4

9.3K 1.2K 52
                                    

ARDO

Sebenarnya aku lelah luar biasa, ada masalah di kantor dan harus selesai hari ini juga. Jadilah aku lembur dari kemarin dan tak bertemu Asha dua hari. Tak bertemu dengannya itu ada sesuatu yang kurang, apa aku mulai jatuh cinta? Baguslah kalau itu terjadi. Aku memang berniat jatuh cinta padanya. Walaupun dia masih ogah-ogahan denganku. Chat-ku sering diabaikan dengan banyak alasan. Tapi aku bisa apa. Aku kan sudah janji untuk tak memaksa dan mengaturnya.

Jadilah bertemu dengannya adalah salah satu cara mendekatkan diri karena chat-ku itu ibarat chat dari operator iklan yang tak perlu dibalas.

Asha sedang nonton dengan kakaknya dan aku memaksa untuk menjemputnya. Padahal aku udah janji nggak akan maksa atau ngatur lagi tapi aku ingin ketemu. Lalu sekarang aku ngapain selama nunggu dia selesai nonton yang masih ada 2 jam lagi.

Kalau pulang, nanggung nanti jadi bolak-balik. Nunggu di kantor garing krik-krik. Akhirnya aku nyusulin ke sana walaupun waktunya masih lama. Nunggu di sudut cafe sambil minum kopi, tapi malah ketemu Aya sama Nio. Kenapa harus ketemu mereka di saat aku lagi sendiri?

Aku berusaha tak memandang Aya sedikit pun, menimpali obrolannya tapi mataku fokus pada Nio atau terkadang fokus pada ponselku. Mengirim pesan pada Asha bahwa aku ada di cafe bersama Aya dan Nio.

To: Asha

Kalau sudah selesai kabari
Aku jemput ke atas
Aku di coffeetime bareng Aya dan Nio

Cukup lama tapi Asha tak juga membalas. Dia selalu seperti ini, jarang sekali mau membalas pesanku.

"Kamu kenapa kayak lagi kesel?" tanya Nio padaku.

"Asha tiap kukirimi pesan balasnya setahun kadang malah nggak dibalas," jawabku setengah curhat, dibalas kekehan oleh Nio dan tawa keras Aya.

"Asha emang gitu, dikit cuek. Lagian dia udah terbiasa sendiri, pinter-pinternya kamu aja kasih perhatian."

"Dia beneran punya kakak?"

"Kenapa? Cemburu?" sahut Nio.

"Kamu pikir aku bakal diem aja kalau ada cowok di kamar pacarku?"

"Pacar?" seru Aya dan Nio bersamaan bahkan Nio sampai berdiri tegak.

"Kalian kompak amat."

"Serius kalian pacaran?" tanya Aya.

"Maunya sih aku nikahin dia tapi aku ditolak."

"Orang gila yang mau ngiyain," sambung Nio.

"Kok bisa kalian pacaran?"

"Ya bisa, emang kenapa? Lagian aku udah move on dari suamimu," jawabku seraya melirik Nio. Sebenarnya di sini aku ingin meyakinkan pada Nio bahwa aku sudah tak mengharap Aya lagi.

"Ishhh... Btw Asha nonton apaan sih?" tanya Aya.

"Entahlah daritadi pesanku nggak ada yang dibalas."

"Lha itu dia Asha," seru Nio melambaikan tangannya pada Asha.

"Bang Hekal mana?" tanya Aya.

Next GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang