Chapter 14

1.6K 204 1
                                    

Astaga sifat kekanak kanakannya "Eomma, aku ingin pindah dengan jiho" kata wonwoo, aku menoleh dan menatapnya heran.

"Mwo???" Teriakku tak percaya "Tunggu, jika kau sakit bagaimana? Siapa yang akan menolong? Kau kan tinggal sendiri" bantah wonwoo dengan santainya.

Aku mengerutkan dahiku, Mata kami saling beradu "dasar anak kecil" gumam ahjumma, ia terkekeh melihat kami.

***

Aku tengah terbaring diatas kasur empuk milik eunwoo...

From wonwoo
: aku akan menginap dirumahmu, sampai kau sembuh.

To Wonwoo
: kenapa? Aku sudah baik-baik saja... Kita belum menikah, jika orang lain berpikir buruk bagaimana? Jangan!

From wonwoo
: benarkah? Baiklah... Tapi satu syarat! Kau harus selalu disampingku saat disekolah.

To wonwoo
: iyaㅠㅠ

Aku tersenyum, aku merasa wonwoo lebih perhatian denganku, protective mungkin, Namun yang sekarang menjadi pertanyaanku adalah kenapa aku tidak melihat wonwoo menyentuh salah satu tugasnya, biasanya ia memintaku menemani saat mengerjakan tugasnya yang menggunung.

Ah, terserah... mungkin saja ia mengerjakan dimalam hari disaat aku sudah merajut mimpiku.

namun tiba-tiba aku terkekeh mengingat kamar yang aku tempati hanya dipisahkan satu tembok dengan kamar wonwoo.

***

Keesokan harinya, aku bangun dari tidurku, namun entah kenapa badanku menggigil, suhunya begitu dingin malam ini, aku melirik AC yang ada dikamar, tidak menyala? Kenapa dingin sekali.

Seseorang mengetuk pintu kamar "Jiho...Kau sudah siap?" Suara eomma wonwoo terdengar, aku berjalan kearah pintu dan membukannya perlahan "sebentar Ahjumma, kalau wonwoo ingin berangkat sekarang, biarkan saja...nanti aku akan menyusul" kataku dengan suaraku yang begitu lemah, Ahjumma menatapku khawatir, perlahan tangannya terulur memegang dahiku

"Badanmu panas, apa yang terjadi?" Tanya ahjumma khawatir, ia menyuruhku kembali masuk kedalam kamar dan menyuruhku berbaring dengan menggunakan selimut, aku rasa.. aku demam.

"Kemarin kau minum obat?" Tanyanya, aku mengangguk.

Ceklek

Wonwoo masuk kedalam kamar, matanya langsung tertuju kearahku, ia langsung berjalan mendekat kearahku... wajahnya terlihat sangat panik, apa dia sepanik ini saat aku hilang?

"Kau kenapa?" Tanyanya, Ia memegang dahiku "demam? Kenapa bisa?" Tanyanya lagi, aku menghela nafasku dan menggeleng, ya karena aku memang tidak tahu kenapa.

"Sudahlah, kau harus kesekolah" kataku, aku menarik selimut dan berbaring membelakangi wonwoo "tidak," katanya dengan suara beratnya, aku berusaha tenang, karena biasanya aku langsung menjitaknya atau yang lain.

Wonwoo sudah terlalu sering membolos karenaku, ia bisa ketinggalan pelajaran, lagi pula ia juga adalah ketua osis, ia harus jadi panutan yang baik untuk siswa lainnya, bukannya membolos.

"Aku akan disini, Kenapa kau selalu seperti ini, jangan sering sakit, Kau ini selalu saja menyusahkanku, aku tidak suka kalau kau sakit" omel wonwoo, namja itu duduk dipinggir kasur.

"Kau harus sekolah, disini ada ahjumma... kau osis oppa, jangan mengecewakan sekolah..." kataku, aku berbalik menatapnya sayu.

ahjumma sudah tidak ada dikamar semenjak wonwoo masuk kedalam.

"Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu, kau sangat berharga bagiku..." Wonwoo mengusap pipiku, kata-katanya terdengar begitu tulus, membuat hatiku bergetar, tanpa kusadari air mataku menetes.

"Oppa..." kataku, aku semakin terisak disaat wonwoo memelukku erat, sangat hangat .

"Hm?" Ia bergumam, aku tidak tahu... kenapa akhir-akhir ini kesehatanku sedikit melemah, aku tidak mau memiliki penyakit yang dapat membuat wonwoo sedih, sudah cukup aku sering mengerjainya, sudah cukup aku tidak sadar 4 hari, aku sudah menyusahkan wonwoo dalam banyak hal.

"Aku akan berhenti sebagai osis, tolong jangan menghalangiku" aku membelalakkan mataku, berhenti sebagai osis?

"T tapi..." aku belum menyelesaikan kata-kata 'ku, wonwoo menyium bibirku lembut, aku tidak bisa bergerak... wonwoo memegangi pundakku begitu kuat, aku sama sekali tidak memberi perlawanan kepadanya.

Tadi itu adalah first kiss ku, dan aku sedikit lega karena wonwoo yang mengambilnya, sekarang suasana terasa begitu awkward , wajahku memerah.

"Mianhae" suara wonwoo mulai terdengar "untuk apa?" Aku mengangkat alisku, "untuk tadi" jawabnya, aku tersenyum kearahnya "Gwechana, itu wajar kok" sahutku...

(To be continue)

Jangan lupa VOMENT ya guys~

I Always In Your Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang