Kabar Buruk: Kematian Sang Ayah

2.1K 102 0
                                    

Seoul, Korea Selatan – Jam 1.28 PM

Di sebuah rumah yang terlihat sepi, pintu terbuka dan memperlihatkan dua kakak beradik yang sepertinya baru pulang dari kegiatan mereka di luar setelah mereka sampai pada ruang tamu mereka langsung merebahkan tubuh mereka disebuah sofa yang terdapat di ruang tamu. Kemdian seorang pembantu mereka lewat di samping mereka.

"Bi..mama sama Kak. Romy mana? Kok mereka tidak nyambut kita sih," tanya Rona kepada pembantunya itu.

"Nyonya lagi pergi ke supermarket dan Den Romy lagi pergi sama teman temannya, paling bentar lagi juga Den Romy pulang," jawab pembantu mereka.

"Oh ya udah deh bi," sahut Naomi menanggapi jawaban pembantunya.

"Kalau gitu bibi permisi dulu mau lanjut bersihin rumah," pamit pembantu mereka.

"Ok bi," sahut Rona dan diikuti oleh Naomi yang berdiri dan bersiap untuk pergi ke dapur.

"Mau sekalian diambilin minum ga nih?" Tawar Naomi sebelum dirinya benar benar pergi menuju dapur.

"Oh ya kak, sekalian ya. Aus nih," balas Rona.

"Ya udah tunggu disini, kakak ambil dulu," ucap Naomi berlalu pergi menuju dapur.

"Thanks kakakku yang baik, hehehe," teriak Rona karna sang kakak sudah menghilang dari arah pandangannya diselingi kekehan.

~ ~ ~

NewYork – Jam 23.14 PM

Di depan sebuah rumah terdapat sebuah mobil yang berjalan memasuki sebuah rumah. Mobil tersebut kemudian berhenti dan memperlihatkan orang yang berada di dalam mobil tersebut dan kemudian kedua orang itu masuk ke dalam rumah.

Setelah mereka masuk ke dalam rumah mereka melihat kedua kakaknya sedang asik menonton telvisi.

"Hallo kakak kakakku yang ganteng lagi ngapain nih berduaan saja," ucap Veranda saat melewati ruang televisi dan kemudian ikut bergabung bersama kedua kakaknya diikuti Shania disampingnya.

"So pasti donk, ga liat nih kita lagi nonton. Lagian mau sama siapa lagi? Ini rumah cuma ada kita. Kemana aja kalian jam segini baru pulang?" Jawab sang kakak kedua Veranda bernama Satrio di seilingi pertanyaan.

"Hmm, palingan mereka balapan lagi terus main kejar kejaran deh tuh sama polisi kesayangannya," jawab Nando kakak tertua mereka.

"Ishh apaaan sih kakak ini. Eh, ngomong ngomong mommy mana?" Tanya Shania yang sedari tadi tidak melihat Mommy-nya.

"Lu ga liat jam? Udah jam segini mommy juga udah tidur keless," jawab Satrio.

"Yaelah kak biasa aja kali balesnya, kalau gitu aku kekamar dulu," ucap Veranda dan mulai berajak pergi menuju kamarnya di lantai dua.

"Ehh, tunggu kak! Aku ikut. Owh iya kalian ga tidur juga? Ati ati loh didatengin hantu baru tau rasa hiiii," ucap Shania kepada kedua kakak laki lakinya sambil melipir ke kamar menyusul kakak perempuannya.

"SHANJUUUU!" Teriak kompak kedua kakak lelaki mereka karna ulah Shania yang langsung mematikan televisi yang sedang asik mereka tonton.

"Dasar adik durhaka, main matiin televisi aja. Gak tau apa lagi seru serunya tadi. Lagi pua masa iya di NewYork ada setan," kesal Satrio sambil menyalakan kembali televisinya.

"Hahahahaha, sudah nasib punya adik kayak gitu," tawa Nando yang sudah terbiasa dengan kenakalan adiknya itu.

"Ehh tapi bisa juga sih barang kali aja si Pocong atau Kunti sedang liburan kesini," ucap Satrio menakuti kakak satu satunya itu.

We are Gangster and Gentle PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang