.amil

2.4K 344 49
                                    

(Amil. Saipul amil.

NGAHAHAHAHAHAHAHAHAH)

•°•°•°•°•

A S H L E Y-

"Ash, hape lo di silent bentar bisa gak?" ucap Manu yang sontak membuatku mengambil handphone.

"Eh iya, maaf ya," balasku panik.

"Ya udah gak papa, yuk, cari buku yang lain," ajak Manu yang (mungkin) tidak sadar menarik tanganku mengikutinya.

DIGANDENG COGAN ANJIR.

HUH HUH HUH HUH HUAH.

"Lo nyarinya genre apa?" tanya Manu yang sayangnya sudah melepaskan genggamannya.

"Kata bu Tari harus yang mengandung unsur sastra gitu gitu deh, gue juga gak ngerti maksudnya gimana," gerutuku.

"Lo sama bu Tari ya? Kalo gue sama bu Cathrine," ucap Manu sambil masih sibuk mencari buku.

"Bu Catherine? Siapa dah? Kok gue baru denger?" tanya ku. Benar, aku memang belum pernah mendengar apalagi tahu dengan bu Cathrine yang Manu maksud.

"Dia guru baru, cuma ngajar kelas tertentu, dia double ngajar di SMA lain juga sih," jelas Manu.

Aku hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan babang ganteng ini.

"Udah yuk," ajak Manu yang sudah memegang lima buku sementara aku belum mencari apa-apa.

"Kok banyak amat sih anjir punya lo," tanyaku bingung.

"Dikit kok. Yang dua buat gue, yang satu buat adik gue, satu lagi buat sepupu gue, tadi dia nitip, nah, yang satu lagi buat seseorang," jelas Manu dan pipinya memerah perlahan.

"Ih ciee, seseorang siapa tuh? Manu punya gebetan juga nih? Hehe," godaku dan pipinya tambah memerah.

Yeu cie cie in padahal sendirinya sakit. Sok banget gue bai.

"Bukan gebetan kok, cuma temen, hehe," jawab Manu yang tambah salah tingkah.

Udah, 0% aja kesempatan dapetin kamu, Manu.

Kamu udah ada gebetan aku bisa apa?

Bisa meraung-raung sedih sih.

"Ciee, ya udah buru gih, bayar," ucapku dan Manu berjalan ke kasir.

Aku mengikutinya dengan pasrah. Dia. Dia yang aku incar dari dulu sekarang sudah memiliki orang yang ia kagumi. Dan tidak mungkin, tidak mungkin aku membuatnya tertarik. Tidak mungkin.

SMS [L.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang