Delapan: Meminta Maaf

60 14 2
                                    

lagi senggang, jadinya update aja, walau saya sendiri tahu nggak ada yang nunggu cerita aneh ini haha:)

----------------

8 - Meminta Maaf -

----------------

Shasi masih setia berdiam diri di dalam kamarnya sejak dia pulang kemarin siang. Dan, sekarang sudah hari minggu di mana cuacanya sangat cerah untuk keluar dan menikmati itu semua. Tapi, sepertinya cewek itu lebih memilih di dalam kamarnya saja.

Kamarnya sangat berantakan bak kapal pecah. Tissue-tissue berserakan. Dia menangis setelah sampai di rumah kemarin. Entah apa yang membuatnya menangis tapi dia hanya ingin menumpahkan kekesalannya saat itu. Kalian pasti juga merasakan hal yang sama terhadap Shasi, di mana cowok yang kalian sukai tiba-tiba di peluk sama cewek lain. Sakit, bukan?

Drrt. Drrtt.

Getaran dari smartphonenya langsung membuat Shasi dengan cepat mengambil benda itu. Ada satu pesan masuk dari LINE dan itu dari Arkan. Shasi bimbang di antata ingin membaca pesan itu atau tidak. Tapi, tiba-tiba telunjuknya mengklik pesan Arkan.

ArkanF : Sha, lo kemarin kemana? Gue nyariin lo.

Selang beberapa detik kemudian, ada pesan masuk lagi dan itu juga dari orang yang sama.

ArkanF : Kenapa di read doang? Pls, jangan bikin gue merasa bersalah.
ArkanF : Kalo, gue ngelakuin kesalahan yang bikin lo sampe marah, oke gue minta maaf. Tapi, jangan diemin gue, Sha.

Tangan Shasi sudah gatal ingin membalas pesan Arkan. Maka dengan cepat, dia membalas pesan dari cowok itu.

Shasi Annas: Ih, siapa yang marah cuba? Kemarin, gue udah gatahan buat pup, makanya gue langsung kabur aja, deh. Sorry, ya.

Shasi nggak peduli kalau Arkan akan menyebut dirinya dengan sebutan cewek kotor dan menjijikkan.

Shasi berdiam diri di balkon kamarnya. Dia menatap ke bawah dan terlihat keluarganya plus Bayu tengah berkebun. Shasi ingin bergabung ke sana tapi tidak ada yang mengajaknya. Betapa sedih sekali nasib cewek ini. Lagian, Shasi belum mandi dan dia malas untuk pergi ke kamar mandi. Lalu, Bayu meneriakinya. Kenapa cowok itu bisa tahu kalau Shasi tengah ada di balkon?

"Eh Kanjeng Ratu, sudah bangun dari hibernasinya." Itu cowok lagi ngeledek gue, ya? Shasi membatin. Shasi memasang wajah datarnya, "Hibernasi? Lo kira gue beruang kutub?"teriak Shasi, dari balkonnya. Bayu tertawa di sana dan semua keluarga Shasi pun ikut tertawa melihat kelakuan Bayu yang suka sekali membuat Shasi kesal.

"Beruang kutub? Mana ada beruang kutub yang cantiknya kayak lo, Si." Blush! Wajah Shasi merah karena memalu dan tiba-tiba jantungnya berdetak lebih cepat. Dia bingung terhadap dirinya sendiri yang kenapa sekarang deg-degan kalau sedang di goda oleh Bayu? Itu aneh, bukan?

"Aiih, Bayu, kamu gemeshiin, deh. Gombalin aku juga, dong." Itu suara Sandi, abang dari Shasi. Ingatkan Shasi untuk mencabut bulu hidung cowok itu. Lalu, Bunda Shasi yang bernama Riana ikut menyahut.

"Kamu di ajarin gombal sama siapa, Bai?"tanya Riana, dengan tangan memegang selang air, ya wanita yang mulai menginjak umur setengah abad itu sedang menyiram air. Riana tahu kalau Bayu dan Shasi dulu pernah menjalin sebuah hubungan, tapi wanita itu tidak tahu hal penyebab dua anak manusia itu putus begitu saja.

"Di ajarin sama Om Adit, dong. Thanks, ya, Om." Adit adalah Ayah dari Sandi dan juga Shasi. Adit duduk rebahan di kursi panjang sembari mengacungkan jempolnya. Bayu kembali tertawa dan kepalanya terdongak ke atas.

Sudah tidak ada Shasi yang duduk di balkonnya. Kemungkinan cewek itu sudah masuk ke dalam kamarnya dan kembali marah kepada Bayu. Cowok itu mendesis, kenapa cowok di ciptakan untuk selalu di salahkan?

ARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang