"Dia udah kayak kakak eh bodyguard deh kayaknya.." kataku berterus terang.
Kak Dirga tertawa geli "dua minggu lagi ada acara tahunan kampus. Kita rencananya mau ngadain pensi di BN cruise.."
BN cruise adalah yacht buatan kak Bian diusianya 15 tahun. Yacht rancangan pertama yang dibuatnya dan selama ini jarang digunakan kecuali saat saat penting.
Aku mengangguk sambil tersenyum "aku gak sabar nunggu dua minggu lagi. Kakak ntar ikut kan.."
Kak Dirga tersenyum "akukan ketua panitianya. Jelas aku ikut lah.."
Kak Dirga mengambil sesuatu dari dalam tasnya lalu mengeluarkan sekotak coklat dari dalamnya dan diserahkannya padaku.
"Nicky. Pulang sekarang.." suara kak Bian yang aku yakin kini berdiri di belakangku membuat senyumku sirna.
Kak Dirga melihat kearah belakangku dengan tatapan rendah diri, aku yakin ini karena intimidasi dari kak Bian. Kak Bian meraih tasku dan menarik lenganku lalu menyeretku pergi.
Aku menangis di dalam mobil sambil menghapus airmata dengan punggung tanganku.
"Kamu bandel sekali. Udah kakak bilang, kamu jangan pacaran kenapa gak mau denger.."Aku menunduk sambil memainkan jari jemariku. "Kak Dirga cuma ngasih tahu dua minggu lagi ada acara tahunan dengan BN cruise.." cicitku.
Kak Bian menatapku tajam sementara aku hanya berani meliriknya. "Kamu pikir kakak gak tahu motifnya. Acara tahunan bisa dilihat di mading gak perlu ngasih tahu secara pribadi. Pake acara beri coklat murahan segala.."
Sepanjang jalan pulang kak Bian menceramahiku dan aku hanya bisa menunduk sambil menangis. Aku ini seorang Rahardian kak bukan Jayanata. Lagian apa yang akan didapat kak Dirga dariku.
Sebuah jentikan jari melayang lumayan sakit di keningku. "Sekali lagi kakak ingatkan, berani dekat sama cowok. Kakak akan menyeretmu ke KUA dan kakak gak main main dengan ucapan kakak.."
"Dimana mana hukuman itu dikurung di rumah atau gak ngasih uang saku bukannya nyeret ke KUA. Ck, dasar kak Bian mau cari teman bujang lapuk jangan aku dong.."
"Ouch.."sekali lagi jentikan jari yang cukup keras melayang di keningku.
"Kamu ngatain kakak bujang lapuk.."
Kok dia tahu aku ngatain dia bujang lapuk. Orang aku ngomongnya dalam hati.
"Dimana mana hukuman itu dikurung di rumah atau gak ngasih uang saku bukannya nyeret ke KUA. Ck, dasar kak Bian mau cari teman bujang lapuk jangan aku dong.." kata kak Bian mengulang kalimatku.Aku menoleh sambil mengerjap ngerjapkan mata. Kak Bian membelokkan mobilnya masuk ke gerbang rumah sambil melirik dengan wajah dihiasi senyum di satu sudut bibirnya.
Kak Bian menjentik keningku lagi "Kakak gak baca pikiranmu. Kamu tadi ngomong sendiri.."
Kuusap keningku yang terasa panas. Nasib punya kak Bian disampingku ya begini. Sabar sabar..
Part 6Aku turun dari mobil dengan wajah manyun dan masih mengusap dahi yang masih terasa panas. Kak Bian mendorongku dari belakang dan memasuki rumahnya.
"Kak, aku mau pulang.."rengekku saat kak Bian mendorongku masuk rumah.
"Kitakan emang pulang. Kamu ini.."
"Rumahku lewat samping kak. Pekerjaanku banyak kak.."
"Kamu pikir pekerjaan kakak sedikit. Udah nurut aja.."
Aku melirik kak Bian yang kini duduk di sebelahku. Pantas saja aku diseret masuk ke rumah ternyata perempuan yang kulihat di kantor kak Bian yang merupakan putri pertama fork company sekarang sedang bermain ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW AFTER STROM
Randombaca ya sama vote and coment Gk bakal nyesel kok baca cerita ini Okey yes've directly read yes