See You Mita

63 3 0
                                    

Dengan langkah yang mantap, Sila mendekati Mita yang ada di depan lokernya.

"Hi Mita." sapa Sila dengan nada senang.

Mita hanya menoleh lalu pergih menjauh dari Sila. Dalam hati, Sila merasa ada yang aneh dari Mita.

Kira-kira 30 menit sebelum bel berbunyi, semua orang pergih keluar dan berkumpul di papan mading. Saking penasarannya, Sila pun mendekat lalu melihat ada apa di papan mading itu.

"ASTAGA!" teriak Sila kaget.

"Jadi ini yang membuat Mita marah sama gw." ucap Sila dalam hati.

Dengan cekatan, Sila berlari menuju Mita yang akan masuk ke kelasnya. Dalam hati, Mita merasa tersakiti dengan berita di mading sekolahnya itu.

"Mita!" ucap Sila sambil menarik pergelangan tangan Mita.

"..."

"Gw tau lu marah kan sama gw." ucap Sila tegas.

"..."

"Tapi jangan kayak gini juga cara lu marah. Lu boleh marah di depan gw. Tapi jangan pernah lu ninggalin gw dan nganggap gw sebagai musuh lu lagi, karna gw cape berantem terus." ucap Sila dengan polos.

Tak disadari, Mita langsung melepaskan tangan Sila dari pergelangan tangannya lalu memeluk Sila.

"Gw cuma kesel sama Aldo. Kenapa dia mata-matain lu yang lagi jalan sama Bryant." ucap Mita sambil menangis.

"Ooo... Jadi kemarin memang Aldo ya." ucap Sila sambil setengah berteriak.

Sekejap Sila langsung mendatangi Aldo yang berada di depan lokernya. Dengan muka kaget, Aldo pun berlari menjauhi Sila.

"Sini lu brengsek!" teriak Sila sambil ikut berlari.

"Bruk!"

Suara benturan yang sangat keras terdengar nyaring di telinga Sila. Seketika Sila berhenti di tempat.

"Lu ngapain do...!?!" tanya Bryant dengan setengah ketus.

"Ga.gak.gakpapa kok." ucap Aldo terbata-bata.

Dengan muka curiga, Bryant melihat Sila yang mendekat. Sedetik kemudian Bryant memegangi tangan Aldo sambil berteriak memanggil nama Sila. Dengan sendirinya, Sila segera berlari ke arah Bryant dan Aldo.

"Lu kenapa masang begituan di mading!" ucap Sila dengan berteriak.

"Bukan gw kok." ucap Aldo dengan nada yang dibuat tak bersalah.

"Ah... Bo-" ucapan Sila terputus.

Suara jerita tiba-tiba terdengar nyaring. Dengan terburu-buru Sila berlari menuju arah datangnya suara jeritan tadi.

"MITA!!!" teriak Sila.

Dengan cekatan, Sila langsung meminta Bryant membawa mita ke UKS sekolahnya.

"Kenapa ya Mita..." ucap Sila dalam hati.

Beberapa menit kemudian, datanglah beberapa orang dari tim ambulance membawa Mita pergih. Dengan polos, Sila mulai bertanya-tanya ke Dokter tadi.

Setelah semua penjelasan selesai, Sila pun langaung duduk di bangku kelasnya. Selama pelajaran, Sila tidak fokus dan selalu ditegur guru yang mengajar satu harian penuh. Sila hanya pasrah saat dimarahi guru.

***

Tingtongting.

Sila langsung keluar dari kelasnya lalu berlari ke mobilnya. Dia meminta sopirnya npergih ke rumah sakit "Sehat". Sesampainya di sana, Sila langsung buru-buru bertanya ke pusat informasi tantang keberadaan orang yang bernama Mita.

"Mita!" ucap Sila sambil menerobos pintu kamarnya.

Sila mendapatkan Mita yang sedang di infus dan tak sadarkan diri. Sila mulai panik dengan keadaannya, lalu Sila memutuskan untuk menginap di rumah sakit.

Beberapa saat setelah Sila memberi tahu bi Selly karna Sila akan meninap di rumah sakit, alat pendeteksi jantung Mita mulai tak stabil. Seketika, Dokter dan para suster membawa Mita ke ruang oprasi.

Dengan bingungnya Sila mengikuti Dokter dan para suster yang membawa Mita.

"Apa!? UGD!" teriak Sila dalam hati.

Hati Sila mulai tak tenang, dengan keadaan Mita sekarang. Dengan sabar, Sila menunggu Dokter keluar dari ruang UGD itu. Beberapa jam kemudian, Sila dipersilahkan masuk untuk melihat Mita.

"Sil... Tolong jangan percaya sama Bryant." ucap Mita pelan.

"Kenapa mit???" tanya Sila bingung.

"Dia itu orang yang bermuka dua."

"Hah! Lu bohong!" bentak Sila.

"Gw-"

Nitt.....

"Tolong cepat keluar." ucap Dokter panik.

"Kenapa orang tua Mita nggak dateng-dateng ya?!?" tanya Sila panik.

Seketika saja, Sila melihat dua orang yang berlari ke arahnya. Sila berfirasat bahwa mereka adalah orang tua dari Mita.

"Aduh... Dek Mitanya masih di dalem?" tanya Ibu itu.

"Iya tante." ucap Sila.

"Gimana keadaanya?" tanya Bapak itu.

"Emm... Sebenarnya-"

Tiba-tiba dokter membuka pintu UGD lalu mempersilahkan semuanya masuk sambil menggeleng ke arah orang tua Mita.

"ASTAGA! Mita... Maafin gw ya tadi..." ucap Sila dalam hati sambil menangis tersedu-sedu.

Setelah pamit dengan orang tua Mita, Sila pun langsung pulang ke rumah. Di dalam mobil, Sila hanya bisa melamun dan memikirkan kata-kata Mita tadi.

"Emang bener ya apa kata Mita tadi!?!?" Sila terus mengulangi pertanyaan itu sampai di tempat tidur.

"See you Mita" ucap Sila pelan.


Note's:

Hi lagi... Kali ini aku cuma mau minta maaf untuk semua kesalahan pada kata-kata maupun kalimat. Baik episode kali ini maupun episode yang lalu-lalu. Sekali lagi maaf ya...

Tapi aku tetap akan menerima semua votemens kalian dan juga comen kalian. Jadi jangan lupa nge vote and comen ya... Di tunggu.

Thx...

My Dream PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang