DINAN POV
Sesuai dengan rencana ku dan Keira, kami berdua ingin berbicara serius bersama mama dan papa tentang rencana kepindahan kami. Mungkin hari ini adalah waktu yang sangat tepat. Di malam minggu yang indah ini kami berharap papa dan mama bisa mengizinkan kami untuk pindah dan hidup berdua saja. Setelah makan malam, aku dan Keira melangkah kan kaki dengan semangat menuju ruang keluarga. Aku melihat papa dan mama sedang bersantai menonton acara televisi.
"Kak.. yakin mau ngomong sekarang? soalnya tadi siang aku udah buat ulah sama mama. Kan mama ada acara arisan di rumah, jadi mama minta bantuan ke aku, tapi, aku nya malah kelayapan sama Dara. Dara kan lagi di Indonesia."
"Hah? kamu serius? jadi mama lagi unmood dong sama kamu?"
Sebelum masuk ke ruang keluarga, kami mengintip papa dan mama di sudut dinding pembatas antara ruang keluarga dan ruang makan sambil mengatur serangan supaya kami bisa melawan teror teror yang akan dilancarkan papa dan mama nanti. Ku lihat, papa dan mama begitu mesra, di umur pernikahan mereka yang sudah mencapai angka lebih dari 30 tahun ini, mereka masih tetap hangat seperti muda mudi yang sedang jatuh cinta. Apa aku juga bisa memiliki pernikahan yang indah seperti mereka itu? ahhh.. itu rasanya tidak mungkin. mana mungkin aku dan Keira bisa bermesraan seperti itu. aku berusaha membuang jauh jauh hasrat terpendam yang tiba-tiba muncul dipikiranku setelah melihat kemesraan mama dan papa yang sedang menonton sinetron entah berantah.
"Iyaa, serius. Makanya aku jadi sanksi mama dan papa ngizinin kita buat pindah."
"Hmmm.. dicoba dulu deh Kei.. Kan kita belum ngomong."
Aku pun menarik tangan Keira yang kelihatan ragu untuk menghadapi dua tetua ini. Meyakinkannya untuk berbicara sekarang. Kalau bukan sekarang, kapan lagi kan? waktunya sudah benar-benar mepet. Karena satu bulan kedepan aku akan disibukkan dengan project iklan yang baru. Belum lagi masalah rencana bulan madu yang direncanakan papa. Jadi, kesimpulannya kami memang harus berbicara sekarang juga.
"Hmmm...waaaahhh... mama dan papa lagi nonton apa sih? seru nih kayaknya."
Tanya ku basa basi kepada mereka sambil duduk di sofa terpisah. Keira pun mengikutiku dan duduk berdekatan dengan ku. Dapat ku pastikan kalau Keira tidak akan mau berbicara banyak malam ini, karena mama memang terlihat unmood ketika melihat nya. Lihat saja, belum sempat Keira tersenyum manis kepada mama tersayangnya, mama sudah membuang muka seakan tidak mau kalau acara malam mingguannya bersama papa diganggu.
"Kalian ini seperti tidak ada kerjaan saja. Ngapain ikut duduk disini? inikan malam minggu. Jadi, pake acara masing-masing dong."
Ujar mama sinis sambil terus fokus menonton sinetron yang jumlah episodnya sudah lebih dari kata maksimal. Kenapa sih mama suka sekali menonton tayangan seperti ini.
Dan Ternyata Keira benar. Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan kepindahan kami, namun kami sudah kepalang basah. Jadi mau mundur pun sepertinya sia-sia saja.
" Ya nggak papa dong ma. Sekali-sekali kita double date gitu malam mingguannya. Iya nggak pa?"
Aku berusaha mencari koloni dan perlindungan ke papa yang hanya manggut-manggut saja dari tadi.
"Double date? memangnya kita berempat sedang berkencan? papa sama sekali tidak merasa sedang berkencan dengan mama kamu. Liat tuh ke depan. Kami lagi fokus nonton acara televisi."
Ternyata papa tak kalah sinisnya dari mama. Kurasakan Keira meremas lenganku. Aku menoleh ke arahnya yang sedang menggeleng gelengkan kepala kepadaku. Lagi lagi dia mengisyaratkan kalau malam ini memang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan rencana kepindahan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
CREATING DESTINY
RomanceSemua berawal dari perjodohan yang ku anggap konyol untuk dilaksanakan. Jujur, aku tak pernah membayangkan sedikitpun untuk duduk di pelaminan dengannya. Ditambah lagi merasakan cinta dan kasih sayang sebagai pria dan wanita bersamanya. It's impossi...