Chapter 2

3.1K 328 0
                                    

Setelah pulang sekolah, Jiho menunggu wonwoo didepan kelas, ia tahu bahwa kekasihnya itu masih mengerjakan tugas piketnya hari ini, tidak begitu lama ia keluar kelas dan menghampiri jiho yang bersandar ditembok kelas.

"Sudah selesai? Kenapa cepat sekali? Jangan-jangan kau hanya menyapu satu centi saja" goda jiho dengan senyuman cantiknya, ia terlihat begitu cantik disaat ia tersenyum.

"Hey...Kajja" wonwoo merangkul pundak jiho dan berjalan berdampingan dengannya, "oppa kita mau makan kemana?" Tanya jiho "mau Bingso?" Tawar Wonwoo, Jiho menggeleng, jangan salah jiho terkadang sedikit pemilih dengan yang namanya makanan.

"Tteoppokie?" Tawar wonwoo lagi, namun sekarang, Jiho tersenyum cerah, yup! itu pertanda Jiho menyetujui apa yang wonwoo usulkan tadi.

"Oppa, apa kau lelah dengan semua tugasmu? sebenarnya... aku sedikit kasihan denganmu, semua itu pasti sangat berat" Jiho memegang kuat tali tasnya, dan menundukkan kepalanya, ia terus berjalan disamping wonwoo
"Tidak, Kau tahu? Kau itu adalah energi bagiku, jadi... jika kau ada disampingku, dan terus memberiku dukungan, rasa lelah tidak akan terasa" jelas Wonwoo, Jiho tersenyum mendengar penjelasan kekasihnya itu, sangat manis.

Mereka terus saja berjalan, dan pada akhirnya, mereka sampai disebuah kedai Tteoppoki langganan mereka, suasana kedai tidak terlalu ramai hari ini, cukup nyaman untuk makan berdua.

Wonwoo memesan 2 Tteoppokie dan 2 Soda untuk mereka berdua "Oppa, kenapa memesan soda? Itu tidak bagus..." protes Jiho menatap Wonwoo dengan tatapannya yang tajam, namun wonwoo diam dan tersenyum manis "okay, lain kali tidak" sahutnya "kupegang kata-katamu okay?" Jiho mengangkat satu alisnya, namun apa jadi... dia tak bisa menahan tawanya.

Tak begitu lama, pesanan mereka datang
"Jiho-ya, enak?" Tanya wonwoo, Jiho tersenyum dan mengangguk, ia tak bisa menjawab karena mulutnya memang sudah penuh dengan beberapa Tteoppokie dan membuat wonwoo gemas dan mencubit kedua pipinya.

"Oppa!...sakit" kata Jiho sembari mencoba melepaskan tangan wonwoo yang masih saja mencubit pipinya "Hahaha...kau ini lucu" ujar wonwoo melepas tangannya.

"Jiho-ya, buka mulut..." wonwoo menyuapkan satu Tteoppokie pada jiho, dan lucunya lagi, saus Tteoppokie itu ada diujung bibir Jiho, dan membuat wonwoo kembali gemas pada kekasihnya itu.

Wonwoo mengusap bibir jina dengan jarinya pelan, dan terus memperhatikan jiho dengan senyumannya. "Berhentilah menatapku seperti itu" protes jiho sambil mencubit hidung wonwoo.

Bukankah mereka adalah pasangan yang begitu romantis dan dapat membuat semua orang iri, tentu saja ...
bahkan mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, tapi tak ada retak hubungan sama sekali, semua masih utuh seperti dulu.

Wonwoo paham, Jiho adalah gadis yang sangat cantik, ia juga tahu beberapa Namja juga mengincarnya, namun kepercayaan yang begitu besar, membuatnya bertahan selama ini, ia tahu ... Jiho hanya suka dan cinta padanya, sekalipun ada orang yang mengancamnya, itu tidak akan menggoyahkan keteguhan hatinya untuk bertahan demi kekasihnya.

"Oppa, apa kau tahu? Beberapa hari ini... aku sedikit terganggu dengan sesuatu" jiho mulai bercerita pada wonwoo, ups! Lebih tepatnya mengutarakan keluh kesahnya
"Kenapa?" Sahut wonwoo sembari menopang dagu, memperhatikan Jiho dengan seksama

"Seseorang terus mengirimiku pesan, ia bertanya banyak hal" Jelas jiho "Apa kau membalasnya?" Tanya wonwoo, Jiho menggeleng, karena jiho adalah tipe yang selalu berhati-hati dengan orang baru.

"lalu masalahnya dimana..?" Tanya wonwoo lagi, sekarang ia benar-benar gemas dengan jiho, bagaimana tidak... gadis itu terus menunduk, mempoutkan bibirnya, dan sekarang, pipinya memerah

"Pesannya...benar-benar membuatku bingung, ia terus menanyakan.. apa aku sudah makan?, Apa yang kau lakukan sekarang?, apa kau mengenalku?" Jelas jiho panjang lebar, namun wonwoo malah tertawa terbahak-bahak sekarang.

"Apakah angka paling akhir nomor itu adalah 67?" Tanya wonwoo, Jiho mengangkat kepalanya menatap wonwoo kaget, ia mengangguk "apa kau kenal dia?" Tanya jiho sembari mendekatkan wajahnya kearah wonwoo, menatap mata wonwoo dengan penuh selidik

"Astaga...Jiho-ya"...

(To be continue)

Maaf kalo FF ini jelek, dan kalian enggak dapat feelnya.

Tapi setidaknya kalian VOTE please.. VOTE + COMENT kalian itu udah kayak penyemangat buatku guys~

Jangan lupa VOTE + COMENT~

I Always In Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang