7. Bertemu Bagas kembali

3.5K 246 11
                                    

"Uncle Veyel!!" Teriak Giral riang saat memasuki ruangan kerja Verrel.

"Jagoan uncle dateng." Ucap Verrel berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan menghampiri Giral dan mengangkat Giral tinggi-tinggi hingga membuat anak berumur 3 tahun itu tertawa cekikikan.

"kak Verrel! Anak gue jangan diangkat tinggi-tinggi! Entar jatoh!" Ucap Prilly karna Verrel mengangkat Giral memang cukup tinggi.

"Gak usah khawatir kali Lly, gak bakal jatuh dia" sanggah Verrel santai dan kali ini menurunkan Giral. "Tos sama uncle dulu" ucap Verrel sambil bertos ria dengan Giral.

"Nah, sekarang Giral makan ice cream dulu." Setelahnya Prilly pun membukakan secup ice cream coklat yg tadi di belinya di minimarket samping kantor, lalu memberinya ke Giral yg sudah duduk di sofa.

"Makacih mommy" ucap Giral kemudian. "Sama-sama anak gantengnya mommy" ucap Prilly sambil mengusap kepala Giral.

"Nah kan, keputusan gue waktu itu buat nyuruh lo gantiin posisi gue gak salah? Wuiih, perusahaan berkembang pesat sekarang. Hebat lo kak." Ucap Prilly salut pada kinerja Verrel yg telah menggantikannya sebagai CEO setelah ia menikah dengan Ali.

"iya dong. Ini kan juga berkat otak gue yg cerdas ini bawel" ucap Verrel bangga. sekarang ia benar-benar sudah fokus pada perusahaan. Padahal dulu, ia sangat tak ingin bergabung dengan Latuconsina grup dan ingin mengikuti jejak papanya yg hidup biasa saja. Tapi seiring berkembangnya waktu dan dunia semakin modern membuatnya berfikir 2 kali untuk menjadi karyawan biasa yg gajinya pas-pasan. Dan mungkin saja, jika ia tak mengikuti permintaan Prilly untuk menggantikan posisinya dulu. Ia saat ini harus bekerja keras untuk membeli sebuah rumah kecil untuk keluarga kecilnya.

"Kak Cinta gak kesini ya?" Tanya Prilly kemudian saat Verrel kembali sibuk dengan berkas-berkas.

"dia masih dijalan buat ke sini, sekalian bawain gue makan siang." Ucap Verrel yg mendapat anggukan mengerti dari Prilly yg duduk di sofa tepat di samping Giral. "Emang lo gak bawain Ali makan siang?" Lanjut Verrel beberapa saat kemudian.

"Udah tadi, abis itu lanjut ke sini buat liat-liat keadaan perusahaan." Ucap Prilly. Memang, sudah menjadi kebiasaannya untuk membawakan Ali makan siang.

"Onty Ii!!" Teriak si kecil Via yg baru tiba dan turun dari gendongan bundanya.

"Via dateng-dateng manggilnya Onty Ii duluan. Ayah nggak di panggil?" Ucap Verrel menggoda Via, anaknya sambil pura-pura mengerucutkan bibirnya.

"Hehe. Solly ayah" ucap anak berumur 4 tahun itu sambil terkekeh. Namanya Aviana Anandiana. umurnya berbeda hampir 1 tahun dari Giral. Dan dia juga mulai fasih mengucapkan tiap kata walaupun dengan catatan, anak itu belum mampu mengucapkan huruf "r".

"Pia mau ec klim kayak punya Gilal?" Ucap Giral yg tadi hanya diam melihat tingkah kakak sepupunya itu. "Iih, maau!"

****

Ali tersenyum melihat bekal yg dibawakan istrinya siang ini. Ayam goreng kampung, tumis kangkung, dan juga sambal terasi. Cukup menggugah selerahnya walaupun itu hanya masakan sederhana.

dengan segera, Ali berjalan kearah wastafel dan mencuci tangannya. Bukankah lebih nikmat jika memakan makanan seperti ini dengan cukup langsing memakai tangan saja?

Setelahnya, Ali pun berniat membawa makan siangnya ke sofa yg tidak jauh dari meja kerjanya. Tapi, belum melaksanakan niatnya, gerakan Ali tiba-tiba terhenti saat mendengar hpnya berbunyi di dekatnya.

Ali lalu mengambil hpnya, dan dilihatnya layar hpnya yg hanya memperlihatkan nomor sang pemanggil, tanda bahwa itu adalah nomor yg baru. Dan Ali tidak tau siapa pemilik nomor itu dan itu membuat Ali mengernyitkan dahinya. Ia bingung apakah ia akan menjawab panggilan itu atau tidak. Tapi mengingat bisa saja yg menghubunginya adalah rekan bisnisnya, Ali pun. memilih mengangkatnya

You Broke My Heart(again) *slow Update*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang