Enam: Bayu, sialan!

84 11 0
                                    

Maaf, lama update, UKK soalnya.

Berharap nilainya bagus dan sesuai dengan harapan. Amiiin!!

Happy reading aja deh~~~

----------------

6 - Bayu, sialan! -

----------------

Hari ini hari sabtu. Shasi sudah bangun sejak jam lima subuh. Dia melakukan ba'da pagi terlebih dahulu, lalu melakukan ritual di kamar mandi. Butuh waktu hampir dua puluh menit untuk Shasi jika mandi di hari weekend. Entah apa yang dilakukan oleh cewek itu di dalam sana.

Sekarang, sudah jam enam lewat dan Shasi tengah berdiri di depan kaca besar yang ada di dalam kamarnya. Hari ini Shasi memakai kaos hitam dengan tulisan 'Peka." berwarna putih, di padu dengan skinny jeans hitam panjang, dan kaki yang masih belum menggunakan alas apapun. Sesekali, Shasi melakukan berbagai pose lalu terkikik sendiri sudah seperti orang gila.

Gedoran pintu yang kencang langsung membuat Shasi terperanjat kaget dan dengan segera membuka pintu dengan wajah marahnya. Shasi tahu siapa yang menggedor pintunya dengan kencang itu. Siapa lagi kalau bukan Bayu?

Shasi menatap Bayu yang tengah menatap dirinya dari atas hingga bawah lalu kembali lagi ke atas. Cewek itu tersenyum miring. "Lo ... terpukau?"tanya Shasi, pelan tapi cukup bisa membuat Bayu tersadar dari lamunan panjangnya. Cowok itu nampak terlihat salting karena ketangkap basah sedang memperhatikan Shasi. "Gue terpukau sama lo? Dunia kiamat mungkin."jawab Bayu, asal untuk menutupi dirinya yang sedang gugup.

Shasi tertawa, "Apa susahnya sih buat jujur doang, Bai? Tinggal bilang, 'iya, gue terpukau sama penampilan lo, Si', apa susahnya, heum?" Cewek itu kembali bertanya lagi.

"Jadi, cewek jangan sok kepedean, bisa?"tanya Bayu, sarkastik. Cowok itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran pintu kamar Shasi. "Lo bakalan terlihat cantik kalo jalannya sama gue."tambah Bayu. Ucapannya itu membuat Shasi menegang seketika dan dengan cepat dia menoyor kepala cowok itu untuk menghilangkan ketegangannya.

"Sakit, goblok! Sehari aja lo bisa nggak tanpa ngesiksa gue dengan berbagai cara lo itu? Penganiayaan nih namanya, gue bisa aja lapor lo ke polisi."ucap Bayu yang entah kenapa terlalu mendramatisir. Shasi jadi geli.

"Tapi, kalo lo mau balikan lagi sama gue, gue rela kok di apa-apain sama lo." Shasi hanya diam dan kembali menutup pintu kamarnya dengan cepat membuat Bayu tertawa di luar sana. Cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Dia bisa melihat tadi dengan jelas wajah Shasi yang memerah. Mungkin karena malu atau sedang menahan amarahnya?

"Cewek itu kenapa ngegemesin banget, sih?" Bayu bergumam lalu berjalan menuju ruang dapur di mana di sana ada Bunda dari Shasi dan juga seorang cowok berperawakan tinggi yang seperti anak kuliahan. Cowok itu adalah abangnya si Shasi, namanya Sandi.

"Bang Sandi, lagi ngapain?"tanya Bayu, memperhatikan seorang cowok yang tengah sibuk dengan kegiatannya. Sandi menoleh lalu memberikan satu gelas berukuran sedang ke Bayu, "Teh tarik buatan Akang Sandi, spesial buat kamu, dek Bayu." Bayu mengerjapkan matanya.

"Geli!"

"Ayo, kita ke depan, ngobrol-ngobrol."ajak Sandi, sesudah dia tertawa. Bayu menerima ajakan cowok tinggi itu. Kedua cowok itu berjalan menuju teras depan sambil membawa segelas teh tarik di tangan masing-masing.

Bayu duduk di samping Sandi. Mereka duduk dengan di depan mereka tersusun karangan bunga dengan berbagai macam jenis dan warna yang indah. "Gimana sekolah lo?"tanya Sandi, membuka percakapan.

"Biasa-biasa aja, Bang."jawab Bayu, lalu meminum teh tarik miliknya dengan perlahan seakan menikmati tiap tetes teh tarik tersebut. Teh tarik buatan Sandi memang yang paling enak. Ngomong-ngomong, Sandi itu mahasiswa fakultas olahraga di salah satu universitas ternama di Jakarta, yang sekarang ini cowok itu tengah melakukan PPL di sekolah Bayu dan Shasi.

ARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang