02. Hot Chocolate

313 81 48
                                        

******

  Dinasta sedari tadi tidak dapat menghentikan tawanya karna melihat rambut Mikha yang sangat curly mirip seperti harry styles.

  "Mikha lo mau aja sih digituin sama Aldi." Seru Dinasta saat tertawanya sudah mulai mereda dan juga sakit diperutnya sudah menghilang.

  "Bang, lo bilang rambut gue mau dibikin keren. Keren apaan kaya gini." Seru Mikha sambil memegangi ujung rambutnya yang sudah keriting seperti mie burung dara tersebut.

  Sontak, suara tertawa pun meledak dalam ruang keluarga milik Zeundya tersebut. Anna, Lina serta Ari yang juga ikut tertawa karna ulah yang dibuat oleh Aldi serta Mikha yang menjadi korban percobaannya Aldi.

  Jam lonceng yang tiba-tiba berbunyi, ditengah keramai-an suara tertawa dari ruang keluarga milik Zeundya ini pun dapat menghentikan tawa mereka satu per satu.

  "Ok, time for we to go," ucap Lina pelan sambil menatap Dinasta penuh arti.


  Dinasta segera menghampiri Lina dan menghamburkan dirinya kedalam dekapan sang Ibundanya.

  "Mama hati-hati ya di sana," ucap Dinasta pelan dengan suara bergetar.

  "Kamu justru yang hati-hati sayang, kamu gak boleh telat makan, gak boleh nyusahin Tante Anna dan Om Lukman, gak boleh bandel, dan yang terpenting," ucap Lina sambil melepaskan pelukannya dan menggengam pundak Dinasta sambil meremasnya pelan.

  "Kamu gak boleh sakit. Pingky Promise sama Mama ya?" Ucap Anna dengan memberikan kelingking dari jari tangannya yang langsung disambut dengan jari kelingking milik Dinasta.

  "Pingky Promise." Ucap Dinasta pasti, dengan tersenyum lembut pada Lina.

  Ari yang melihat itu pun berusaha sekuat mungkin untuk menutupi mata berkaca-kacanya. Bagaimana tidak, ia harus memisahkan Lina dan juga anak sulung perempuan satu-satunya ini.

  Jika saja, perusahaan mereka yang berada di Brunei dapat ditangani dengan benar oleh saudara lelakinya, mungkin ia tidak akan pernah mau meninggalkan putrinya sendirian di Indonesia tanpa pengawasan darinya sama sekali.

  Namun, Ari percaya pada Dinasta, bahwa ia pasti dapat menjaga dirinya sendiri. Putri dan juga Istrinya adalah wanita terindah dalam hidupnya setelah Ibundanya-Ika-.

  "Papaaa," ucap Dinasta sambil memeluk Ari.

  "Papa jaga kesehatan Papa, ok? Apapun yang terjadi, gak boleh banyak pikiran ya Pah." Ucap Dinasta masih dengan memeluk Ari.

  "Kamu juga ya Asta, anak kesayangan Papa pasti bisa jaga dirinya sendiri dong?" Ucap Ari sambil mengelus lembut puncak kepala Dinasta.

  "Kalo ada apa-apa langsung hubungin Papa ya sayang?" Ucapnya kembali yang dijawab anggukan oleh Dinasta.


  "Mikhaaa," ucap Dinasta yang langsung memeluk Mikha dari belakang saat melihat Mikha sedang ingin membuka pintu mobil.

  "Apaan sih lo, Kak." Ucap Mikha sambil menggeliat-geliat dari pelukan Dinasta.

  "Nanti lo pasti kangen sama gue, jadi nikmatin aja pelukan terakhir selama dua tahun gak bakalan ketemu gue." Ucap Dinasta pelan, masih dengan memeluk Mikha yang badanya mulai merenggang serta membalas pelukannya.

Quand Il PleutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang