Dimulainya Rencana

1.6K 82 6
                                    

Di pagi hari yang cerah tampak sebuah keluarga sedang menikmati sarapan pagi mereka di sebuah ruang makan.

"Sial, baru tidur beberapa jam udah dibangunin aja," ucap Shania yang lagsung duduk di meja maka.

"Kalian kan harus sekolah pagi ini...masa anak baru telat sihh," ucap Romy yang sedang mengoleskan selai ke dalam rotinya.

"Lagi pula opah pakai acara nyekolahin kita di sekolah umum sih," ucap Rona yang masih kesal karna tidurnya tiba tiba keganggu oleh kakaknya sambil menyesap susu yang tersedia di depannya.

"Kitakan sudah terbiasa home-schooling," lanjut Nabilah yang masih sempat menguap di tengah tengah perbincangan.

"Itu sih kalian tanya sendiri sama Opah. Palingan, biar kalian tidak cari masalah di luar," jawab Vernado kakak yang paling tua di antara mereka sambil menikmati sarapannya.

"Ga banget caranya. Walau begitu kita juga bisa mengacau di sekolah bukan? Bukankah itu akan lebih memalukan Opah?" Ucap Naomi yang tak mengerti jalan pikiran Opahnya.

"Jangan sekali kalinya kalian berbuat kacau di sekolahan. Jika Opah dapat laporan bahwa kalian berulah Opah ga segan segan akan mengurung kalian di dalam rumah, tak ada izin sama sekali untuk keluar dari rumah. Ditambah semua fasilitas yang sudah Opah kasih akan Opah ambil. Mengerti!" Tegas Opah kepada keenam cucu perempuannya dan bergabung menikmati sarapan pagi yang telah tersaji.

"Hanya itu kah Opah? Tidak adakah ancaman lainnnya? Kita gak takut ancaman Opah," Jawab Veranda yang geram akan ancaman yang selalu sama.

"Biar Opah gak mengungkit masalah yang sama mending semua fasilitas yang Opah berikan kami kembalikan sekarang," ucap Melody yang benar benar muak dengan semua ancaman Opahnya sambil memberikan kunci mobil dan beberapa kartu kredit kepada Opahnya diikuti Veranda, Naomi, serta adik adiknya.

Setela meyereahkan semua fasilitas yang diberikan Opah mereka, mereka langsung pergi meninggalkan ruang makan tersebut.

"Ingat! Barang barang yang kalian berikan semua kepada Opah tidak bisa kalian ambil lagi. Kecuali kalian memperbaiki sikap kalian," jelas Opah.

"Opah yang harus mengerti kita. Jika cara opah yang seperti ini terus kami tidak akan merubah sifat kami ini. Yang buat kami seperti ini adalah Opah sendiri," ucap Rona melangkah pergi mengikuti jejak kakak kakaknya yang telah terlebih dahulu pergi.

"Mereka selalu menyembunyikan apa yang mereka kerjakan bahkan kami tidak pernah mengetahui sama sekali. Tapi saat kita terdesak dan nyaris buntu mereka bisa memberikan solusi yang benar benar telak," ucap Revan sambil menatap kepergian adik adiknya.

"Mereka juga berani mengambil tindakan seperti itu dengan tenang. Pasti hal itu tidak akan menyulitkan mereka," lajutnnya.

"Opah juga berpikir sama sepertimu Revan tapi segala informasi yang opah dapat dari orang kepercayaan opah mengenai mereka sungguh abu abu. Tak ada satupun informasi yang bisa menjelaskan semuanya," jelas Opah.

Opah hanya bisa berharap saja adik adik kalian tidak akan berulah di sekolah barunya. Opah sengaja memasukan mereka ke sekolah umum karna opah tidak mau mereka terlibat dalam khasus kita," lanjutnya.

"Apa Opah yakin? Menurut pengalaman Romy sih tidak? Sesibuk apapun mereka masih bisa melakukannya. Romy juga yakin mereka sudah mulai bergerak menyelidiki kasus ini," ucap Romy mencoba mengira ngira.

"Sepertinya Opah harus menerima mereka bahwa mereka juga bagian dari kita kemampuan mereka juga tidak kalah atau bahkan melebihi kita," ucap Satrio menyudahi sarapannya dengan menutupnya dengan menghabiskan sisa susu yang berada di sampingnya.

We are Gangster and Gentle PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang