06. His Words

215 41 14
                                        

******

  "Lo masih gak mau cerita juga sama gue?" Tanya Aldi untuk yang kesekian kalinya berbicara pada Dinasta yang seperti patung hidup.

  "Sta, lo bilang gue selalu ada disaat lo butuh, jadi disaat lo lagi kaya gini lo gak butuh gue? Mangkannya gue didiemin aja dari tadi, iya? Lo bener-bener kaya patung tau ga, Sta? Untungnya lo masih bisa nafas. Jadi, masih gamau cerita? Lo udah gak anggep gue sahabat lagi? Lo udah gak butuh gue? Ih gila, hati gue sakit banget Sta, lo giniin gue. Lo diemin gue. Lo jutekin gue. Please, ngomong Sta, apa pita suara lo rusak kaya Spongesbob? Tapikan lo dari tadi emang diem aja. Kalo emang pita suara lo rusak, bilang dong gue pinjemin pita suara gue. Ngo- Sta- DINASTA!" Ocehan Aldi terhenti ketika Dinasta justru malah meninggalkannya tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Aldi.

  "Lo bener-bener marah sama gue, Sta?" Gumam Aldi yang sekarang berada didepan Dinasta.

  Dinasta menghela nafas kecil, "Al, sorry banget tapi gue lagi capek. Mau sendiri dulu," ucap Dinasta yang membuat Aldi benar-benar mati kutu.

  Aldi pun hanya bisa membiarkan Dinasta pergi menuju kamarnya tanpa bisa berkata apa pun padanya.

  "Bener-bener bukan Dinasta yang gue kenal, apa Dinasta lagi kerasukan mahluk halus yang ada di kamar mandi sekolah?" Tanya Aldi pada dirinya sendiri yang langsung membuatnya bergidik ngeri.

  "Gila emang kadang otak gue," ucapnya sambil menengok kanan-kiri taman belakang rumahnya yang mulai sepi.

  "Daritadi gue sendirian? Anjing emang," ucapnya sambil berlarian menuju kamarnya dan terus menerus mengusap-usap lengannya yang sekarang sudah merinding.





Drtt

Drtt

  Iblis is calling you...

30 missed calls                  26messages

Drtt

Drtt

  Iblis is calling you...

  Dinasta menghela nafas kecil melihat siapa yang menelpon dirinya sedari tadi, segera ia mematikkan handphonenya dan kembali tidur setelah menghapus semua notifications yang penuh hanya dari Alfha.

  "Gue jadi gak enak hati deh sama Aldi," gumam Dinasta sambil melihat langit-lagit kamar tamu milik keluarga Zeundya.

  Dinasta menghela nafas kecil sebelum turun dari tempat tidur dan mengambil memo merah yang berada di meja belajarnya lalu menuliskan sesuatu disana dan menempelkannya didepan pintu kamar Aldi.


  "I really in badmood i think it will be my periode, sorry for 2day, sorry for my face, sorry for ignoring u Al." 

****

  "Pagi, Dinasta," ucap Alfha yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah Aldi dan juga Dinasta memberikan jarak diantara mereka berdua.

  Aldi yang menyadari bahwa Alfha dan juga Dinasta sudah saling mengenal langsung menatap Dinasta dengan pandangan lo-udah-kenal-Alfha?

  Dinasta yang menyadari apa maksud pandangan Aldi segera menghembuskan nafas kecil dan menyingkirkan hama yang tiba-tiba datang diantara ia dan Aldi.

Quand Il PleutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang