan aktivitas mereka seperti biasa, walapun terik matahari sangat panas.

Dua hari yang lalu, Hotaru pergi ke rumah sakit untuk mengecek kondisinya, terutama kondisi matanya. Dan seperti yang ia duga, matanya rabun jauh. Sebelah kiri minus 1/2, sedangkan yang kanan minus 1/4.

Haru menemaninya, dan dia juga yang memilihkan model frame kacamata yang akan Hotaru pakai.

Kini, kacamata kotak dengan frame hitam senantiasa bertengger di hidungnya. Pandangannya menjadi jelas. Kadang tangannya bergerak membetulkan kacamatanya yang turun. Entah kenapa, dia menjadi terlihat seperti kutu buku.

"Nee-chan, sudah selesai?"

Suara Haru mengingatkannya. Jika hari ini sekolah Haru akan melakukan dharmawisata ke Fukushima selama 3 hari 2 malam. Kereta akan berangkat 45 menit lagi. Alhasil Hotaru harus bangun lebih awal dan menyiapkan keperluan Haru untuk 3 hari ke depan.

Tanpa menunggu lama, Hotaru keluar dari kamar dan menyambut Haru.

"Aku akan berangkat bersama Riyo-kun ke stasiun, jadi nee-chan tidak perlu mengantarku" jelasnya

"Riyo-kun? Ahh, Kazumoto Riyota-kun, ya. Baiklah jika itu mau mu"

Haru bersorak girang. Kazumoto Riyota adalah teman Haru sejak masuk sekolah dasar. Kazumoto memang jarang berkunjung. Anak laki-laki itu jika berangkat bersama Haru selalu menunggu di taman perempatan jalan.

Hotaru memasukkan bento ke dalam tas lalu menutupnya rapat. Satu tas besar berisikan pakaian, makanan, dan beberapa buku telah siap.

"Hati-hati disana. Jangan banyak bertingkah, mengerti?"

Haru mengangguk lalu melambaikan tangannya pergi. Sebenarnya Hotaru setengah hati meninggalkan Haru pergi selama 3 hari tanpa pengawasannya. Tapi, dia tahu, Haru juga ingin dunianya sendiri. Dunia dimana tanpa pengawasan darinya. Lagipula, ada guru yang menjaganya disana.

Setelah semua sudah lengkap, Hotaru mengunci pintu dan berangkat sekolah. Masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah, tapi Hotaru bingung apa yang harus dilakukan dirumah, sendirian.

Hari ini, Hotaru berniat untuk meminta maaf pada Karma. Rasanya sangat sepi ketika Karma mengacuhkannya. Tak ada yang menjahilinya, menggodanya, suaranya yang menyebalkan. Satu yang Hotaru sadari, bahwa ....

Dia merindukan Karma.

Alunan lagu dari Yui : good bye days berhenti, digantikan dengan dering nada panggilan.

"Hallo, ayah"

"Aa, Hotaru. Bagaimana kabar mu dan Haru? Maaf ayah tidak bisa berkunjung ke rumah"

Hotaru menghembuskan nafasnya. Selalu saja, pekerjaan nomor satu untuk mereka

"Aku dan Haru baik-baik saja. Tidak apa-apa, kami mengerti"

Hotaru bisa mendengarnya, helaan nafas lelah dari ayahnya.

"Liburan musim panas nanti, datanglah ke Osaka. Kita liburan di sini, Haru pasti senang sekali"

"Akan aku pikirkan"

"Baiklah, kau akan sekolah kan? Maaf sudah mengganggu mu. Ayah hanya berpesan, jaga kesehatan mu dan Haru. Ayah menyayangi mu"

"Ayah juga jaga kesehatan"

TUT

Telpon berakhir dengan ayahnya yang menutup terlebih dahulu. Lagu kembali mengalun setelah telpon berakhir.

Assassination Classroom : Story[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang