Cinco

41 9 0
                                    

Calum's POV

Aku tidak tahu langkah yang ku ambil benar atau salah. Menjauhi Autumn orang yang amat kucintai benar atau salah. Aku tidak tahu. Tapi aku tidak mau terus-terusan merasa sakit seperti ini terus. Atau aku harus berkata jujur aku mencintainya? Tidak, itu hanya akan merusak persahabatanku dengan Luke dan juga dengan Autumn. God! Ini membuatku gila. Kepalaku pening karena terus menerus memikirkan Autumn. Kuputuskan untuk pergi ke pub. Mungkin sedikit minum-minum bisa mengurangi beban pikiranku ini.

Setelah memakirkan motorku di parkiran pub aku mulai melangkah masuk ke dalam. Tapi ada yang mengganjal di pikiranku. Autumn tidak suka aku mabuk-mabukkan. Aahhh, Autumn lagi Autumn lagi. Tapi memang harus menghilangkan beban pikiranku jadi kulanjutkan langkahku masuk ke dalam pub.

Suara dentuman musik EDM mulai memasuki indra pendengaranku. Lagi aku berfikir, apa reaksi Autumn seandainya dia tahu aku mabuk-mabukkan karenanya? Huh, bahkan sepertinya ia tidak peduli denganku lagi, dia kan sudah punya Lukenya. Aku memesan minumanku. Sensasi membakar mulai terasa di kerongkongannku. Entah sudah berapa gelas yang kuhabiskan. Kepalaku mulai terasa sedikit pening, bayangkanku kabur, dan aku mulai berhalusinasi bahwa ada Autumn di sisiku.

Ada Autumn di sisiku.

Ada Autumn di sisiku.

Aku tersenyum melihat Autumn tertawa di depanku karena lelucon yang ku buat. Tawanya, senyumnya, matanya yang menyipit apabila ia tertawa, bibirnya yang sudah lama ingin kurasakan, aku menginginkan semuanya. Seseorang mengguncang-guncangkan tubuhku. Saat aku menengok ke belakang itu Autumn. Wait Autumn?

....

Autumn's POV

Ini harus segera diselesaikan. Aku harus meluruskan masalah ini. Sebenarnya ada apa dengan Calum? Aku juga tidak mengerti. Setelah tangisku mereda, aku memutuskan untuk mencari Calum dengan mobilku, mungkin ia belum terlalu jauh. Kulihat motornya tapi ia mengendarainya begitu cepat menerobos jalanan sehingga aku kehilangan jejaknya. Sebuah ide terlintas di pikiranku bisa saja dia ke rumah Ashton kan? Ia memang paling sering pergi ke rumah Ash. Setelah sampai di depan rumah Ashton aku langsung mengetuk pintu rumahnya.

"Ash! Apa kau melihat Calum?"

"Tadi dia bilang dia ingin pergi ke.. k-"

"Kemana Ash?! Cepat jawab!"

"Tapi jangan marah A."

Jangan marah? Apa dia pergi ke club atau tempat semacamnya? Itu tidak mungkin.

"Ia pergi ke pub."

"Shit! Dia pergi ke pub mana?"

"Ke pub yang terkenal itu kurasa."

"Baiklah thanks Ash."

Aku langsung secepatnya melaju ke pub itu sebelum Calum sudah mabuk. Sialnya jalanan sedang macet-macetnya. Berhubung pub sedikit lagi sampai kuparkirkan mobilku di toko yang tidak jauh dari pub dan langsung berlari ke dalam pub. Bau alkohol menusuk indra penciumanku saat masuk ke tempat ini. Aku tidak suka di tempat ini. Banyak orang yang sedang make out dan itu menjijikan. Aku mencari Calum dan aku menemukannya sedang duduk membelakangiku kuharap dia belum mabuk. Aku menepuk bahunya.

"Autumn? Is that you?" Shit,ia sudah mabuk.

"Ayo kita pulang Calum."

"Tidak aku tidak mau."

"Jadi kau maunya apa sekarang?"

"I want you." Ucapnya sambil berdiri dan memegang kedua tanganku.

"Calum."

"Apakah kau tidak mengerti Autumn? Aku mencintaimu selama ini. MENCINTAIMU!" Ia membentakku? Calum belum pernah membentakku sebelumnya dan ia bilang ia mencintaiku, apa maksudnya? Matanya memerah dan itu membuatku takut.

"I just want you honey." Tiba-tiba ia menciumku secara paksa dan kasar. Jari-jarinya mulai masuk lewat ujung kaosku dan mengusap-ngusap perutku. Ini salah. Calum salah. Ia tidak seharusnya mencintaiku, aku punya Luke. Aku berusaha mendorongnya menjauh tapi tidak bisa, tenaganya terlalu kuat. Air mata mengalir dari mataku.

"CALUM STOP!" Ucapku sambil mendorong bahunya menjauh dariku. Aku tidak menyangka Calum seperti ini. Bukannya ia berhenti ia malah menarik tengkukku untuk memperdalam ciumnya. Aku berusaha untuk melepaskan genggamannya dan berhasil. Aku langsung lari sekuat tenaga, tidak peduli Calum memanggil-manggilku mulai detik ini aku benci Calum. Benci!

Aku berlari sambil menangis. Aku sudah lelah, aku butuh Luke. Ya aku butuh Luke.

TIN!! TIN!!

"AUTUMN AWAS!"

Luke? Semuanya menjadi gelap.

....

Luke's POV

Saat sedang tidur-tiduran di kasur. Iphoneku berbunyi.

Ashton is calling...

Ashton?

"Halo Ash?"

"Luke! Kau harus pergi ke pub sekarang."

"Ada apa? Mengapa aku harus kesana?"

"Autumn menyusul Calum ke pub. Sepertinya ia ingin mencegah Calum mabuk. Tapi apabila Calum sudah mabuk hal yang tidak di inginkan bisa terjadi. You know what I mean. Cepat susul Autumn ke sana."

Aku segera mematikan sambunganku dengan Ashton dan menyusul Autumn menggunakan motor. Tak lama aku melihat mobil Autumn di toko dekat pub. Kurasa Autumn memarkirkan mobilnya disini dan jalan ke pub. Kuparkirkan motorku dekat dengan mobil Autumn dan berlari ke dalam pub. Tiba-tiba aku menangkap sosok perempuan sedang berlari sambil menangis. Itu Autumn. Berniat untuk mengejarnya, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi saat Autumn sedang menyebrangi jalan.

"AUTUMN AWAS!"

BAM!

Terlambat.

Luke bodoh.

Kau terlambat.

Aku langsung berlari menuju Autumn. Darah mengucur dari kepalanya. Ia tidak sadarkan diri.

"Autumn! Autumn bangun!" Aku menggoncang-goncangkan tubuhnya. Tidak peduli pakaianku sudah berlumuran darah.

"Autumn!" Sadar ia tidak akan bangun, aku harus membawanya ke rumah sakit.

"Tolong panggilkan ambulans! Tolong!" Aku berteriak minta tolong kepada semua orang yang melihat kejadian ini. Setelah seseorang menghububgi ambulans. Tak lama ambulansnya datang dan membawa Autumn ke rumah sakit. Dalam perjalanan aku tidak henti-hentinya berdoa agar Autumn bertahan. Autumn dibawa ke Unit Gawat Darurat.

"Maaf sir, anda tidak bisa masuk tolong tunggu di luar." Ucap seorang suster.

"Aku harus melihatnya! Dia pacarku!" Dua orang satpam menarikku menuju ruang tunggu rumah sakit. Duduk di bangku dingin rumah sakit sambil menutupi mukaku. Jika terjadi apa-apa kepada Autumn, Calumlah yang patut disalahkan. Ini semua salahnya, jika ia tidak pergi ke pub tidak akan seperti ini jadinya. Mulai detik ini aku sangat membenci Calum. Ia bukan sahabatku lagi.

***

Yang baca vomments dongggg, jangan jadi siders :(

Zee❤️

TRAGIC ➗ cth [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang