Chapter 5

2.2K 230 6
                                    

Jiho tengah berdiri ditempat kasir sembari mengumbar senyuman manis miliknya
"Ah baiklah, 12.000 Won, Nona" ujar Jiho sembari menulis total harga pembayaran dinota, setelah selesai menulis ia berikan nota itu pada seorang Wanita yang berdiri didepannya, yang tak lain adalah customernya.

Jiho tampak sangat menikmati pekerjaanya sebagai seorang penjaga kasir, jiho sangat suka melihat banyak orang makan direstoran tempat ia bekerja.

"Terima kasih telah datang..." kata jiho sambil tersenyum kepada pelanggannya yang membayar pesananya.

Tiba-tiba seseorang datang ... bukan orang biasa, namun ini adalah pria yang Jiho maksud, pria yang selalu menatapnya dengan tatapan tajamnya.
"Ma-maaf anda duduk dibangku nomor berapa?" Tanya jiho gugup, eh? Tidak! Lebih tepatnya ia ketakutan sekarang "empat" kata sang pelanggan dengan suaranya yang begitu berat, membuat Jiho tak berani menatap muka sang pelanggan, ia terus menunduk dan menulis jumlah harga "9000 won, Tuan" kata jiho memberikan notanya, terpaksa juga ia harus menatap wajah pria itu, ia tersenyum... senyuman yang terkesan dipaksakan.

'Sebenarnya pria itu siapa? Kenapa dia selalu menatapku seperti itu? Jangan-jangan...' batin jiho sembari menatap kepergian pelanggan itu, Otak jiho terus berputar, sempat muncul dipikiranya... apakah pria itu yang dimaksud wonwoo, pria yang tengah mencari keberadaanya, jelas saja, muka pria itu lebih tepatnya seperti seorang psiko yang menakutkan, dan siap menangkap jiho kapanpun.

Lamunan jiho buyar disaat pelanggan lainnya datang dan memberi tahu meja tempat ia duduk "Kau sangat cantik, siapa namamu?" Tanya wanita itu ramah, Jiho mengangkat kepalanya dan tersenyum "kim Jiho imnida" jawab jiho membalas senyum wanita itu "ini kartu namaku, bisa 'kah kau menelephoneku bila kau ada waktu?" Tanya wanita itu, memberikan sebuah kartu nama berwarna pink pada jiho, dengan ragu jiho mengangguk.

Dan setelah membayar pesanannya wanita itu pergi begitu saja, membuat jiho semakin kebingungan
'Kenapa orang-orang hari ini sangat aneh, ini apa?' Batin jina sembari membalik-balik kartu nama yang wanita tadi berikan kepadanya.

"Bukankah ini merk pakaian?" Tanya jina pada dirinya sendiri, 'kenapa wanita tadi memberiku ini? Aku kan tidak punya bakat dalam bidang fashion...' batinnya.

Jina memasukkan kartu nama itu kedalam saku jaketnya dan kembali fokus kepada pekerjaannya.

***

Sekarang adalah jam istirahat, Jina berjalan menuju ruangan istirahat untuk karyawan, tak lupa ia membawa bekalnya dari rumah, ia duduk disalah satu kursi dan membuka kotak makannya

Jiho mulai menikmati bekalnya...namun tiba-tiba saja ponselnya berderit, nama wonwoo terpampang jelas dilayar ponsel jina...

"Ne oppa, whaeyo?"

"Istirahat ya?"

"Hm..."

"Maaf, aku tidak bisa menjemputmu, kau tahu..."

"Tugas osis, aku mengerti...Hwaiting! Oppa"

"Hahaha... Nikmati makananmu chagi"

"Ne~"

Jiho menutup sambungan telephonenya, dan kembali menyambung kegiatan makannya.

Setelah selesai, tentu saja ia akan menyambung pekerjaannya beberapa menit lalu pulang, ya seperti ini keseharian jiho setiap pulang sekolah.

Ia memasukkan semua barang-barang yang ia bawa tadi kedalam tasnya, dan mulai berjalan keluar restoran.

daerah gangnam cukup ramai setiap malam, mungkin faktor bahwa gangnam adalah salah satu objek pariwisata yang cukup terkenal diseoul, rumah jina cukup dekat... namun terkadang perasaan takut disaat ia melewati sebuah gang sempit menuju gedung apartemennya.

Disaat jiho tengah berjalan seorang diri melewati gang tersebut, seorang pria menepuk pundaknya, pria itu memang sedikit misterius ia mengenakan jaket dan topi yang hampir menutupi seluruh mukanya

"N-ne?"

"Maaf, apa kau tahu jalan menuju Stasiun?"

"Oh..di-"

(To be continue)

Jangan lupa VOMENT ya readers

I Always In Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang