Aku terbangun, membuka mata secara perlahan. Mencoba mengumpulkan nyawaku yang belum terkumpul 100%. Pandanganku saat ini sedikit buram, semuanya putih sampai beberapa detik kemudian terlihat lebih jelas.
Aku menyadari diriku terbaring di suatu tempat. Ada Aldo dan Adit disampingku sekarang. "Dimana ini?" Tanyaku dengan suara yang sedikit parau.
"Tiara sekarang ada di rumah sakit. Tadi Tiara pingsan gara gara cowok itu. Tapi Tiara tenang aja, kata dokter Tiara baik-baik aja dan boleh pulang secepatnya." Adit mengelus kepalaku lembut sambil melirik ke arah Aldo dengan ekor matanya.
Ah, aku ingat semuanya. Kejadian di rumah tadi siang. Aldo mendaratkan pukulan yang sebenarnya ia tuju ke Adit, tapi karena aku berusaha melindungi Adit alhasil aku yang terkena pukulan itu.
"Maafkan aku sayang, aku nggak sengaja mukul kamu. Beneran deh. Aku niatnya mau hajar cowok itu." Aldo pun menimpali dengan memicingkan mata dan melirik ke arah Adit.
"Apa lo lihat lihat gue ?" Geram Adit.
"Ck... Santai aja kali bro." Gumam Aldo sambil menggeleng kepalanya.
"Udah, jangan ribut." Kataku lemas tak berdaya. "Dit, ayo kita pulang. Tiara nggak betah disini."
"Aku antar kamu pulang ya sayang." Tawar Aldo kepadaku sambil menggenggam tangan kananku. Dan aku membiarkan ia melakukan itu karena aku tidak ingin banyak bergerak saat ini.
"Nggak usah repot repot. Gue bisa bawa dia pulang dengan selamat." Kata Adit ke Aldo.
"Aku anterin kamu ya sayang?" Tanya Aldo padaku tanpa mempedulikan pernyataan Adit tadi.
Aku mengangguk tanda persetujuan bahwa aku ingin diantar Aldo pulang. "Tapi sama Adit kan?"
"Emm... kalo kita berdua aja gimana sayang? Soalnya Adit ada urusan lain. Ya kan dit?" Jawab Aldo sambil tersenyum licik ke Adit. Mungkin ia hanya tak ingin Adit mengganggu keleluasaannya bersamaku.
Aku menggeleng. "Adit ada urusan apa? Kok Tiara nggak dikasih tau?"
"Adit ada urusan sama temen Adit. Adit lupa kalo hari ini ada janji, jadi Adit mau nepatin janji Adit buat ketemu sama dia." Kata Adit yang sepertinya menyembunyikan kesedihan karena tak bisa pulang bersamaku.
"Oh ya Tiara, beberapa hari kedepan Adit nggak tidur dirumah Tiara dulu ya. Soalnya Adit kan juga harus pulang ke rumah. Adit kangen sama keluarga dirumah, kan Adit udah lama nggak ketemu Bunda karena Adit pergi ke Australia." Adit menambahkan.
"Kok tiba-tiba gitu sih Dit? Adit kenapa? Adit marah sama Tiara? Adit nggak betah sama Tiara? Sampe sampe Adit nggak mau nginep dirumah Tiara." Aku berkata dengan suara pelan dan sedikit kecewa pernyataan Adit barusan."Adit nggakpapa kok Tiara. Adit baik-baik aja. Adit udah bilang tadi kalo Adit kangen sama orang rumah."
"Yaudah Tiara ikut sekalian aja kerumah Adit." Kataku memohon.
"Aduh gimana ya Tiara... Tiara kan lagi sakit, Adit nggak mau Tiara nanti tambah sakit. Kalo Tiara udah sembuh nanti Adit ajak Tiara kerumah deh. Adit janji." Jari di tangannya membentuk huruf 'v' dan ia tersenyum.
"Tiara nggak sakit kok. Tiara sehat. Tiara bisa ikut ke rumah Adit." Kataku sedikit semangat.
"Sayang, Adit kan mau kangen kangenan dulu sama keluarganya. Sayang ijinin ya Adit buat pulang. Lagipula kan seharian ini sayang udah sama Adit terus. Masa keluarganya Adit ditinggalin gitu aja. Kan nggak enak sayang. Adit juga butuh privasi sama keluarganya." Aldo menjelaskan padaku dengan sabar sambil mengelus punggung tangan ku lembut.
'Privasi dengan keluarga' kata kata itu membuat ku berpikir dua kali. Benar juga kata Aldo, Adit butuh privasi dengan keluarganya. Aku nggak boleh mengedepankan ego ku. Kasian Adit udah setahun lebih nggak ketemu sama keluarganya. Aku harus memberinya waktu untuk dihabiskan bersama keluarganya dan tidak melulu denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need
Roman d'amourAku tersadar, selama ini kau benar-benar ada untukku. Kau selalu membuat ku bahagia dan nyaman berada di samping mu. Kau peduli dengan kehidupan ku, kau mengerti aku. Kau segalanya untukku. I NEED YOU