Chapter 7

1.9K 242 2
                                    

"Maksudmu?" Tanya soonyoung "ini penculikan!!!" Kata Wonwoo penuh penekanan "pasti ulah Pria itu..." gumam wonwoo, Sedangkan soonyoung yang masih belum mengerti pikir wonwoo

Wonwoo terus mencoba menghubungi Jiho, entah sekarang sudah keberapa ia menelephone gadis itu, namun hasilnya tetap sama tak ada jawaban sama sekali.

Wonwoo hampir saja putus asa untuk terus menghubungi dan mengirim pesan kepada jiho.

Namun ia terus mencoba, dan entah kenapa Jiho mengangkatnya, suara yang wonwoo pertama dengar adalah suara isakan tangis jiho, hal itu semakin membuat wonwoo khawatir dengan gadis itu

"Oppa...Hiks, Hiks..."

"Jiho-ya! Ada apa?!"

"Oppa, aku takut..."

"Kau dimana???"

Tiba-tiba suara jiho menghilang, dan seorang pria berbicara kepada wonwoo
"Ternyata kau namja yang dikedai itu?" Suara pria itu terkesan meremehkan wonwoo, membuat ia semakin marah.

"YA! lepaskan Jiho!!!" Bentak wonwoo dengan suara lantangnya "sayangnya aku tidak bisa, kurasa kalian harus segera berpisah... gadis ini harus kubawa kebusan" sahut pria itu, wonwoo membelalakkan matanya mendengar bahwa jiho akan dibawa kebusan, dugaannya tidak salah, ini semua ulah calon tunangan jiho.

Tiba-tiba sambungan telephonenya terputus secara tiba-tiba "ada apa? Jiho?" Tanya soonyoung, Wonwoo hanya mengangguk.

Ia benar-benar benci suasana seperti ini, Ia hanya takut ... orang tua Jiho memaksa gadis itu menikah dengan pria yang tidak tepat, Bayang-bayang jiho yang menangis kemarin kembali terputar dalam otaknya bak film.

Wonwoo berlari kembali menuju apartemen Jiho, ia mencari-cari alamat rumah jiho yang ada dibusan, Wonwoo tak ingin masa-masa indahnya harus berakhir tragis, Bagaimana pun jiho adalah belahan jiwanya. dan sekarang gadis itu dalam bahaya.

***

Jiho duduk disebuah gudang yang ia sendiri tak tahu sekarang berada dimana, tangan gadis itu diikat dengan tali, ikatannya cukup kuat membuat jiho sedikit kesusahan bergerak, sejak kemarin ia terus menangis, bisa dilhat dari matanya yang sembab sekarang

"Oppa...Tolong aku" kata Jiho dalam tangisnya. Namun tiba-tiba pria kemarin masuk kedalam gudang dan menatap gadis itu tajam "ayo kebusan" katanya, Jiho membelalakkan matanya, Ia terus meronta-ronta agar ia bisa lepas dari pria itu, namun nihil semua yang ia lakukan sia-sia tenaga pria itu lebih besar dari dirinya.

"Kumohon! Lepas 'kan aku!!!" Teriak jiho, Pria itu terus menarik jiho masuk kedalam mobil hitam yang sudah terparkir diluar gedung tempat ia disekap.

"Oppa..." jiho tak habis-habis memanggil-manggil nama wonwoo, berharap kekasihnya itu datang dan menyelamatkannya. Harapannya telah hilang, percuma saja ia berteriak sekuat apapun, wonwoo tak akan datang... ya, karena memang pria itu tak tahu keberadaan jiho sekarang.

Dan pada akhir jiho menyerah, ia masuk kedalam Mobil hitam itu, pria tadi melepas ikatan dilenganya dan mulai mengendarai mobilnya, jiho terus menatap keluar jendela, ia ingin sekali memberontak dan keluar mobil, ia tak peduli apa yang akan terjadi padanya nanti, ia hanya tidak ingin menikah dengan hyuksoo.

"Bisa kau mengemudi lebih lamban? Aku ingin melihat pemandangan diluar dengan jelas tapi selalu terlewatkan! Pelankan mobilnya!" Pinta Jiho dengan nada tingginya.

Jiho terus saja mengomel meminta agar mobilnya bergerak lebih pelan, karena sudah muak dengan ocehan jiho, akhirnya pria itu memelankan kecepatan mobilnya.

Jiho tersenyum licik dan berpura-pura melihat keluar jendela, padahal jelas-jelas gadis itu terus memegangi pintu mobil.

Jiho melihat keluar jendela, ia melihat bahwa didepan ada sebuah padang rumput yang cukup luas, nekad. Memang, Jiho hanya ingin melarikan diri dari kekangan keluarga, namun sekarang ini terjadi lagi.

Apa perlu ia melarikan diri sampai keluar negeri? Namun ia tak ingin meninggalkan wonwoo, ia terlalu cinta pada pria itu.

Jiho membuka pintu mobilnya, dan langsung melompat keluar, tubuhnya terhempas keluar dan ia sekarang merasakan rasa sakit yang terus ia tahan, Namun tiba-tiba saja kepala terbentur batu yang sangat keras, Jiho melihat mobil hitam itu berhenti, dengan kondisi yang begitu memperihatinkan, ia berlari... padahal kepalanya sudah bercucuran darah segar.

Jiho tetap berlari, disaat ia kehilangan keseimbangannya... Ya, Jiho pingsan...

(To be continue)

Hi readers^^ maaf aku enggak sadar kalo aku buat banyak kesalahan tulis di FF ini, terutama dalam hal nama-
Jadi kalo kalian nemuin nama "Jina" sebenernya itu seharusnya "Jiho"
Aku gak bisa move on dari nama Jina, jadi maaf ya-

Dont forget VOMENT

I Always In Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang