"Maura" panggil seorang laki-laki yang tak asing untukku
"abang" layaknya telletubies, aku dan bang Romi berpelukan lama
"ciee yang udah lulus, ga ada cowok bule yang mau dikenalin ke kita kitanih? dasar ya jones" ejek bang Romi
"mentang - mentang udah punya istri anak sekarang ya elu bang" sungutku"hahaha, gitu aja ngambek ya" bang romi mencubit pipiku dan membukakan pintu mobil untukku, akupun masuk dan langsung duduk di samping bang romi yang mengemudi.
selama perjalanan, hanya bunyi radio yang terdengar, tak ada yang berbicara antara maura dan Romi. mereka sama sama hanyut kedalam pikirannya sendiri.
"sampe dek" ucap bang romi kepada adeknya itu.
"serius ini rumah kita bang? kok beda banget ya? jalannya juga kok tadi bedasih? kita pindah rumah ya bang?" tanya Maura beruntun
yang ditanya hanya diam membisu, membuat Maura kebingungan ditambah lagi Romi yang melarang maura menurunkan kopernya dulu. yang romi lakukan hanya terus berjalan memasuki halaman kemudian rumah besar itu, melewati banyak ruangan dengan mencuekkan maura yang terus bertanya kepadanya
"kak kita mau kemanasih?" tanya maura untuk yang entah keberapa kalinya"maura dengerin gue yah, setelah lo lewatin ruang tv itu ada pintu menuju taman deket danau. nah gue mau lo kesana duluanyah, gue mau ke toilet dulu" ucap Romi langsung berpura-pura masuk kedalam toilet. maura hanya mendengus pelan karena Romi yang tak menunggu persetujuannya terlebih dahulu.
Maura terus berjalan, melewati ruang tv yang cukup besar, dan akhirnya membuka pintu berwarna putih yang menghubungkan antara taman dan ruang tv itu.
betapa terkejutnya mau waktu melihat orang tuanya, keluarga bang Romi-bahkan bang romipun sudah ada disitu entah bagaimana caranya- sahabat -sahabatnya bahkan sarah ada disitu, keluarga-vino, dan--- Vino. mau apa dia? batin maura
"ini kenapasih? galucu tau gak" maura hendak membalikan badan dan mencari taksi namun sebuah tangan besar dan kekar telah menggenggam erat tangan mungilnya. oh damn!
"ra tunggu.." lirinya
"mau apa lo?" walaupun tangannya telah digenggam, maura tak juga membalikkan badannya karena dia takut akan menangis bila melihat Vino, mantan pacarnya itu.
"ra... aku.. aku minta maaf ra" maura akhirnya membalikan badannya, oh ia sangat terkejut waktu melihat mata vino yang telah dipenuhi cairan bening yang siap untuk terjun dari matanya. dia bahkan tak menyadari kalau ditaman itu tinggal dia dan vino
"kenapa? kenapa baru sekarang? kenapa vin? kenapa?!" oh sialnya, maura sekarang tak dapat menahan air matanya, bahkan ia sudah sesunggukan sekarang
"aku minta maaf ra.. aku.. aku waktu itu nyerah.. aku udah pasrah karena aku udah denger banyak gosip tentang oma kamu.. aku.. minta maaf" oh bahkan sekarang vino sudah meneteskan sebutir air mata yang dengan cepat ia seka
"kenapa.. kenapa lo dengerin omongan mereka Alvinooooo?! kenapa? kenapa lo gak berjuang? kenapa gak lo acuhin aja mereka seperti yang pernah lo bilang ke gue?! kenapa ha? kenapa?"
"aku tau itu salah aku, aku tau itu. tapi, salahkah aku jika pasrah dengan keadaan? asal kamu tau, keadaan yang membuat aku menyerah. apakah kamu juga bisa bertahan jika orang yang kamu cinta sudah hampir menjadi milik orang lain dan kamu tak bisa merubah fakta itu? apakah kamu masih bisa bertahan walau kamu tau dia sudah tak bisa kamu genggam? jawabannya tidak, maura. tapi ternyata aku salah, itu hanyalah gosip belaka, jadi..." Vino menarik napasnya dan berlutut dihadapan maura sambil membuka kotak kecil berwarna merah yang berisi cincin berlian yang sangat indah
"Will you marry me Maura Cassandra Butler?" vino memberi jeda "aku gak butuh status pacaran, yang aku butuh itu status tetap, pernikahan. aku mau kamu jadi orang yang pertama kali aku lihat ketika aku bangun dipagi hari, aku pengen kamu yang ngurus anak anak aku, anak anak kita nanti maura. jadi, sekali lagi, maukah kau menikah denganku Maura?" sungguh kagetnya Maura, ia kini masih menangis namun kali ini beda, ia menangis terharu"yes, I want" ucap maura berbisik, ia masih terlalu kaget saat ini. tiba tiba orang orang keluar dengan membawa balon dan bertepuk tangan, sahabat sahabatnya memeluk maura erat. akhirnya, kisah pedihnyapun telah hilang, ia akan bahagia sekarang.
......
banyak ucapan selamat yang mereka terima saat pesta berlangsung. oh sekarang ia dan Vino telah resmi menjadi suami istri. rumah yang saat itu menjadi saksi permohonan vino terhadap maura agar menjadi istrinyapun telah menjadi saksi sepasang suami istri yang berbahagia
4 tahun kemudian...."bang jangan lari kenceng-kenceng dong, kasian tu adeknya ketinggalan jauh" ucap seorang wanita yang kini sedang mengolesi selai coklat diatas roti
"adel cepetan dong, bang Alvin ga mau kehabisan balon" ucap Alvin kepada anak dari sahabat mamanya itu
mereka berduapun berlari kearah abang abang yang memegang beberapa balon berwarna warni.
"mereka cepet banget ya besarnya sayang" ucap Fino kepada istrinya-Maura
"duh enak ya yang pacaran padahal udah tua, coba aja suami gue gak lagi tugas diluar negri" sewot Fitri"hahaha iyadeh, eh fairuz mana ya kok belum datang jug--" ucapan Maura terpotong karena sudah melihat anak berusia 7 tahun berperawakan belasteran bersama Fairuz
"wah lengkap sudah nih, Sarah sama queen lagi ke belakang. semoga reuni kita kali ini berjalan lancar"
-Tamat-
~
THE END!!!
horeeeee!! ending, akhirnya :v
ehem ehem, makasih buat kalian yang udah baca, sori gaje story ini, soalnya awalnya gue cuma iseng, eh ternyata banyak juga yang baca yaudah gue terusin. kali ini gue mau memperbaiki cerita ini, cerita ini juga ga ada pengganggu yang bener bener ganggu gitu jadinya mungkin nanti ada yang gue tambah juga partnya, makasih udah baca, makasih :*06-06-2016!
tanggal cakep nih :v haha jayus lu! :3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen Fictionsemuanya bermula saat kita bertemu dengan cara tak biasa. ---- DILARANG MENGCOPY PASTE KARYA ORANG LAIN. HARGAI KAMI