Berakhir

319 48 23
                                    

Part ini gak lagi aku revisi ulang yaa. Kalau ada typo mohon dimaafkan. Langsung baca aja yaa. Semoga gak mengecewakan😁😁

Voment, kritik dan sarannya jangan lupa. Terima kasih :)

****

Waktu menunjukkan angka 8. Pagi ini Bintang melangkahkan kakinya dengan ceria. Dengan membawa kotak nasi bewarna putih gading ditangan kanannya, Bintang sangat yakin Rega pasti akan sangat senang dibuatkan sarapan kesukaan kekasihnya itu.

Dengan langkah yakin, Bintang mulai memasuki area apartemen Rega. Semenjak lulus kuliah dan melanjutkan kerja, Rega memilih untuk hidup sendiri. Selain karena agar jarak tempat tinggal dan tempat kerjanya dekat, Rega juga ingin hidup mandiri.

Saat sudah sampai didepan pintu apartemen Rega, Bintang mengulurkan tangannya untuk menekan 6 digit nomor yang sudah sangat dihapalnya luar kepala. Pintu terbuka, dengan semangat Bintang kembali melanjutkan langkahnya memasuki apartemen Rega.

Bintang meletakkan kotak nasi bawaannya diatas meja kemudian dia berjalan kearah kamar Rega. Bintang tersenyum saat didapatinya Rega yang masih meringkuk didalam selimut putihnya itu. Dia melangkahkan kakinya mendekati Rega yang masih berlayar kealam mimpinya.

Saat dia telah berada disamping Rega yang tertidur Bintang mengulurkan tangannya mencapai wajah Rega. Diusapnya lembut pipi Rega sambil terus meneliti wajah pemilik hatinya itu. Wajah kekasihnya yang sudah hampir 1 tahun ini jarang dilihatnya. Wajah kekasihnya yang sangat-sangat dirindukannya.

"Mata kamu kok hitam? Pasti kamu terlalu giat bekerja ya?" Ujar Bintang mengusap bagian bawah mata Rega yang bewarna kehitaman.

"Pipi kamu juga sekarang terlihat tirus, kamu pasti juga jarang makan kan?" Ujar Bintang kembali sambil terus mengusap permukaan wajah Rega dengan mata yang mulai berkaca.

"Kamu tau gak, aku kangen sama kamu Ga. Aku kangen senyum kamu, kangen perhatian kamu, kangen pelukkan kamu, kangen manjanya kamu, aku kangen kamu. Sampai-sampai aku gak tau harus gimana bilang kalau aku sangat rindu kamu." Ujar Bintang dengan wajah yang sudah dibasahi air mata.

Bintang menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia mulai terisak, ia sudah tidak tahan lagi menahan semua yang selama ini dia tahan. Rasa rindu itu membuncah tak tertahankan, rasanya sesak, sangat sesak. Dia tidak percaya orang yang sangat dirindukannya saat ini sedang berada dihadapannya.

Orang yang dulu selalu menyayanginya, orang dulu selalu berada didekatnya, orang yang dulu selalu memberikan perhatian padanya, orang yang dulu berjanji akan selalu menjaganya, orang yang dulu berjanji akan selalu berada disisinya. Namun itu dulu.

Saat ini, walaupun orang itu telah berada dihadapannya, saat ini orang itu telah berada didekatnya. Namun mengapa, rasanya Bintang tidak merasakan kehadiran orang itu didekatnya. Mengapa orang itu terasa begitu jauh.

Bintang segera mengusap wajahnya yang telah dibasahi air matanya sendiri. Dia tidak mau mengacaukan momen saat ini, momen yang sangat-sangat ditunggunya. Bertemu dengan Rega.

Dengan hati-hati dia melepaskan selimut yang membalut tubuh Rega. Kemudian digoncangnya sedikit tubuh Rega untuk membangunkan lelaki itu.

"Ga, bangun yuk. Udah pagi, kamu mau kerja kan. Nanti telat loh. Ayok bangun." Bintang masih menggoncang tubuh Rega sambil sesekali mengusap rambut Rega.

Karena merasa tidurnya terusik, Rega menepis kasar tangan yang telah mengganggu tidur indahnya.

"Apaan sih, jangan ganggu gue." Ujar Rega dengan mata yang masih tertutup.

Bintang tak gentar, ia masih berada di posisinya untuk membangunkan Rega.

"Ini udah pagi sayang, nanti kamu telat kerjanya." Ujar Bintang kembali dengan nada lembut.

Love BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang