The One To Wipe My Tears

8.4K 362 6
                                    


Emil duduk di depan pintu ruang kuliahnya. Tangannya memangku sebuah novel dan di telinganya terpasang headset. Fokusnya pada bacaan fiksi itu membuatnya tak menyadari suara yang memanggilnya.


"Kebiasaan buruk."


Emil menegakkan kepalanya saat sepasang tangan dengan lancang menarik lepas headset-nya. Ia terpaku menatap pemilik tangan itu. Tak satu katapun keluar seperti biasa ia bertemu dengan orang itu.


"Ekspresi apa itu?" kata gadis itu kecewa.


"Ekspresi bahagia ... mungkin," Jawab Emil datar. Ia menyelipkan pembatas bukunya di halaman yang ia baca, merapikan gadget ke tas lalu berdiri. Pelukan ia hadiahkan pada kakaknya. Senyuman itu terlihat terpaksa, namun ia berusaha untuk terlihat bahagia.


"Selamat atas wisudanya,Kak. Maaf Emil tidak bisa datang. Dua minggu ini Emil ada ujian tengah semester." Katanya memberi penjelasan. Diva yang menjadi kakak kesayangannya itu mengangguk seraya berkata 'it's okay'.


"Masih ada ujian?" Emil menggeleng. "Bagus, kakak mau mengajakmu ke wisudanya Yudha. Oh iya, Yudha sudah memberitahumu kan soal tunangan?" Emil mengangguk. Jujur saja, ia tidak tahu harus senang atau marah sekarang. Diam-diam di hati kecilnya ingin sekali ia melenyapkan kakaknya detik itu juga.


____


"Bagaimana rasanya jadi anak kuliah?"


"Pertanyaannya terlambat, Kak. Ini sudah tahun kedua. Harusnya itu kakak tanyakan satu tahun yang lalu." Emil merengut.


"Kakak selalu menanyakanmu lewat Yudha. Sepertinya dia menjagamu cukup baik."


Sedikit mendesah karena jengkel, Emil memilin-milin kardigannya. Wah, menjadi saksi buat kebahagiaan sepasang kekasih yang dipertemukan kembali akan menjadi perannya sebentar lagi. Apa perannya akan berjalan lancar atau akan gagal total, Emil tak bisa memprediksinya sama sekali. Tentang Yudha, apa kabar reaksi anak itu nanti, tanya Emil dalam hatinya. Biar bagaimanapun, mengetahui yang sebenarnya pasti sudah membuat pria itu berpikir.


_____


Emil dan Diva memasuki gedung ICT yang menjadi tempat wisuda Yudha. Bucket bunga bertengger di tangan mereka. Tadinya Emil tidak ada niat untuk memberikan bunga pada calon kakak iparnya itu, tapi kakaknya telah memaksa. Entahlah bagaimana ia akan memberikan bunga itu nanti, ia juga bingung. Berada di sana saja ia sudah merasa asing.


Diva mencari-cari sosok Yudha di antara ratusan mahasiswa yang mengenakan seragam dan toga itu. Sedikit sulit memang, namun akhirnya ia menemukannya. Terlalu senang bertemu kekasih masa sma-nya, gadis itu melupakan Emil yang juga linglung mencari Yudha.


"Emilia, apa yang kau lakukan di sini?"


"Eh, kak Revan. Emil sama kak Diva...," Emil menghentikan kata-katanya karena Diva sudah tak ada di sana. Saat melihat ke sekeliling, barulah ia melihat moment pertemuan itu. Yudha dan kakaknya berpelukan mesra seakan mereka hanya berdua di sana. Emil benci adegan itu. Ia menghentakkan kakinya ke lantai.

Kiss The Rain (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang