A S H L E Y-
Aku sekarang sedang mengobati luka Luke sementara Calum hanya menonton kami. Ugh, kami bukan Ini Talkshow, Calum.
"Luke." panggilku.
"Iya?" jawabnya pelan dan meringis ketika aku menyentuh lukanya.
"K-kita ini apa? Masih temen?" tanyaku.
Luke menghela nafas, "kan aku bilang, kalo aku udah yakin sama kamu, hubungan kita nanti lebih jelas."
"Kapan, Luke? Kapan kamu yakin sama aku? Udah berbulan-bulan loh aku digantungin kamu."
"Nanti, Ash, kalo waktunya udah tepat." ujarnya.
Aku hanya diam dan berharap hubungan kami tidak hancur begitu saja karena ke-tidak yakinan-nya
Kami bertiga duduk diam sampai sebuah kerusuhan datang. Pintu rumah Calum dibuka paksa dan muncullah wajah menyeramkan, mengesalkan, kembaran Valak, atau apalah kau menyebutnya.
Ya. The one and only, Arzaylak.
Eh.
The one and only, Dane.
"Mau ngapain lagi sih ini cabe." gumam Calum malas.
Dane menghampiri kami bertiga dengan tatapan marah. Aku hanya menatapnya malas sampai aku ingat sesuatu.
Australians 3 sebentar lagi di publish.
Gadeng. Wacana doang itu.
Ulang lagi
Sampai aku ingat sesuatu,
Dane seorang psikopat.
Aku dengan cepat menjauh dari Luke dan melipir ke dapur Calum mengambil pisau yang biasa dipakai untuk memotong daging.
"LO NGAPAIN ANJIR NGUNCIIN GUE DI KAMAR MANDI?!" teriak Dane heboh.
Aku yang sekarang berada di dapur mengamati situasi di ruang tamu itu. Calum menarik lengan Dane namun ia menepisnya dan ia menempelkan sesuatu ke badan Calum yang membuatnya kelojotan sendiri.
"ANJIR NYETRUM ANJIR!" teriak Calum sambil masih kesakitan.
Maennya setruman.
Kek bocah smp.
"Makanya jangan ngelawan gue!" teriak Dane lagi.
"Lah emang lo siapa, anjir?!" teriakku sambil keluar dari dapur.
Dane menatapku sambil tersenyum licik, "eh, ada lo? Pantesan Luke kesini."
Luke dengan cekatan mendorong Dane namun Dane lebih cekatan. Dane menendang anu Luke hingga ia kesakitan lalu menyetrum pahanya.
Wah bosen idup ni orang.
Calum yang belum kalah di pertandingan ini menarik rambut Dane hingga ia terhuyung ke belakang lalu memelintir tangannya dan melempar setruman yang ia bawa.
Calum melirik ke arah kantung celana Dane lalu berteriak, "DANE BAWA PISTOL ANJIR!".
Aku ikut berteriak ketakutan lalu kembali ke dapur mengambil pisau yang lain.
Dane yang tangannya sedang terpelintir itu dengan satu gerakan mendorong Calum lalu ia menodongkan pistol ke arah ku. Dari jauh tentunya.
"IH ANJIR KOK DANE KUAT NGEDORONG LO!" teriakku heboh.
Dane kembali tersenyum licik, "gak usah kaget, gue emang udah di latih sejak kecil. Dan akhirnya gue bisa praktekin sekarang."
Aku menodongkan dua pisau ke arahnya, "m-maksudnya?!".
Belum sempat Dane menjawab, badannya sudah terhuyung ke belakang karena ditarik seorang Luke Hemmings yang anu nya mungkin masih sangat sakit.
Dan Dane menembakkan pistolnya ke sembarang arah, menyebabkan lampu gantung di rumah Calum terjatuh dan sedikit mengenai tanganku. Aku mengerang kesakitan dan melihat ada beberapa pecahan kaca yang menancap di lenganku.
Dane menembak tangan dan kaki Luke dengan satu gerakan lalu ia menodong Calum.
"STOP IT, WHORE!" teriakku sambil melemparkan pisau daging ke Dane.
Namun aku salah sasaran, pisau daging ku malah mengenai kaki Calum dan darah langsung keluar dari kakinya.
Ah anjir goblok banget gue.
Setelah Luke dan Calum tumbang, kini hanya aku dan Dane. Ia berjalan mendekatiku dan menodongkan pistolnya tepat di depan dahiku.
Pisau yang masih aku pegang aku tancapkan ke kakinya namun gagal karena ia lebih dulu menembak tanganku lagi. Aku kembali mengerang kesakitan.
Dane menyeringai, "ya gini sih balesan lo ngacangin gue."
"Apaan anjir?! Gue ngacangin lo juga karena lo yang salah!" teriakku pelan sambil menahan sakit.
Dane baru ingin membalasku ketika ia diserang oleh Luke dan mereka berdua terjatuh.
"TELFON 112!" teriak Luke lalu ia sibuk memukuli Dane.
Aku mencoba berjalan menuju dapur dan menelfon 112 namun belum sempat aku menekan tombol, aku mendengar satu tembakan.
Aku menengok dan mendapati Luke yang sudah terkapar. Apa ia sudah mati?.
Sialan kau, Dane.
Aku berusaha menekan tombol itu namun rasanya susah sekali karena tanganku mati rasa. Aku merasakan sebuah tangan memaksa ku membalikkan tubuh lalu suara tembakan terdengar sangat jelas.
Lalu semuanya hitam.
•••••
Anjir apa ini anjir yawla hopeless aku. Eh btw sms endingnya mau gmn nih jir. Gue tdnya ga mau bikin chp ini loh, gue tdnya mau ya udh mereka hidup happily ever after tp kok kyknya konflik krg ya udh gue bikin ini HAHAnyampah.
Vomments ya ka1
KAMU SEDANG MEMBACA
SMS [L.H]
Fanfiction"SMS-an yuk, siapa tau jodoh;)" ©bengbengputih 2016 #505 • fanfiction - 06/27/2016 #348 • fanfiction - 07/12/2016