Calum's POV
Kami masih berada di rumah Aunt Rose dan Uncle Natt. Surat yang Autumn tulis masih kupegang erat-erat, begitu juga dengan Luke. Kami berdua terduduk bersender di dinding kamar Autumn. Ya, walaupun hatiku nyeri rasanya Autumn hanya mencintaiku sebagai sahabat tidak lebih tapi tidak begini caranya jika ia harus meninggalkan kami untuk selama-lamanya dan takkan pernah kembali lagi.
"What does she say to you?" Luke memecahkan keheningan diantara kami.
"She said that I'm a dork and she loves me because I'm her bestfriend not more." Ucapku sambil terkekeh pelan. "What did she said to you, Luke?" Aku balik bertanya.
"She said that I'm a penguin and she said that she really loves me because I'm her boyfriend or ex boyfriend maybe." Kami berdua terdiam sebentar lalu tertawa pelan. Inilah gunanya sahabat, saling bantu membuat tawa dalam keadaan sedih.
"Time fly so fast you know Cal?"
"Ya itu benar. Rasanya seperti baru kemarin aku menubruk Autumn sampai buku-bukunya berjatuhan."
"Rasanya baru kemarin aku merasa gugup karena menunggu jawaban Autumn ya atau tidak menerimaku menjadi kekasihnya."
"Tapi ini takdir yang tak bisa diubah. Ini sudah jalannya Luke. We can't change that."
"We both know that."
"Cal sebaiknya kau cepat-cepat pergi ke LA, bukan bukan maksudku mengusirmu tapi lebih gampang melupakan Autumn apabila kau secepatnya pergi dari Sydney. Ini hanya saranku saja, terserah kau mau mengikutinya atau tidak."
"Ya mungkin lebih baik seperti itu, kalau gitu aku akan memesan tiket dulu untuk ke LA dan menuju makam Autumn untuk yang terakhir kalinya."
"You know what Cal? Kita tidak seperti orang yang sedang berduka kau tahu?" Lagi kita tertawa bersama, benar juga perkataan si penguin yang satu ini.
"Ya kau benar juga."
"Ehm Luke, apakah setelah ini kau akan mencari pengganti Autumn?"
"Entahlah aku belum memikirkan sampai sana."
"Okay, kalau begitu aku akan mengucapkan salam terakhirkaliku dulu kepada Autumn. Kau, Ash, dan Mike akan menemanikukan? Sekalian ke bandara."
"Ya, baiklah."
...
"Hati-hati Cal! Jangan lupakan kami."
"Tentu saja Ash! Aku tidak akan melupakan kalian."
"Jangan lupakan penguin kujuga!" Teriak Luke yang kubalas dengan acungan jempol sambil tersenyum. Setelah ini aku akan melupakan perasaanku pada Autumm, no more Autumn. Aku akan mencobanya walaupun itu tentu saja membutuhkan proses yang sangat lama, tentunya. Dalam perjalanan yang kulakukan hanya tidur dan kebanyakan melamun. Pikiranku kosong, padahal seharusnya aku memikirkan bagaimana nanti teman-temanku din LA? Apakah mereka sama baiknya dengan Ash, Luke, dan Mike? Tapi entahlah, pikiranku hanya kosong saja. Lebih baik sekarang aku istirahat dan mengumpulkan energi terlebih dahulu.
....
Setelah perjalanan yang lumayan lama, akhirnya aku menginjakkan kaki di kota LA. Aku menghirup udara sejuk di sini dalam-dalam. Berusaha untuk menenangkan diriku sendiri. Aku memberhentikan sebuah taksi yang melewat di sekitar bandara.
"Bisa tolong antarkan saya ke sini, Sir?" Tanyaku kepada si supir sambil menunjukkan secarik kertas berisi alamat tempat tinggalku. Ia mengangguk lalu mulai menjalankan mobilnya ke alamat yang ku berikan.
Kota LA tidak terlalu buruk untukku. Aku menghembuskan nafas,berfikir. Bagaimana bisa Autumn meninggalkanku secepat ini? Sungguh aku tidak mengira hal ini akan terjadi saat waktu yang tidak dapat. Lagi-lagi rasa bersalah menyelimuti perasaanku. Kenapa bisa-bisanya aku mabuk seperti itu waktu itu? Bodoh, bodoh, bodoh. Jika ada orang yang menjual mesin waktu, aku akan membelinya semahal apapun harganya, demi membuat Autumn kembali.
Tapi balik lagi ke awal tujuanku ke sini. Aku pergi meninggalkan semua orang untuk melupakan Autumn. Namun aku telah berjanji kepada diriku sendiri bahwa suatu saat nanti aku akan mengunjungi makam Autumn. Ya, suatu saat nanti kita lihat saja.
"Sir sudah sampai." Aku memberikan beberapa uang kepadanya dan beranjak keluar mobil.
Kuperhatikan lingkungan sekitarku, seperti yang aku bilang. Tidak terlalu buruk. Aku mulai melangkahkan kakiku masuk ke dalam flat baru ini setelah membuka kuncinya. Mulai membuka kardus-kardus yang isinya barang-barangku lalu menatanya. Sekitar memakan waktu dua jam untuk menyusun flat ini, kuputuskan untuk membersihkan diriku terlebih dahulu agar badanku lebih segar setelah seharian beraktivitas.
Usai membersihkan badan, perutku berbunyi. Aku baru teringat aku belum makan semenjak aku sampai di sini. Sekalian mengenal jalanan kota LA mungkin berjalan-jalan di sekitar sini tidak buruk.
....
Disinilah aku di tempat makan cepat saji yang terkenal. Kalian pasti sudah tahu jawabannya. Kuhabiskan McFlurryku lalu beranjak dari kursi untuk pulang ke flat. Aku lupa membawa ponselku yang tertinggal di flat. Jadi aku berjalan cepat ke sana, takut ada orang yang menelfonku karena hal penting.
Sesampainya di flat, aku langsung menyambar ponselku dan melihat notifikasinya. Benar saja, aku tidak menyangka mereka akan menelfonku seperti ini kecuali Mom.
67 missed call from Mom
2 missed call from Mali
12 missed call from Luke
8 missed call from Ash
15 missed call from Mikey
Aku lupa untuk memberitahu Mom, saat aku sampai di sini. Jadi aku menelfon Mom terlebih dahulu.
"Halo Mom!"
"...."
"Iya maaf Mom, aku lupa mengabaraimu."
"..."
"Aku baik-baik saja, jangan mengkhawatirkanku seperti itu."
"...."
"Okay Mom, bye good night."
Kurasa nanti akan kuhubungi sahabat-sahabatku lain kali saja. Aku berbaring di kasur melihat langit-langit flat. Hari yang lumayan melelahkan, besok aku harus mengurusi sekolahku. Seperti mengambil jadwal, buku, dan ya hal-hal lainnya. Aku menarik nafas lalu menghembuskannya. Hari yang lumayan melelah.
***
Halo readers! Chapter 9 posted. Kalau penasaran nanti suasana sekolah baru Calum gimana, makanya vommemts biar author nulisnya semangat. Kalau ada saran atau apapun itu komen aja. Anyway Calum's flat on mulmed. Enjoy reading!
Zee❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGIC ➗ cth [ON HOLD]
FanfictionHanya kebetulan. Kebetulan yang sangat mirip. Sehingga rasa itu tumbuh kembali. Bukan ketulusan melainkan hanya kemiripan. Memang tragis mengetahui alasanku mencintainya. Tapi apakah iya aku mencintainya dengan tulus? Jawabannya hanya terjawab oleh...