PART 1

146K 4K 50
                                    

KEIRA POV

Aku menatap wajahku yang sudah dipoles makeup minimalis dengan rambut disanggul didepan kaca ruang rias. Kebaya putih cantik yang lekat pada tubuhku tak cukup untuk membuatku sedikit tersenyum dihari yang seharusnya menjadi hari bahagia dan bersejarah bagiku saat ini. Setelah operasi bypass jantung papa sukses dilakukan sebulan yang lalu, aku dan kak Dinan harus menikah sesuai dengan permintaan mama dan papa. Persiapan pernikahan dilakukan begitu cepat, karena papa dan mama takut kalau aku dan kak Dinan berubah pikiran lagi.

"Kei..."

Terdengar suara serak kak Dinan dari belakang. Kutatap wajahnya dari balik kaca. Dia sangat tampan memakai stelan putih yang begitu serasi dengan kebaya ku. Wajahnya pun terlihat bersih, tanpa ada sedikitpun bekas cukuran yang tersisa. Kak Dinan tampak lebih maskulin dari hari hari biasanya.

"Hari ini kita akan menikah kak.."

Ujarku dingin sambil terus menatap pantulan wajah kak Dinan dikaca. Diapun mendekatiku kemudian mengelus pundakku. Semenjak aku dan kak Dinan menyetujui pernikahan ini, sama sekali tidak ada hal apapun yang berubah dari kami berdua. kak Dinan tetap menjadi kakak yang selalu menyayangiku dan melindungiku. Akupun tetap menjadi adik yang selalu manja dan sangat dekat dengannya. Kami akan tetap menjadi Dinan dan Keira yang terlahir sebagai kakak beradik dikeluarga Adinata.

"Iya ... hari ini kita akan menikah. Tapi semuanya akan tetap sama kan Kei? jadi kamu tenang aja ya. Aku akan melakukan apapun yang bisa mendatangkan kebahagiaan buat kamu."

"Iya kak..semuanya akan tetap sama. Aku adalah adik kakak dan kamu tetap akan menjadi kakakku."

"Ya udah.. kamu siap siap ya. Sebentar lagi acaranya akan segera dimulai."

Kak Dinan pun meninggalkan ku diruang rias sendirian. Aku menghela nafas dan merasa lega karena mendapatkan kakak sebaik kak Dinan. Sepanjang kehidupan ku dan sepanjang kebersamaanku dengannya dia tidak pernah menyakitiku ataupun melukaiku. Kamipun tidak pernah bertengkar dalam arti sesungguhnya.

***

Acara resepsi diselenggarakan dihotel berbintang lima. Dihadiri oleh para pengusaha-pengusaha kelas kakap Jakarta dan kota lainnya. Adinata adalah perusahaan periklanan besar yang mempunyai banyak relasi. Jadi tidak salah kalau papa dan mama mengundang begitu banyak tamu hari ini. Kulihat raut pria yang beberapa jam lalu mengucapkan ijab kabul atas nama ku didepan penghulu. Dia begitu bersemangat menyalami orang-orang yang datang menghadiri pesta kami. Papa dan mama pun kelihatan begitu bahagia dengan pernikahan ini. Sedangkan mataku begitu liar mencari cari om Wisnu ayahnya Ronald. Apa dia tidak datang ke pesta ini karena aku telah putus dengan Ronald? Ya, beberapa minggu yang lalu aku sudah membuat hati ronald terluka. Aku memutuskannya secara sepihak via telfon. aku yakin, Ronald tidak terima dengan keputusanku, tapi apa boleh buat. tidak ada jalan lain, tidak mungkin aku menjalankan pernikahan seperti di sinetron. Menikah atas nama kontrak dengan tetap mempertahankan pacar yang kita cintai. Ini dunia nyata untukku dan aku harus menerima pernikahan ini dengan ikhlas meskipun aku dan kak Dinan sama sekali belum tahu mau dibawa kemana hubungan pernikahan kami nanti.

***

Aku merasa sangat lelah ketika sampai dirumah. Resepsi yang digelar seharian itu membuat tulang tulangku Terasa remuk karena harus menyalami ribuan tamu yang hadir. Ingin rasanya aku menghenyakkan badan dan segera berbaring ditempat tidur untuk melepas penat. Namun hal itu sepertinya belum bisa aku lakukan karena ada keanehan yang aku temukan dikamarku. Kamar yang aku tinggalkan 2 hari yang lalu karena harus menginap di hotel untuk persiapan hari pernikahan tiba tiba saja berubah drastis. Aku mengucek ngucek mataku melihat pandangan dihadapanku saat ini. Kemana kamar minimalis imut imutku yang berwarna biru? kenapa kamarku berubah seketika menjadi norak seperti ini? Bahkan aku begitu kaget melihat kamarku dihiasi bunga bunga disekelilingnya. ditambah lagi dengan foto pernikahanku yang terpajang disudut dinding kamarku yang membuatku geli saat melihatnya. Aku tidak pernah berfoto seformal itu dengan kak Dinan, menggandeng tangannya dengan senyum terpaksa. aku baru ingat kalau seminggu yang lalu papa dan mama mendesak kami melakukan Foto prewedding dan saat ini hasil dari foto foto itu bisa aku lihat disekeliling dinding kamarku. Dan Isi perutku seakan mau keluar setelah melihat hal hal konyol lainnya. ada banyak bunga mawar terletak diatas tempat tidur kingku yang sepertinya sudah diganti dengan yang baru. Dengan masih memakai kebaya resepsi akupun segera keluar menemui mama dan papa yang sedang asik mengobrol diruang tamu. untung saja para kolega jauh kami sudah pulang jadi aku bisa menceramahi mama dan papa seketika.

CREATING DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang