Mata yang jujur

401 15 0
                                    


Bi'sum mendongak, dengan wajah khawatir ia menatap Rizky dalam.
"tangan ibu keiris pisau pak, trus nangis!"
Jawab bi'sum singkat, Rizky merasa jantungnya bergendang tak karuan.
wajahnya mulai terasa panas..
Tanpa bertanya lagi ia kini sudah berlari kekamarnya..

Rizky tersentak mendapati Anisa yg terisak tanpa mempedulikan telunjuknya yg terus meneteskan darah kelantai.
"sayang km kenapa?? ya ampun kenapa tangan km bisa kegini?!"
Rizky buru2 meletakkan Cherin di tempat tidur dan berlutut menyentuh jari2 Anisa.
Sesaat kemudian ia bangkit berdiri dan berlari keluar kamar, Anisa masih terdiam membisu.

Rizky kembali lagi dengan sebuah kotak p3k, di tariknya kain kasa panjang2 dan membalut telunjuk Anisa agar lukanya yg menganga bisa tertutup rapat.
Anisa masih tak bergeming, ia membiarkan Rizky memperlakukan jemarinya sesukanya.
Ia bahkan tak menoleh sedikitpun kearah Rizky, matanya hanya menatap lantai yg berwarna putih bersih.
"sayang sebenarnya km kenapa? km lagi mikirin apa sih kenapa sampe kegini??"
Tanya Rizky khawatir, namun Anisa belum juga membuka suara.
Rizky merasa semakin terpojok, ia merasakan sesuatu yg membuat istrinya seperti itu berhubungan dengannya.
Perubahan diwajah Anisa begitu mendadak hingga ia tak tau harus berbuat apa.
Kemana senyum yg sejak tadi menemaninya??
Kemana tawa riuh yg tadi keluar dari bibir indahnya??

"apa ada masalah?? ayoo donk sayang cerita sama aku!"
Anisa masih belum mau menjawab, mulutnya seolah terkunci rapat.
Bukan karna ia bisu,
Bukan juga karna ia benci Rizky,
Tapi karna ia tak tau harus memulai darimana.
Kecurigaannya setahun silam terlalu tak masuk akal untuk diceritakan sekarang.
Rizky mulai panik melihat Anisa yg mulai mengelengkan kepalanya kesamping, seakan ingin tumbang.
Dengan sigap Rizky sudah merengkuhnya dan merasakan tubuh istrinya seoalh bergetar, membuat ribuan tanya berkecamuk dibenaknya.
Rizky pun menghela nafas sejenak dan tak ingin bertanya lagi.
Ia menggeser tubuh Anisa dan mengangkat kakinya untuk membaringkannya.
Rizky menatap bola mata Anisa yg basah, tak bersinar seperti biasanya, seakan disana tengah menyimpan luka selain luka ditelunjuknya.
Rizky mengusap2 rambut Anisa, lalu mencium keningnya lembut.
"aku gak tau apa yg terjadi sama km sayang, tapi please.. jangan diemin aku kegini..!"
Ucap Rizky lirih, hatinya teramat sakit melihat mulut Anisa yg mendadak bisu, seakan tak sudi berbicara dengannya.
Rizky masih menatap wajah Anisa yg terlihat sendu, dalam hatinya tak henti bertanya apa yg terjadi pada istrinya itu.

"huaaa..."
Tangis Cherin membuat tatapan Rizky beralih pada putri kecilnya,
Rizky segera menggendongnya dan menepuk2 pundaknya pelan, namun Cherin tak kunjung diam.
Dengan terpaksa Anisa pun akhirnya terduduk.
Tanpa bicara ia membentangkan kedua tangannya diudara, memberi isyarat agar Rizky memberikan Cherin padanya.
Rizky pun mengerti namun tak memberikannya.
"tangan km lagi sakit, sebaiknya km istirahat.."
Anisa terdiam sambil menarik tangannya kembali, namun tangis Cherin semakin pecah membuat Anisa bangkit berdiri dan merebut Cherin dengan pelan dari tangan Rizky.
Rizky hanya bisa menghela nafas, pasrah.

Rizky memperhatikan Anisa yg menimang Cherin dengan wajah yg meringis kesakitan, namun tanpa suara.
"sudah aku bilang biar aku yg gendong, sayang tolong km jangan keras kepala.."
Kata Rizky pelan seolah memohon, Anisa seakan tak perduli..
Ia terus berdiri sambil mengoyang2kan tubuhnya menimang Cherin, Sesekali ia melihat bintang2 kecil berputar2 dikepalanya.
Anisa melebarkan matanya, menggeleng2 cepat agar matanya tak terpejam.
Kepalanya terasa berat, pusing dan..

Untuk kedua kalinya Anisa nyaris tumbang, kembali dengan cepat Rizky menopangnya.
Memeluk 2 orang yg ia kasihi secara mendadak membuatnya juga hampir terjatuh, Istri dan Putrinya.
Anisa menarik tubuhnya perlahan, ia membawa Cherin yg mulai tenang kembali ke kasurnya.
Anisa terduduk masih dalam diamnya, terlalu banyak fikiran yg berkecamuk dibenaknya, hingga tak bisa diungkapkan dengan kata.
Rizky pun duduk disebelahnya, mengusap2 rambut istrinya lembut.
'hhhh... km istirahat ya sayang.."
Anisa masih menutup mulutnya, lalu menyerahkan Cherin pada Rizky.
Ia kembali berbaring membelakangi Rizky, tak ingin menunjukkan wajah muramnya.
Rizky meletakkan Cherin ke dalam box'nya dan kembali keranjangnya.
Ditariknya selimut untuk menutupi tubuh istrinya, lalu menempelkan bibirnya ke kepala Anisa, mencium rambut indah itu lama...

Jodoh Pasti Bertemu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang