Takdir 4(Bab 1 End)

718 131 55
                                    

Yg di mulmed tuh Elois*

Aku mengikuti elois yang duduk disamping gadis itu. Aku memandang gadis di samping Elois. Gadis yang kuperkirakan usianya sekitar 14 tahun berkulit putih, rambutnya yang panjang berwarna coklat muda, bola mata hijaunya yang menawan dan hanya satu kata yang terpikirkan olehku cantik. Aku terus menatapnya dan itu membuat jantungku terus berdebar cepat dan kurasa mukaku mulai merona merah. Kurasa aku menyukainya, batinku.

"Hai namaku Reina." Katanya sambil tersenyum kepadaku. Reina nama yang indah. Tubuhku mulai memanas melihat senyuman yang ditunjunkannya kepadaku.

Melihatku yang hanya melamun, Elois menyengol badanku. Akupun tersadar dari lamunanku.

"Ha...hai Reina namaku Aland. Aku baru tiba disini." Kataku lalu tersenyum malu.

"hmm Aland, nama yang bagus. Senang berkenalan denganmu, aku seorang leficus."

Apa yang Reina katakan leficus apa itu?  Karena bigung aku lalu bertanya.

"Reina, apa itu leficus?" Mungkin karena melihat Reina yang bingung dengan pertanyaanku Elois mulai angkat bicara. Dia mulai berbicara dengan reina mengenaiku.

Setelah beberapa menit berbicara, reina kembali menatapku "Oke, Sepertinya besok kau harus masuk ke perpustakaan dan mulai membaca beberapa buku! Tidak bukan beberapa, tapi banyak buku!"

Mendengar hal itu aku menampakan wajah sedih. Lalu menundukan kepalaku diatas meja, kemudian menghembuskan napas perlahan "Baiklah."

Melihat aku yang sedih reina menepuk pungungku "Tidak apa-apa Aland aku dan Elois akan menemanimu dan mengajarimu banyak hal." Aku mengangkat kepala,

"Benarkah Elois? Reina?" Sembari menatap mereka berdua dengan penuh harapan.

"Tentu saja Elois. Kamikan sahabatmu." Jawab mereka bersamaan.

Mendengar hal itu aku merasakan kehangatan menjalar memenui hatiku dan kembali menampakan wajah bahagia, lalu memeluk Elois dan Reina. "Terima kasih kalian memang sahabat terbaiku, selamanya." Lalu kami melanjutkan makan malam yang tersedia di meja.

"Aland" panggil Elois.

"Ada apa?" Tanyaku penasaran.

"Jam makan malam sudah berakhir sekarang kita harus beristirahat!" Aku pun hanya menganguk dan mengikuti elois yang berjalan ke kumpulan remaja laki-laki disebelah kanan dan disebelah kiri aku melihat kumpulan remaja perempuan dan reina berkumpul dengan mereka.

Tak perlu waktu yang cukup lama. Aku tiba-tiba mendengar bunyi yang cukup besar.

TENG..TONG...!!!

Sehabis bunyi itu tak terdengar lagi, dinding dibelakangku terbelah menjadi dua dan muncul lorong dengan obor berapi kuning. Hal itu juga terjadi pada dinding di kumpulan anak perempuan. Reina melambaikan tangan padaku, lalu masuk ke dalam lorong bersama remaja perempuan yang lain.

"Aland ayo kita masuk!" Ajak Elois. Aku lalu mengikutinya yang masuk kedalam lorong dan berjalan bersama remaja laki-laki lainnya.

"Kau menyukainyakan!" Tanya Elois mengoda.

"Apa yang kau katakan?" Tanyaku bingung.

"Jangan pura-pura kau menyukai Reinakan!" Elois tersenyum mengoda Sambil menarik-turunkan alisnya.

"TIDAK!" Jawabku cepat.

"Itu buktinya mukamu mulai memerah." Yah memang aku rasa wajahku mulai merah dan memang benar elois aku munyukai reina, tapi..ah sudalah. Aku dan Elois kembali terdiam tanpa berbicara.

Tak membutuhkan waktu yang lama. Di depanku terdapat jalan buntu, kami semua berhenti. lalu Elois mendekatiku, "Kamu harus melihat dan mengingat ini!" Bisiknya. Akupun memperhatikan remaja besar di depanku yang umurnya sekitar 17 atau 18 tahun. Menurunkan sebuah obor yang tidak menyalah, lalu jalan buntu di depan kami berubah menjadi pintu besar berwarna putih dan itu membuatku kagum.

Remaja itu lalu membuka pintu putih dihadapa-nya dan dapat kulihat ruangan besar dengan tiga warna yang mendominasi, yaitu warna merah, biru dan kuning. Tak luput juga dari pandanganku, belasan pintu yang berjajar rapi di dalam ruangan itu dan masing-masing pintu mempunyai nomornya masing-masing.

"Aland, ruangan kita disini!" Pangil Elois. Aku membalikan badanku, mencari asal suara Elois dan dia telah masuk ke salah satu pintu dengan nomor dua. Maka aku mengikuti Elois yang telah lebih dahulu masuk kedalam pintu nomor dua. Terlihat olehku juga beberapa anak yang masuk bersama Elois, salah satunya remaja besar tadi.

Di dalam ruangan itu terdapat beberapa tempat tidur bertingkat yang terlihat sangat nyaman. Di samping tempat tidur itu terdapat juga meja yang melayang. Tunggu!! Melayang? Bagaimana kalau meja itu jatuh!!  Namun suara dibelakangku menghilangkan berbagai pertayaan dikepalaku.

"Hai, anak baru! Namamu Aland kan, perkenalkan namaku Robert."

Aku kemudian membalikan badan-ku dan menatap remaja di belakangku hmm dia remaja yang tadi menurunkan obor  pikirku. Aku kemudian tersenyum "Senang berkenalan denganmu juga, Robert" Robert tersenyum lalu memajukan tanganya pada soulpetku dan mengelusnya, hal itu membuat soulpetku tertawa.

"Aland, siapa nama soulpet lucu ini?" Tanya Robert yang masih dengan gencar mengelitik solpetku. Aku terdiam sejenak memikirkan pertayaan robert aku sama sekali tidak tau nama soulpetku. Namun disaat aku sedang berpikir soulpetku kembali bersuara di dalam pikiranku namaku zoran. Aku kaget namun aku membalasnya kenapa kau tidak berbicara di depan Elois tadi? Namun aku tak kunjung mendapat jawaban dan tepukan di bahu ku menyadarkanku.

"Oww, na..namanya Zoran." Jawabku dengan cepat.

"Whahaha, kau lucu sekali anak baru, Aku menyukai sifatmu jangan berubah yah!" Tawa Robert. Aku yang baru sadar akan kelakuanku hanya tersenyum canguh sambil mengaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Sudahlah lebih baik kau segera beristirahat, kasurmu di bawah Elois dan ini surat dari profesor Franklin!" kata Robert sambil menunjukan kasurku lalu menyerakan sebuah surat dengan stempel kuning.

"Terima kasih Robert" jawabku. Lalu membuka surat dengan lambang yang aneh menurutku.

Dear Aland,

Kau telah terpilih menjadi salah satu murid di kastil luxturim dan sesuai dengan peraturan disini kau akan menjadi seorang lefinator.

Seluruh perlengkapanmu mulai dari pakaian, buku, senjata dan lain-lain. Telah tersedia di lemarimu.

Kamu akan mulai belajar besok. Pada pukul 08:00 di kelas lefinator satu bersama Elois.

"Semogah kamu mematuhi peraturan di kastil luxturim, yang telah tertulis di buku peraturan"


Salam Hangat

Prof. Franklin

Kepala sekolah

Hmm, tadi leficus dan sekarang lefinator sebenarnya apa itu? Mungkin aku bisa bertanya pada Elois besok. Tubuhku sudah sangat lelah, maka kuputuskan untuk merebahkan diriku pada kasur yang memang nyaman itu. Aku mulai menutup mata dan hampir tertidur, namun suara elois kembali menyadarkanku.

"Aland besok takdirmu akan di mulai, jadi beristirahatlah! Aku dan Reina akan membantumu besok. Selamat tidur."

Setelah Elois mengucapkan hal itu, aku mulai mendengar dengkuran kecil yang menandakan Elois telah tertidur. Baiklah kalau memang ini takdirku maka aku akan menjalaninya. Tidak peduli sesulit apapun. Selamat tidur Elois, mataku mulai tertutup dan akhirnya aku tertidur.

__ --__--__--__--__--__--__--__-- ^_^
Hai reader maaf Adhy baru nyapa.
Bagaimana pendapat kalian tentang part ini bagus Apa nggak??
Pada part kali ini saya sudah memanjangkan ceritanya 2x bahkan lebih, dari part-part sebelumya 😃👍 Semogah kalian suka.

Jika ada saran dan komentar silahkan ditaruh di kolum komentar dan vote bila kalian menyukainya.
"see you next story"
👋✌
30 May 2016

When Black Change To WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang