part 6

117 4 0
                                    

Terima kasih buat yang udah
Baca sampai part 6.

*****
Part 6

"Kakak tahu. Mulai sekarang kakak mau kamu rubah selera pakaianmu, kakak mau kamu pake kartu ini dan setiap bulan harus ada pengeluaran tidak setiap minggu harus ada pembelian menggunakan kartu ini.."

Aku menerima kartu dan kumasukkan ke dompet lumayanlah bisa buat ngembangin sayap bisnis. Aku tersenyum senang dengan ideku lalu lagi lagi kak Bian melumat bibirku dan kami lagi lagi terlibat ciuman panas.

"Kakak..ih. Kok kakak jadi m*sum begini sih.." rengekku.

Kak Bian tersenyum sambil mengacak acak rambutku

"Kamu boleh beliin apapun asal jangan untuk pengembangan bisnismu. Kamu kira kakak gak tahu isi pikiranmu. Sudah sana ntar telat lagi.."

Aku meliriknya sambil geleng geleng kepala.

"Mau ciuman lagi dari kakak.." kata kak Bian lengkap dengan seringaiannya.

Mataku melebar lalu mengedip ngedip. Kak Bian jadi aneh sekarang, huaa mending ngacir daripada telat gara gara berciuman sama kak Bian.

Aku menghela nafas berat lalu melangkah sambil senyum senyum sendiri, ciuman kami bahkan masih begitu terasa.

"Nicky.."

Mama berjalan dengan begitu anggun mendekatiku.
"Nanti pulang kuliah. Mama ajak ke butik langganan mama. Mama ingin kamu tampil cantik untuk conferensi pers 2 hari lagi.."

"Iya ma. Nanti Nicky jemput mama di kantor.."

Mama tersenyum lalu memelukku. "Mama tidak sabar menunggu hari pernikahan kalian dan menimang cucu.."

"Mama.." rajukku manja. Membayangkan melakukan malam pertama sama kak Bian bikin wajahku memerah seperti udang rebus.

Kuliah baru saja selesai dan seperti biasa kak Dirga masuk ke dalam. Entah mengapa sejak lamaran perasaanku ke kak Dirga tidak seperti dulu.

"Hai Nick. Kamu ada acara ndak hari ini.." kata kak Dirga dengan senyum indahnya.

Aku memasukkan buku dan alat tulisku ke dalam tas "maaf kak. Aku ada acara sama mama Helena.." kataku hampir menyebut nama mama.

Kak Dirga menaikkan satu alisnya "Oh, okelah kalo gitu. Ehm ini.." kak Dirga memberiku sekotak coklat yang diletakkan diatas meja.

"Ambil kembali coklat itu. Nicky, tunanganku. Jangan coba coba menggodanya.." ucap kak Bian yang aku yakin sedang berdiri di belakangku.

Kak Dirga terkejut sebentar kemudian kecewa "oh, Sorry Nick. Bye.." kata kak Dirga sambil meraih coklatnya kembali.
"Ouch.." kak Bian menyentil keningku keras sekali di depan mama pula.

Mama mendelik dan menjewer kak Bian, kujulurkan lidahku dengan senyum kemenangan.

"Dia ma yang salah. Sudah punya tunangan masih m*sum sama cowok lain.."

Mataku terbelalak, sejak kapan kak Bian jadi aneh begini ya. Ih, aneh banget deh. Mana kak Bian yang terlihat jaim dan sok cool itu.
Kulihat kak Bian sewot berjalan di belakang sementara aku dan mama jalan bergandengan tangan mesra.

"Mam, kak Bian jadi aneh sejak melamar Nicky. Kenapa ya mam.." bisikku ke telinga mama.

Mama mengerlingku "itu karena dia di serang mabuk cinta. Papa dulu juga begitu, malah lebih parah.." mama tersenyum membayangkan masa mudanya.

Kira-kira masa pacaran ayah sama ibu gimana ya. Aku bahkan tidak tahu rupa ibu. Ayah hanya tersenyum setiap aku menanyakan tentang ibu lalu pergi begitu saja. Aku jadi murung mengingatnya.

RAINBOW AFTER STROMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang