Tiara (Dia Lagi)

1K 15 0
                                    

Sekarang aku berada di dalam kamar Adit. Kami sedang duduk bersebelahan.

Tak henti henti aku menatapnya. Menatap matanya yang sungguh indah.

Dan sampai sekarang aku terus membayangkan kejadian di depan rumah tadi. Aku bingung kenapa bisa aku melakukan itu.

Sepertinya kesadaranku menghilang 100% saat kejadian tadi.

Akal sehat ku tak bisa melawan hasrat dalam tubuhku yang sedang menggila ini.

Aku menciumnya?

Kenapa bisa aku menciumnya?

'Aduh Tiara, apa yang kamu pikirn sampe bisa bisanya bertindak keterlaluan seperti itu.' Pekikku dalam hati.

"Dit..." Kataku memberanikan diri memulai pembicaraan kami.

"Ya?" Dia menatapku dalam.

"Maaf ya."

"Untuk?"

"Tadi." Aku tertunduk malu tak berani menatapnya.

"It's okay princess. Tapi Adit heran sampai sekarang, apa yang Tiara pikirin sampe sampe..."

Belum sempat dia melanjutkan, aku memotong pembicaraannya sebelum aku benar benar malu dibuatnya. "Udah deh dit, Tiara malu."

"Habisnya Adit kaget kelakuan Tiara kaya gitu."

"Jangan bikin Tiara malu!" Dengan sigap aku langsung menutup mulutnya yang sangat cerewet itu dengan tanganku.

"Nggak bakal diem kalo nggak diginiin. Dasar cerewet." Tambahku.

"Lepasin nggak!" Suara Adit tidak terdengar jelas karena aku menutup mulutnya.

"Nggak akan!" Ledek ku.

"Lepasin Tiara!" Ia mencoba melepaskannya tapi aku tetap kokoh dengan menutup mulutnya.

"Yaudah Adit ngambek!"

"Ngambek aja sana!" Aku melepaskan tanganku yang membalut mulut indahnya itu dengan terpaksa.

"Hmm..."

Adit memalingkan wajahnya dari hadapanku. Sepertinya dia benar benar ngambek sekarang.

"Dit? Adit ngambek?" Tanyaku.

"Hmm..." Jawabnya singkat tanpa melihat ke arahku sedikit pun.

"Adit jangan ngambek dong."

"Males ah, Adit mau tidur aja." Ia pun merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

"Dit! Kalo ngambekan Tiara cium lagi lho." Teriakku kesal.

"Bodo amat." Jawabnya acuh.

"Ih Adit!" Aku membanting tubuhku ke kasur. Dan membalikkan badan Adit sampai menghadapku.

"Mau ngapain sih!" Ucapnya.

"Tiara nggak mau Adit marah sama Tiara. Jangan ngambek."

"Oke. Adit nggak ngambek, tapi ada satu syarat."

"Apa? Tiara nakal turutin mau Adit asal Adit nggak ngambek lagi sama Tiara."

"Cium Adit lagi."

"Ah Adit, jangan deh." Tanpa kusadari wajahku memerah seperti kepiting rebus yang siap disantap.

"Yaudah Adit ngambek lagi."

"Oke oke oke Tiara nurutin mau Adit." Aku mendekatkan wajahku ke arahnya. Sekarang hanya tersisa 1 cm jarak antara wajah kami. Aku memejamkan mata tak berani melihat apa yang akan terjadi lagi.

I NeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang