Pasar Malam

142 13 3
                                    

"Iya bentaran kali Bi. Lagian lo juga ngajak jalan mendadak banget, gue kan gak siap. Pinter banget."  Gerutu seorang pria dalam telepon.

"Gue bosen tau, gue juga mendadak pengen jalannya. Gak ada rencana awalnya." Jawab Bintang yang kini tengah memegang telepon sambil berdiri dihadapan cermin untuk meneliti penampilannya.

"Gue baru pulang meeting. Gue capek dan lo minta ajakin jalan. Bener-bener temen lo."  Sudah sangat dipastikan oleh Bintang kalau saat ini muka pria diseberang sana pasti sangat-sangat kesal. Pasalnya, Bintang tau bahwa pria tersebut yang tak lain adalah Agio alias Gio baru saja pulang meeting dengan kolega ternama. Restaurant Gio dipilih untuk bekerja sama dengan restaurant milik kolega ternama tersebut. Hebat bukan? Sangat hebat dan Bintang bangga akan hal itu. Namun lelah itu bukan sebagai alasan untuk tidak menemani Bintang jalan-jalan. Jangan harap Gio.

Dengan tidak sopannya Bintang malah mengajak Gio untuk memenuhi keinginannya yaitu ditemani jalan-jalan. Bukan salah Bintang jika saat ini dia sangat ingin jalan-jalan. Malam ini adalah malam minggu dan diluar sana pasti banyak pasangan-pasangan yang juga jalan-jalan.

Walaupun saat ini Bintang tidak mempunyai kekasih bukan berarti jalan-jalan malam minggu tidak berlaku untuk seorang Bintang kan? Satu-satunya orang yang saat ini bisa Bintang ajak jalan adalah Agio Prasetya. Maka dari itu mau tidak mau, senang tidak senang Gio harus mau. Egois? Ya saat ini Bintang harus egois:D

"Gak ada protes Gio. Sekarang gue tunggu lo  jam 8 malam lo harus udah dirumah gue dan kita jalan. Gak ada penolakkan ganteng. Bye!" Untuk kedua kalinya Bintang membuat Gio kesal dengan mematikan panggilan sepihak dan Bintang harus siap-siap mendapatkan omelan Gio nanti.

****

Hiruk pikuk keramaian memadati sebuah pasar malam. Banyak orang yang berlalu lalang disekitarnya. Mulai dari orang dewasa, remaja, anak kecil bahkan lansia pun ada.

Malam minggu banyak digunakan sebagian orang untuk memanjakan otak dari ketatnya bekerja dihari-hari sebelumnya. Dan tempat yang dijadikan pilihan salah satunya adalah pasar malam. Selain Indah pasar malam juga dikategorikan tempat yang ramah dompet:D.

Untuk itu, Bintang juga memilih pasar malam untuk tema malam minggu ini. Dengan ditemani Gio, walaupun dengan sedikit paksaan. Mau tak mau Gio harus mau. Bukannya makhluk yang bernama wanita itu selalu benar?

"Gi kesana ayo. Gue pengen permen kapas." Ujar Bintang sambil menarik tangan Gio dengan semangat. Sementara Gio hanya mengikuti langkah gadis itu dengan malas.

"Bang, pesan permen kapasnya ya." Sesaat Bintang dan Gio telah berada dihadapan abang penjual permen kapas.

"Mau pesan berapa atuh neng?"

Bintang mencolek bahu Gio yang saat ini tengah mengedarkan pandangannya ke segala arah. Entah apa yang dilihat oleh pria itu. Gio yang merasa pun langsung mengarahkan tatapannya pada Bintang dengan tatapan bertanya.

"Lo mau gak?"

Gio hanya membalas dengan gelengan. Sesaat kemudian Bintang kembali terarah pada abang penjual permen kapas, dan menyebutkan pesanannya.

Melihat Bintang yang masih dengan senyuman antusiasnya, membuat Gio juga ikut mengembangkan senyumnya. Bagaimana tidak, saat ini senyuman seorang Bintang adalah hal mutlak untuk Gio.

Pada awalnya Gio sangat kesal pada gadis itu yang memaksanya untuk ditemani jalan-jalan dengan sangat-sangat mendadak.
Namun saat melihat senyum itu, rasa kesal itupun hilang.

Pada awalnya Gio sudah sangat ingin memaki gadis itu saking kesalnya. Namun saat dia tiba dirumah Bintang dan langsung dihadapkan oleh gadis menyebalkan yang saat itu mengenakan dress baby pink dibawah lutut dengan cengiran tak bersalah andalannya. Acara maki-memakipun terlupakan.

Love BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang