*****
Papa, mama, ayah, aku dan kak Bian duduk di ruang keluarga sambil mengikuti berita mengenai pertunanganku.
"Aku sudah memprediksikan berita yang muncul pasti dikaitkan dengan 20 tahun lalu.." ujar papa.
Mama memicingkan mata "aish. Begini ini yang bikin negara kita gak maju. Pemikirannya sempit, yang lalu urusan lalu kenapa di ungkit ungkit.."
Ayah mengangguk "maafkan saya pak, bu.."
Aku menatap wajah tiga orang paruh baya sambil menautkan dua alisku. "Ayah, sebenarnya apa yang terjadi 20 tahun lalu. Aku yakin ini ada hubungannya denganku.."
Ayah hanya menatapku tanpa menjawab.
"Katakan ayah atau aku harus mencari tahu sendiri. Apa ini berhubungan dengan ibu.." desakku.
Papa menghela nafas "ada baiknya Nicky tahu duduk permasalahannya.."
Ayah mengangguk "saya akan mengatakannya secara 4 mata dengan Nicky. Saya mohon pengertiannya.."
Papa mengangguk angguk "ya..ya..katakan saja seperti maumu.."
Airmataku tiba tiba menetes saat tahu kebenaran tentang ibu dari cerita ayah. Aku membungkam mulutku menahan diri untuk tidak histeris.
Ibuku dulu tinggal di paviliun rumah keluarga Jayanata bersama ayah dan kakek. Saat itu kakek adalah asisten CEO Darmono Jayanata ayah dari papa sedang ayah adalah asisten wakil CEO yang adalah papa. Ibu seorang janda beranak 1 saat menikah dengan ayah, putrinya masih berusia setahun saat itu. Kehidupan rumah tangga ayah dan ibu awalnya baik baik saja hingga tiba tiba ibu mengatakan bahwa putrinya yang bernama Bianca adalah hasil dari hubungan gelap bersama papa. Alasan mengapa ibu menikah dengan ayah tak lain adalah untuk melancarkan keinginannya untuk bersatu dengan papa.Saat itu keluarga Jayanata dan Rahardian menjadi gempar, bahkan opa Darmono dan kakek masuk rumah sakit karena anfal. Papa melakukan tes DNA pada Kak Bianca dan setelah hasilnya keluar papa membuat conferensi pers untuk meluruskan masalah yang dibuat ibu. Papa dan ibu memang pernah saling mencinta namun kejadian itu sudah sangat lama bahkan sebelum papa menikah dengan mama. Saat tahu papa di jodohkan dengan mama, ibu tak terima apalagi saat mengetahui papa sangat mencintai mama. Ibu pernah move on dan menikah dengan seorang pria hingga lahirlah kKak Bianca, namun cinta ibu kepada papa masih sangat besar hingga timbul satu cara mendekati papa yang tak lain adalah menikah dengan ayah yang seluruh dunia tahu ayah tinggal di paviliun papa. Itulah alasan ibu menikah dengan ayah hingga ibu mengandungku, buah cinta ayah pada ibu.
Saat ayah tahu kebenarannya, Ayah berang bukan main hingga membuatnya kalap dan mengusir ibu namun niat itu urung karena saat itu ibu mengandung. Akhirnya ayah memilih pergi dengan ibu dan tinggal di mess karyawan hingga ibu melahirkanku. Saat aku lahir, ayah melakukan tes DNA padaku dan setelah tahu aku anak kandung ayah, ayah membawaku dan menceraikan ibu. Keluarga Jayanata yang tahu kondisi ini membawa ayah kembali ke paviliun dan sejak saat itulah aku secara tidak sah diangkat anak oleh keluarga Jayanata dan mengasuhku sama dengan kak Bian yang selisih usianya 9 tahun dariku."Sejahat itukah ibu. Keluarga Jayanata begitu baik dengan kita. Ayah, aku tidak mau bertemu ibu. Aku takut.." kataku sambil terisak dan memeluk tubuh ayah.
Ayah menepuk pundakku "Kamu benar benar anak Rahardian. Ayah bangga padamu.."
Kepalaku yang terasa berat kularutkan bersama air kolam. Hanya ini pelarianku, membuang tenaga dan amarahku dengan berenang. Pantas saja wartawan mencerca kami dengan begitu banyak pertanyaan tentang skandal yang sebenarnya tak lain adalah tipu daya ibu.
Tak lelah seusai berenang, kutuangkan pikiranku di atas kertas dengan mendesain dan membuat sebuah boneka kelinci hingga boneka itu kini telah jadi bersamaan dengan ayah yang baru selesai mandi dan sebentar lagi ia akan berangkat bekerja.
Bursa saham bergejolak, saham Jayanata group turun drastis semua akibat berita yang menjadi simpang siur dan terkesan berlebihan. Papa marah besar hingga memukul sandaran kursi "Pasti ada yang menunggangi masalah ini.."pekik papa.Mama menghela nafas "kira kira siapa pa, lantas apa latar belakangnya sampai mereka tega menyangkut pautkan persoalan ini dengan perusahaan.." kata mama panik.
"Perlu bukti ma, yang pasti para pemegang saham dan investor menjadi resah. Kamu Bian, bagaimana dengan kapalmu.." tanya papa ke kak Bian.
Kak Bian yang duduk di sampingku memeluk tubuhku dari samping "masalah kapal kita bicarakan di kantor pa. Aku gak suka bahas pekerjaan di rumah.."kata kak Bian.
Papa menghela nafas dan meletakkan kacamata bacanya diatas meja. "Semoga kabar yang kudengar tadi sore tidak benar. Kamu tahu, proyekmu sangat berpengaruh pada posisi perusahaan kita.." kata papa sebelum beranjak pergi.
Di kampus, aku melihat berita tentangku yang dianggap Cinderella kesiangan, tak masalah bagiku. Namun berita yang paling membuatku sakit adalah berita tentang kecelakaan kapal terbaru rancangan kakak yang membuat anjloknya harga saham Jayanata.
"Kudengar azimuth thruster tidak bekerja dengan baik membuat manuvernya buruk dan kapal menjadi oleng.." kata kak Dirga yang kini berdiri di sebelahku.Aku menoleh, aku tak paham tentang seluk beluk kapal. "Apakah bahaya kak.." tanyaku.
Kak Dirga menoleh "Tentu saja. Apalagi aku dengar mesin tidak bekerja dengan baik sampai air bisa merangkak naik. Kupikir ini ada sabotase.." kata kak Dirga.
Aku memicingkan mata tak paham dengan apa yang diucapkan kak Dirga kecuali ini semua hal buruk. Aku menghela nafas "Apa skenario terburuknya kak.." tanyaku.
Kak Dirga mengedikkan bahu "Melihat kekacauan itu, kurasa harus cari modal tambahan dan membuat produk baru selain itu ehm, membersihkan citra keluarga Jayanata.." kata Kak Dirga.
Aku menunduk lalu berjalan menuju perpustakaan. Aku duduk di sebuah kursi yang terletak di sudut ruangan sambil membaca berita online melalui tab putihku. Hatiku sakit saat melihat foto papa dan kak Bian yang tampak tegang ditambah artikel-artikel yang seolah menyudutkan posisi papa dan kak Bian. Airmataku tak terasa bercucuran hingga menetes di layar tab.
Seseorang tiba tiba merebut tab dari genggamanku, aku menengadah menatap sosok pria yang sumpah tak ingin kulihat keberadaannya. Aku berdiri dengan wajah penuh amarah "KAMU..."teriakku sambil menunjuk seorang cowok paling songong dan menyebalkan sedunia.Masih ingat jelas di kepalaku saat sekolah SD ku ramai saat kedatangan teman baru berkebangsaan Jerman namun pandai berbahasa Indonesia. Cowok putra tunggal CEO Robert Rutherford, CEO sebuah perusahaan pesawat terbang bernama Rutherford corp ini segera menjadi pusat perhatian di SD Jayanata Putera karena bukan hanya putra perusahaan pesawat terbang yang masuk 100 perusahaan terbesar sedunia namun juga dia cowok paling ganteng dengan mata biru keabu-abuan dan rambut coklatnya.
Ganteng, pewaris tunggal perusahaan besar, cerdas namun paling songong sedunia. Dia dan Damian pewaris utama perusahaan mobil terkenal sekelas lamborghini seperti membentuk grup F4 yang membully siapapun yang mereka inginkan tak terkecuali aku. Diantara sekian puluh anak SD di sekolah, akulah satu satunya yang setia di bully dari kelas 3 sampai kelas 6. Mulai dari menyembunyikan bangkuku, mengotori bangku dengan coklat dan tinta spidol papan, memasukkan tikus putih ke dalam tas, melemparkan rok seragamku di atas pohon yang lebih parah mengibarkan kemeja seragamku di tiang bendera, memasukkan jangkrik di dalam loker dan setia menggangguku di setiap makan siang. Karena Rude, juga begitu aku memanggilnya, aku tidak punya teman bicara selain 2 makhluk tampan yang selalu mengitariku.
*****
Next part ya guy'sLuv im
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW AFTER STROM
Randombaca ya sama vote and coment Gk bakal nyesel kok baca cerita ini Okey yes've directly read yes