Calum's POV
Ingin rasanya aku bisa memberhentikkan momen ini. Melihat matahari tenggelam ditemani angin sejuk dan gadis yang kucintai secara diam-diam berbaring di pundakku. Ya benar, aku mencitai Autumn Lovegood secara diam-diam. Tidak ada yang tahu, tentang fakta aku mencitainya kecuali Ashton dan Michael. Katakanlah aku pengecut untuk memberitahu perasaanku kepadanya, hanya saja aku takut ia tidak mempunyai perasaan spesial untukku seperti aku mempunyai perasaan spesial kepadanya dan persahabatan kita hancur. Itu yang aku takutkan.
"Cal."
"Hmmm."
"Nanti malam aku harus pakai baju apa?"
"Pakai baju apapun kau pasti cantik." Ucapku sambil mencubit hidungnya.
"Serius Cal!"
"Sstt.. diamlah nikmati sunsetnya dulu saja."
"Huh." Ia mendengus kesal.
Indah. Satu kata yang bisa mendeskripsikan sunset saat ini.Walaupun aku sudah melihat sunset beribu-ribu kali, entahlah aku merasa yang ini yang paling spesial mungkin karena sunset hari ini berwarna jingga kemerahan seperti Autumn. Setelah sunset turun langit digantikkan bertaburkan dengan bintang dan bulan.
"So malam ini kau akan pergi dinner dengan Luke?" Tanyaku, tentu saja berat untuk mengatakan hal itu. Namun aku sadar she can't be mine and I can't be hers.
"Entahlah Luke merahasiakan tempatnya." Ucapnya dengan riang.
"Baiklah Cal. Aku harus bersiap terlebih dahulu ini akan menjadi malam spesial! Night Cal!" Ucapnya lalu pergi dari rumah pohon yang sudah kita bangun semenjak kami berumur 13 tahun. Aku menatap punggungnya yang semakin menjauh, lalu hilang.
"Night, love. Have a great dinner." Ucapku pelan.
...
Autumn's POV
Sungguh aku sangat gugup saat ini. Kau bisa bayangkan itu? Makan malam dengan pria yang kau idamkan selama bertahun-tahun. Ya aku memang sudah menyukai Luke dari dulu. Baru beberapa minggu yang lalu, ia mengajakku kencan sekaligus memintaku untuk menjadi kekasihnya tentu saja dengan senang hati aku menerimanya. Hari ini merepukan dinner pertamaku dengan Luke.
"AUTUMN!!!! LUKE ADA DI DEPAN!" teriak Mom dari bawah.
"Iya Mom! Aku akan segera ke bawah."
Aku langsung keluar kamar, saat aku menuruni tangga aku melihat Luke memakai setelan jas formal, sangat tampan.
"Hey, princess!"
"Hey Luke." Jawabku tersipu malu karena sebutan princessnya itu.
"Are you ready?" Ia menggandeng tanganku.
Aku mengangguk pelan "Mom aku pergi dulu ya."
"Yes, honey take care. Jangan pulang larut malam."
"Okay Mom, bye!"
Luke membukakan pintu mobilnya untukku dan tersenyum. Sangat gentleman. Kemudian ia duduk di kursi pengemudi dan mulai menjalankan mobilnya.
"Kau cantik Autumn dengan dress biru pastel itu." Ugh! Luke sialan, untung saja hari sudah gelap jadi pipi tidak akan terlihat seperti kepiting rebus.
"Thanks?" Ucapku yang terdengar seperti bertanya, karena aku tidak tahu harus menjawab apa.
"Pipimu lucu."
"Apa?"
"Pipimu lucu, kalau sedang blushing."
"LUKE!" Ia hanya terkekeh dan mengacak-ngacak rambutku. Tidak memerlukan perjalanan yang lama, kami sampai di pinggir danau. Buat apa Luke mengajakku ke pinggir danau malam-malam begini?
"Sudah sampai." Yang benar saja Luke? Ini tempatnya? "Tapi sebelum kau turun, pakai ini dulu." Ucapnya sambil menyerahkan kain di tangannya dan memakaikannya untukku.
"Tunggu ya jangan keluar mobil dulu." Aku ingin segera membuka penutup mata ini, disini gelap sekali. Aku mendengar Luke membukakan pintu untukku dan menuntunku jalan. Sempat beberapa kali aku hampir terjatuh karena kita menaikki tangga.
"Angkat kakimu sedikit Autum. Ini anak tangga yang terakhir." Jelasnya, lalu aku menuruti apa perkataannya.
"Sekarang buka matamu." Saat aku membuka penutup mataku, kalian tidak akan percaya pemandangan yang ada di depanku ini. Sungguh sangat menakjubkan melihat kota Sydney di malam hari, kerlap-kerlip lampu mempercantik kota ramai ini ditambah angin yang membawa lari rambutku yang tergerai kesana kemari dan ketenangan danau luas ini. Spontan aku langsung memeluk Luke dan berterimakasih padanya.
"Thanks a lot Luke, because you make me feel like I'm the girl that is really lucky to have you. Thankyou for that. I really love you, my penguin."
"My pleasure, princess. Love you so much more." Ucapnya seraya mengelus puncak kepalaku. "Ada satu kejutan lagi. Ikuti aku." Aku membalas uluran tangannya.
Tidak jauh aku melihat meja makan yang sudah di tata dengan romantis, bunga mawar bertebaran di sekitarnya dan juga lilin di tengah meja bundar. Tak kusangka Luke mengajakku dinner di tempat seromantis ini.
"Bagaimana menurutmu? Aku yang menatanya sendiri. Romantiskan?" Ia menaik turunkan alisnya. Ew, dasar genit. Tapi tak bisa kupungkiri, ia memang romantis. Gadis macam apa yang tak akan bilang bahwa ini tidak romantis?
"Ya terserag kau sajalah." Ucapku berpura-pura cuek. Setelah memesan makanan kepada si pelayan. Kami berdua sama-sama terdiam, tidak tahu harus memulai topik pembicaraan apa. Entah mengapa ada sesuatu yang ingin kutanyakan Luke dari lama, kurasa ini waktu yang tepat.
"Luke."
"Ya, Autumn?"
"Mengapa kau bisa suka kepadaku?"
"Perasaanku lebih dari suka Autumn. Aku mencintaimu, bukan hanya sekedar suka. Entah mengapa aku mencintaimu, tapi aku merasa kaulah gadis yang tepat." Ia mengelus punggung tanganku. Hangat yang kurasakan. Mulai saat ini aku percaya bahwa Lukelah, pria yang tepat.
.....
Kriggg... Kringgg...
Bel sekolah istirahat berbunyi. Aku tidak sabar untuk menceritakan kejadian semalam dengan sahabat-sahabatku tentang kejadia semalam.
"Mau cerita apa?" Tanya Chrissy yang langsung menghadap kebelakang, ketika Mr. James sudah keluar kelas.
Akupun mulai menceritakan semua kejadian tadi malam. Saat aku menceritakan kejadian semalam, senyumku tidak pernah luput dari bibirku."Cieee... Autumn jatuh cinta." Ucap Fizzy seraya mencolek-colek lenganku.
"Jangan buatku malu, Fiz."
Bukan Fizzy dan Chrisy namanya kalau berhenti mengejekku.
....
Calum's POV
Sakit. Mendengar Autumn sangat bahagia bersama Luke, membuatku sakit. Ya tadi aku tidak sengaja mendengar Autumn saat bercerita dengan teman-temannya di kelas. Ingin rasanya aku berteriak di depan Luke bahwa akulah yang lebih mengenalnya, akulah yang tahu apapun tentang Autumn. Tapi aku sadar kebahagian Autumn bersama Luke, aku harus belajar merelakannya ditambah Luke adalah sahabatku juga.
"Caallllummm!!!"
"Apa Mike? Tidak usah teriak-teriak bisa kan? Lihat sekarang semua orang yang ada dikantin melihat ke arah kita."
"Daritadi melamun terus sih, ya sudah sekalian aja aku teriak." Jelas Michael.
"Kau tak apa Cal?" Tanya Luke. Cih, sok peduli.
"Ya aku tak apa. Hanya sedang memkirkan nilai matematika saja." Untung aku mempunyai alasan.
"Okaay kalau begitu aku harus balik ke kelas untuk menemui Autumn, bye guys!" Ucap Luke seraya bangkit dari bangku kantin dan berjalan ke kelas.
"Sabar ya Cal." Ucap Ashton yang hanya kujawab dengan anggukan lemah.
***
A/N
HEI Readerssss!! Gimana nih chapter yang ini. Seru ngga? Mudah-mudahan seru yaa. Buat yang mau tau nanti si Calum nasibnya gimana vomments yaa, biar author ngetiknya semangat jadi cepet update! Leave your vomments okay!
Zee❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGIC ➗ cth [ON HOLD]
FanfictionHanya kebetulan. Kebetulan yang sangat mirip. Sehingga rasa itu tumbuh kembali. Bukan ketulusan melainkan hanya kemiripan. Memang tragis mengetahui alasanku mencintainya. Tapi apakah iya aku mencintainya dengan tulus? Jawabannya hanya terjawab oleh...