L U K E-
"Gue mau lo manggil gue sayang kalo Ashley dateng, dan lo gak boleh pake baju." ucapnya tajam.
"Gak mau lah, gila! Gue mau ngobrol bebas sama dia." tolakku.
Dane mengacungkan pisau lipatnya di depan wajah ku, "gak mau kan ini mendarat di jantung Ashley kesayangan lo?".
"Dasar psycho lo!" teriakku lalu pergi.
"DANEEEE." terdengar sebuah suara di luar rumah yang melengking namun terdengar nyaman bagi ku. Siapa lagi kalau bukan Ashley.
"Bentar!" teriak Dane cepat lalu ia segera pergi ke pintu depan dan menatapku tajam mengisyaratkan ku pergi.
Aku pergi ke kamar dan menemukan sticky note kecil di depan pintu yang berisi,
'lo harus manggil gue sayang dan pura-pura gak tau sama Ashley. Lo gak boleh cuma diem di kamar.'
Aku menyobek kertas itu kesal lalu berjalan ke depan karena mungkin Ashley sudah masuk ke sini.
"Ada siapa, sayang?!" teriakku pasrah sambil berjalan ke pintu depan.
Dan aku melihatnya lagi setelah dua minggu. Sosok yang sangat aku rindukan. Tatapan matanya menyiratkan kekecewaan dan aku hanya menunduk agar tidak melihat mata yang sekarang menyedihkan itu.
Dane memukul pelan paha ku lalu aku mulai berdialog.
"Dia siapa, Dan?" tanyaku setengah hati.
"g-gue Ashley, l-lo g-gak inget g-gue?" jawab Ashley dan suaranya bergetar.
"Ashley siapa ya?" ujarku pelan berusaha tidak menyakiti hatinya.
Ia berteriak, ia mengingatkanku siapa dia sebenarnya, ia mengira aku lupa padanya, ia mengira aku mengkhianatinya, ia mengira Dane menikungnya, dan ia mulai menangis.
Aku yang sudah tidak kuat mendengar tangisannya dan ingin memeluknya itu hanya menjawab sekenanya dengan pelan.
Ia memberi tahu semua yang ia tahu tentang ku dan aku sudah sangat tidak tahan dengan ini. Aku mundur perlahan namun Dane menahan langkah ku. Mata ku panas melihat Ashley yang menangis menyedihkan.
Ashley yang tidak percaya kalau aku melupakannya meminta handphone ku dan ia mengeceknya. Maaf Ashley, ini semua ulah Dane.
Sebenarnya, aku masih menyimpan SMS kami, aku mem-back up nya. Dan foto kami, sudah aku pindahkan ke kartu memori lalu aku lepas dari ponsel mencegah Dane menghapus foto kami. Ashley mengembalikan handphone ku dengan air mata yang masih berderai.
Hingga seorang lelaki beralis tebal datang dan merangkulnya. Ashley berbicara dengan tidak jelas kepadanya.
"Lo Luke yang deket sama Ashley ya? Lo ngapain dia? Dia siapa lo, Dan?!" ucap lelaki itu kasar. Ugh, pasti Ashley sudah sering bercerita tentang ku kepadanya.
Dan aku mengeluarkan kalimat yang pasti sangat menyakiti Ashley, kemudian aku menutup pintu rumah Dane karena sudah sangat tidak sanggup melihatnya berderai air mata seperti itu.
Aku terduduk di balik pintu sementara Dane menatapku senang. Aku mengusap wajahku dan tanpa sadar mataku semakin panas lalu aku menangis. Sebutlah aku cengeng, namun siapa yang tahan melihat gadis yang sudah menjadi rumah nya menangis seperti itu?.
![](https://img.wattpad.com/cover/72417963-288-k249003.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SMS [L.H]
Fanfiction"SMS-an yuk, siapa tau jodoh;)" ©bengbengputih 2016 #505 • fanfiction - 06/27/2016 #348 • fanfiction - 07/12/2016