Menyusun Rencana

1.7K 106 6
                                    

Di dalam sebuah kamar yang begitu luas enam orang perempuan muda berkumpul dan saling diam. Masing masing dari mereka belum ada satu pun yang membuka suara.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Rona memecah keheningan setelah keluar dari kamar mandi.

"Kita tidak bisa bermalas malasan di sini," lanjut Shania bangun dari posisi tidurnya di kasur.

"Tenanglah sebentar! Aku sedang menunggu balasan dari seseorang," ucap Melody tenang sambil bersadar pada pinggir kasur dan mengecek pesan masuk di hp-nya.

"Kita akan bergerak sesuai rencana," ucap Veranda sambil bertelefon dengan seseorang dan menyandarkan diri di kursi balkon yang menghadap langsung ke sebuah taman belakang rumah.

"Baiklah! Aku juga harus menghubungi seseorang," ucap Naomi sambil membanunkan diri dari kegiatannya di sofa dan terduduk untuk menghubungi seseorang.

"Baiklah! Aku Shania dan Rona akan memanasi kendaraan dulu," ucap Nabilah sambil menyudahi permainannya dan bangun dari rebahannya di atas paha Melody dan pergi meninggalkan kamar itu bersama Shania dan Rona di belakangnya.

Setelah kepergian ketiga adiknya mereka hanya disibukkan dengan tugas mereka masing masing dan setelah selesai mereka mulai meninggalkan kamar itu satu persatu dari Melody hingga yang terakhir Naomi.

~ ~ ~

Di garasi Nabilah dan Rona memanaskan motor yang akan dipakai, sedangkan Shania memanaskan mobil. Di saat mereka sedang menunggu Melody, Veranda, dan Naomi datang, Opa mereka menghampiri dan berkata, "Kalian mau pergi ke mana?"

"Kita hanya ingin mencari udara segar. Berlama lama di dalam rumah ini sungguh membosankan," jawab Shania yang masih asik bersandar pada mobilnya tanpa memalingkan wajahnya dari handphone kesayangannya.

"Kalian tidak akan berulahkan?" Tanya Opa menyelidiki.

"Opa tenang saja kita tidak akan berulah sekarang ini. Kalau untuk nanti nanti kami tidak janji," balas Rona yang masih asik duduk bersandar di jok motornya sambil asik membaca pesan masuk di handphonenya.

"Ingat ini Indonesia jadi jangan bikin malu opa dan jangan cari masalah di sini," tegas sang Opa memperingati cucu perempuannya.

"Kami tidak janji. Selama opa masih belum mau mengakui keberadaan kami, maka mungkin kami akan tetap selamanya seperti ini," balas Nabilah yang masih asik dengan game di handphone-nya.

Ketika Sang Opa ingin menasehatinya, keempat kakak laki laki mereka datang menghampiri mereka.

"Kalian bisa sopan sedikit sama opa kalian tidak? Bagaimanapun juga dia Opah kalian juga," ucap Romy yang sudah berdiri di samping opanya.

"Kita selalu bersabar dengan sikap Opa yang selalu pilih kasih dan kita juga punya batasannya Kak. Romy," balas Melody dari arah belakang Romy sambil menaiki motor dan memakai helmnya, diikuti Nabilah yang duduk di bagian belakangya.

"Kita juga sudah mencoba untuk sopan sama Opa, karna kita tau bagaimanapun juga Opa tetep Opah kita. Tapi opa yang selalu memancing emosi kita untuk berbuat sebaliknya," lanjut Veranda yang datang bersamaan dengan Melody sambil memasuki mobil di bagian kemudi dan diikuti Shania di bagian samping kemudi.

"Jadi sebaiknya kalian minggir! Kami ingin lewat," ucap Naomi yang telah siap di motornya tidak lupa Rona yang duduk di bagian belakangnya.

"Jaga bicara kalian...," ucap Opa terpotong.

Sebelum Opa mereka menyelesaikan ucapannya, Melody sudah membunyikan klaksonnya pertanda dia tidak ingin berlama lama mendengarkan ocehan opanya diikuti Naomi dan Veranda yang membunyikan klakso mereka juga. Opanya dibuat kesal dengan sifat mereka dan segera menyingkir dari tempat tersebut dan menuju kearah mobilnya untuk pergi diikuti keempat cucu lelakinya.

We are Gangster and Gentle PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang