Twelve

19 0 1
                                    

Kring...kring...kring...

"Sila bangun nak." teriak ibu dari luar kamar.

"..."

"Sila... Bangun nanti telat loh." bujuk ibu sambil mengetok pintu kamar Sila.

"..."

Karna tidak ada jawaban sama sekali, Ibu masuk kedalam kamar Sila. setelah masuk kedalam, Ibu terkejut dengan apa yang dia lihat. Seketika saja, Ibu menjerit-jerit dan berteriak kearah suatu benda.

"Bibi...! Kenapa ada benda itu di sini!?" teriak Ibu.

"Iya nyonya, saya kurang tau kalo tentang benda itu nya." ucap bibi pelan.

Saking emosinya, Ibu langsung membuang benda itu, lalu membangunkan Sila yang masih tergeletak diatas tempat tidur miliknya.

"Sila! Bangun! Kamu ya udah jam segini belum bangun-bangun! Cepat!" teriak Ibu, yang memecah mimpi Sila.

"Hem? Kenapa sih pagi-pagi udah teriak-teriak aja?!?!" tanya Sila pelan sambil memejamkan matanya kembali.

"Kamu pake nanya lagi! Liat nih! Benda apa ini!?!" teriak ibu lagi.

Sila pun memaksa membuka matanya lagi, Sila pun terkejut dengan apa yang sedang di pegang Ibunya. Sila sendiri tidak tau kenapa ada benda itu di kamarnya.

"Kamu kan yang taruh benda ini di dalam kamar!" tegas Ibu.

"Nggak kok! Aku nggak naro itu di sini! Bahkan sesebel-sebelnya aku sama Ibu dan Ayah aku nggak akan pernah melakukan itu!" jelas Sila panjang lebar.

"Ah! Ngaku aja deh! Pasti kamu kan ya-"

"Berisik! Mending sekarang Ibu keluar dari kamar ku, dan bawa oleh-oleh itu dari kamarku! Aku butuk ketenangan di pagi hari!" teriak Sila, yang membuat para tetanggannya menengok ke arah rumahnya.

Dengan tatapan marah, Ibu langsung keluar dari kamar Sila. Sila pun merasa lega, karena tidak adanya kehadiran Ibu nya yang cerewet.

"Udah ah mandi dulu!" ucap Sila ketus.

***

Tanpa mengucapkan salam, Sila langsung naik kedalam mobil lalu menyuruh supir untuk cepat-cepat menuju sekolahnya.

Tanpa disadari, jalanan kearah sekolahnya diblokir, karna ada marcing band.

"Aduh! Aku lupa kalo hari ini jalanan diblokir!" ucap Sila sambil menepuk jidatnya.

Setelah mobil Sila tidak bergerak lagi, Sila pun meminta supirnya untuk membantunya turun dari mobil dan menghantarnya ke sekolah.

Saat Sila sedang melewati marcing band. Sila melihat seorang perempuan yang mirip dengan Mita. Sekejap, Sila langsung mengucek matanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Non? Ada apa?" tanya supirnya.

"Eh! Nggak papa pak. Jalan aja terus pak." ucap Sila ramah.

"Baik non." ucap supirnya mengerti.

"Aneh ya! Kenapa ada orang yang mirip Mita!? Mita kan nggak punya saudara kandung atau saudara kembar lain!" ucap Sila dalam hati.

Sila pikir, semua yang dia lihat tadi hanyalah imajinasinya saja.

***

Tingtongting.

Sekarang pelajaran bebas, karna guru yang mengajar menyanyi sedang sakit. Karna itu, para siswa mulai bersenang-senang.

Sementara para siswa lain bersenang-senang, Sila hanya diam di kursi rodanya sambil mendengarkan lagu "Love yourself". Kadang Sila menatap keluar jendela lantai duanya.

"Sila!" panggil Aldo sambil membuka earphone Sila.

"Kenapa do?" tanya Sila.

"Kenapa lu ngeliat keluar mulu?" tanya Aldo.

"Nggak kok!" ucap Sila.

"Bohong ah!" ucap Aldo tidak percaya.

"Ah udah ah! Sana-sana! Jangan ganggu gw!" teriak Sila setengah kencang.

Tanpa mendengar jawaban dari Aldo, Sila langsung memasang earphonenya lagi ke posisi semula. Hari ini, Sila butuh ketenangan.

***

Note's :

Vote and Commen tetap ditunggu...

Thx...

My Dream PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang