Semoga

334 49 10
                                    

Part ini ancur banget deh kayaknya. Soalnya pikiranku becabang-cabang.

Urusan berkas disekolah belom selesai mana mau dipake senin nanti buat SBMPTN. Belom lagi mikir buat test SBMPTN nanti. Maaf kalo part ini sangat-sangat mengecewakan, dimaklumi yaa😁😁

Oh iya kayaknya beberapa hari kedepan aku gak bisa update cerita ini soalnya mau fokus buat SBMPTN dulu. Bismillah nih semoga lolos dijalur ini, amin. Doakan aku yaa semoga lancar testnya, semoga bisa ngisi testnya, semoga bisa lolos dijalur SBMPTN ini.

Voment, kritik dan sarannya jangan lupa yaa😁 makasih semuaah 😘😘😘😘

Selamat membaca😉

****
Carissa terus melangkahkan kakinya kearah tujuh orang yang saat ini dengan memandang kesal kearahnya. Dengan pandangan mata yang lurus dan tatapan angkuh, Carissa tidak memerdulikan suasana kantin yang tiba-tiba senyap saat dia memasuki area ini. Tatapan bertanya serta suara saling berbisik terdengar dari orang-orang disekitar kantin yang tertuju untuknya pun dianggapnya hanya angin lalu.

"Tuh tuh Carissa mau nyamperin Rega."

"Ada hubungan apasih Rega sama tuh cewek?"

"Mampus aja deh si Carissa, ganggu hubungan orang."

"Gue mah dipihak Bintang lah."

"Mau banget deh Rega sama cewek kayak gitu ih. Jelas-jelas Bintang udah yang paling the best."

Saat ini yang ada dibenaknya hanya ingin bertemu Rega.

Carissa sudah berada tepat didepan meja yang diduduki oleh tujuh orang tersebut. Dengan senyum miring yang Ia tujukan kearah Bintang, Carissa mengangkat tangannya mengusap bahu Rega.

"Rega, kenapa kamu udah gak pernah nemuin aku lagi?" Tanya Carissa.

"Siapa elo?" Jawab Rega sambil menepis tangan Carissa yang berada di bahunya.

Dengan senyum licik Carissa mengangkat dagu Rega yang dihadapkan kearahnya. Saat ini wajah Rega dan Carissa hanya berjarak beberapa centimeter saja. Bintang menahan nafasnya saat melihat adegan nekat Carissa. Dan yang membuatnya tidak percaya, Rega masih mempertahankan posisi mereka tanpa ada niatan untuk menepis perlakuan cewek tak tahu malu itu. Meskipun Rega hanya memandang Carissa dengan tatapan datar. Tapikan tetap aja. Kesal Bintang dalam hati.

"Kamu nanya siapa aku hmm? Kamu lupa aku siapa kamu? Apa perlu aku ingetin kamu lagi siapa aku?" Tanya Carissa bertubi-tubi dengan nada meremehkan.

"Lepas!" Ujar Rega dengan nada datar. Rega menepis tangan Carissa, kemudian Ia mengalihkan wajahnya kearah lain.

"Kamu lupa kalau kamu pernah bilang kamu sayang sama aku? Kamu lupa kalau kamu pernah bilang kamu gak akan jauhin aku? Kamu lupa kalau kamu pernah bilang kamu itu gak mau aku ninggalin kamu? Iya kamu lupa?" Carissa tersenyum licik saat didapatinya Bintang yang tengah menunduk dengan tangan yang terkepal diatas pahanya.

"Gak masalah kalo kamu lupa. Aku bisa kok selalu ingetin kamu." Ujar Carissa dengan senyum puas.

Rega hanya diam mematung mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Carissa. Dia bingung harus berbuat apa, ucapan Carissa semua benar. Dia emang pernah berkata seperti itu kepada Carissa. Namun perkataan yang Ia lontarkan pada Carissa itu, saat dulu dia masih labil. Dia yang masih belum bisa negasin hatinya. Dia yang masih merasakan perasaan hambar saat dia menjalin hubungan bersama Bintang. Saat itu tepat saat hubungannya dan Bintang berjalan dua tahun. (Di part Abrega Dirgantara Fabian. Bintang liat Rega sama Carissa ada di cafe itu loh.)

Emang harus dia akui saat hubungannya dengan Bintang berjalan dua tahun itu dia juga menjalin hubungan dengan Carissa. Namun sampai saat ini dia masih belum mempunyai keberanian untuk jujur ke Bintang. Dia berjanji suatu saat nanti dia akan bilang kepada Bintang. Saat Bintang meminta putus darinya, dia merasa sangat marah, kecewa, menyesal, kehilangan, campur menjadi satu. Saat itu dia memilih hubungannya dan Carissa yang harus berakhir. Sejak kejadian itu dia dan Carissa masih dekat, namun hanya sebatas perasaan kagum. Dia tidak punya perasaan lebih terhadap Carissa. Hatinya sudah penuh dengan nama gadisnya. Tidak ada lagi ruang untuk orang lain. Hanya gadisnya, kekasihnya, Bintang Akila.

Sampai kejadian 2 minggu yang lalu saat dia meminta Bintang menemuinya dikantin. Saat dia tengah duduk bersama keempat sahabatnya dan ditambah dengan Carissa. Carissa yang tidak kebagian tempat duduk dan memintanya dan keempat sahabatnya untuk duduk ditempat yang sama. Dia melihat ada sampah yang menyelip di rambut Carissa dan dia mengambil sampah tersebut serta menyelipkan helaian rambut Carissa ke telinga gadis itu. Kesalahpahaman antara dia dan Bintang pun terjadi.

Dimana Bintang yang memilih untuk menyerah dengan hubungan mereka. Saat itu rasanya dia ingin mati mendengar penuturan dari kekasihnya itu. Dengan jantung yang berdegup kencang, tangan yang terkepal dan terasa dingin serta urat yang mengeras dan mata merah. Dia mengucapkan mantra dalam hati berkali-kali "Jangan Bintang, aku mohon. Aku bisa mati beneran kalo gini caranya."

Ya, dia akan mati saat itu juga kala Bintang memintanya lebih memilih Carissa dibanding dirinya. Bintang itu udaranya, kehidupannya, dia gak bisa bertahan tanpa adanya Bintang.

Kembali ketopic awal.

Masih dengan posisinya sama, Rega mengalihkan pandangannya kearah kekasihnya. Hatinya mencelos, rasa bersalah menyeruak kedasar hatinya. Dia melihat Bintang yang tengah menundukkan kepalanya dengan tangan terkepal diatas pahanya serta mata yang tertutup rapat. Dia sangat yakin kalau saat ini Bintang tengah menahan air matanya. "Maaf sayang, maaf."
"Aku mohon Bintang percaya sama aku. Aku mohon."

Rega mendongakkan kepalanya saat didapatinya Bintang bangkit dari bangkunya dan hendak melangkahkan kakinya. Dengan sigap Rega juga bangkit dari bangkunya dan segera menahan lengan Bintang.

"Sayang sayang, kamu mau kemana? Aku mohon jangan kayak gini. Percaya sama aku." Ujar Rega dengan suara parau. Dia tidak mau kejadian 2 minggu lalu terulang lagi saat Bintang memilih menyerah. Dia tidak bisa bertahan tanpa udaranya.

"Aku ada kelas saat ini. Selesaikan urusan kamu dengan Carissa. Aku gapapa." Jawab Bintang dengan senyum dipaksakan. Bintang merasakan pusing dikepalanya, karena sejak tadi dia tidak bernafas dengan benar dan sejak tadi juga dia menahan air matanya agar tidak keluar.

"Ayo Na." Bintang mengulurkan tangannya kearah Arina. Arina yang sejak tadi asik memerhatikan adegan didepannya itu pun langsung terkesiap, Ia segera bangkit dari bangkunya dan mengamit tangan Bintang. Kemudian dua orang tersebut berlalu keluar dari kantin.

Rega memerhatikan Bintang yg semakin jauh dari pandangannya. Rasa sesak didalam hatinya semakin menjadi.

Dengan tangan terkepal menahan geram.Rega membalikkan tubuhnya kearah Carissa. Segera ditatapnya sang pembuat onar. Rasanya dia ingin melayangkan tangannya kewajah Carissa, kalau saja pikirannya tidak masih baik. Bagaimana tidak, Carissa yang saat ini berdiri sambil melipat tangannya didada dengan senyum licik andalannya, seolah-olah dia telah menang saat ini.

"Ingat Carissa. Lo sama gue udah bukan siapa-siapa lagi. Harusnya lo bersyukur gue masih mau temenan sama lo. Tapi sekarang, lo udah kelewat batas. Jangan harap lo bisa dekat lagi sama gue. Gak sudi gue." Ujar Rega tajam. Tangannya mengcengkram kuat wajah Carissa. Kemudian dilepaskannya kasar tangannya dari wajah Carissa. Rega berbalik mengambil tasnya yang berada di meja.

"Yok cabut men." Ujar Rega kembali yang ditujukan kepada keempat sahabatnya yang masih cengo memerhatikan kejadian yang terjadi.

Rega melangkahkan kakinya keluar dari kantin yang disusul dengan keempat sahabatnya, meninggalkan Carissa dengan tangan terkepal dan wajah memerah.

Saat ini di pikiran dan harapan Rega hanya satu. Bintang tidak minta putus darinya. Semoga.

****
Bismillah gak mengecewakan yaaa. 😁

Jangan lupa voment, kritik dan sarannya. Makasih:)

Love BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang