Bab 32: The Dark Side

111K 6K 424
                                    

Hai!

Selamat berbuka puasa untuk yang menjalankan ibadah puasa😊

Aku bawain Mas Akmal sama Mba Oca nih😄

Selamat membaca^^

***

Sudah hampir dua minggu berlalu semenjak kepergian Aira, suasana duka jelas masih terasa, terlebih Lisa yang masih terpukul dan masih banyak diam. Arif sendiri mulai menata hatinya yang hancur dan mulai menerima kepergian Aira yang begitu cepat.

Rumah besar yang seharusnya ramai karena kehadiran seorang bayi malah berubah menjadi sepi karena masih dalam suasana berduka.

Oca tersenyum lembut menatap bayi tampan yang sedang tidur lelap di ranjang, namun senyumnya berubah ketika ia mengingat adik iparnya yang sudah pergi.

Mengingat Aira yang tidak bisa menyentuh putranya. Jangankan menyentuh, melihat pun tidak bisa Aira lakukan.

Oca menghela nafas berat, ia tidak bisa membayangkan jika dirinya yang mengalami semua ini. Pasti akan berat sekali tidak bisa menyentuh dan melihat anaknya.

Namun mau bagaimana lagi? Yang namanya takdir Allah tidak bisa ditentang kan?

"Semoga bahagia disisi-Nya, Ra." Gumam Oca sambil menatap bayi yang sedang terlelap dihadapannya.

Mengingat Aira, Oca jadi teringat sesuatu. Kado dari Aira.

Oca bergegas membuka lemari pakaian untuk mencari bungkusan yang diberikan Aira setelah acara resepsinya.

"Dimana ya.." Gumam Oca sambil menyibak pakaian-pakaian yang menutupi pandangannya, "Ini dia!"

Oca mengeluarkan tas karton yang tersimpan rapi di lemari bagian bawah.

Setelah acara resepsi, Oca maupun Akmal memang belum sempat membuka kado-kado yang mereka terima. Bagaimana bisa membuka kado jika mereka saja masih berkabung?

Oca mengeluarkan sebuah kardus bertuliskan Alexandre Christie yang terdapat di dalam tas karton itu, dan sebuah kartu ucapan.

Oca segera membuka kartu ucapan itu, yang sudah pasti dari adik iparnya.

To:

My beloved brother and his lovely angel

Hai, kalian berdua!

Kita berdua, I mean, aku dan Azzam mengucapkan selamat atas pernikahan kalian!

Jangan tanya siapa Azzam, dia itu pacar abadiku! Hihihi.

Azzam itu bayiku, fyi. Cuma nama panggilan sih, buat nama lengkap aku belum tau. Kalian bisa bantu aku kasih nama lengkap buat dia kan?

Oya, back to topic. Selamat atas pernikahan kalian yang sudah berjalan hampir tiga bulan, and still counting, tentu saja.

Semoga selalu mesra, saling perhatian, dan saling setia sampai kakek-nenek. Aamiin. Jangan berantem terus!

Kak, kalau misalnya disaat proses persalinanku terjadi hal-hal yang enggak diinginkan, dan dokter nyuruh kalian milih antara aku atau Azzam. Aku mohon kalian pilih Azzam. Dia lebih berhak hidup daripada aku.

Dan, Kak, aku ada satu permintaan untuk kalian yang aku harap kalian bisa memenuhi permintaan terakhirku ini.

Kalau misalnya Azzam terlahir tanpa aku, tolong jaga Azzam, Kak.

Tolong anggap Azzam sebagai anak kalian dan tolong rawat dia sebaik mungkin.

Permintaanku hanya satu, tapi cukup berat bukan? Tapi aku akan sangat berterima kasih dan akan sangat bahagia jika kalian memenuhinya.

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang