PART 7

76.5K 2.6K 40
                                    

KEIRA POV

"Dara! STOP!"

Aku menutup telingaku rapat-rapat ketika sahabat ku yang satu ini membahas soal analisanya tentang perasaan dokter Doni kepadaku. Belakangan aku memang sering ke rumah sakit tanpa Dara untuk sekedar menengok keadaan ibu Andini. Tapi anehnya, Dara malah mengira kalau dokter Doni diam-diam menyimpan rasa padaku. Karena kami memang terlihat dekat. Analisa macam apa itu? Dara benar-benar tidak bisa diandalkan dalam soal percintaan, jadi analisanya bisa aku pastikan salah total. Buktinya, dia sudah 13 kali berpacaran, namun selalu pupus ditengah jalan tanpa tau ujung pangkal masalahnya.

"Gue serius Keiraaaaa... menurut gue Doni itu naksir elo."

" Mana mungkin Daraaaa? Masa dokter sekeren itu naksir sama wanita yang sudah punya suami? Analisa yang benar itu adalah, dokter Doni deketin gue buat cari tahu tentang lo. Kalian baru kenal jugakan?"

Sesaat Dara terdiam. Niatnya untuk meledekku seperti menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Aku yakin dia sedang mencari-cari kosa kata agar bisa melawanku.

" Kenapa? kok diem? jangan-jangan lo juga naksir sama dia?"

Aku makin melancarkan teror ku kepada dara yang belum sempat berpikir untuk membalasku. Aku terkekeh melihat muka masamnya saat menatapku. Saat ini kami sedang mengobrol dikantor ku. Entah ada angin apa, tiba-tiba saja Dara datang kesini. Mungkin dia begitu merindukan sahabatnya yang sudah 3 hari ini tidak dia temui.

"Doni emang keren sih. Tapi dia bukan tipe gue Kei. Tipe gue itu kayak..."

Kalimat yang diucapkan Dara tiba-tiba saja terhenti ketika dia melihat sosok tampan masuk kedalam ruangan ku. Dia yang dari tadi sibuk memutar mutar kursi kerja ku kekiri dan kekanan tiba-tiba terpana dan terhanyut dalam pandangan yang menyejukkan mata ini.

" Lagi ngomongin apa sih anak kembar ini? kok nyebut-nyebut nama cowok?"

Kak Dinan langsung duduk di sofa tepat disebelah ku.

"Itu tuh kak.. si Keira.. masa ngeledekin aku mulu. Udah tau, kalau dokter Doni diam-diam menyimpan hati sama dia, eh..dia malah bilang aku yang naksir sama dokter itu."

Astaga Dara! Ingin rasanya aku menutup mulut Dara yang ceplas ceplos itu pakai labban. Supaya dia tidak mengoceh sembarangan lagi didepan kak Dinan ku ini. Hubungan kami berduakan sudah mulai membaik. Kak Dinan melototi ku dengan mata yang mungkin menyimpan segudang pertanyaan untukku.

" Dokter Doni itu siapa Kei ?"

Tanya kak Dinan sambil menatapku dengan tatapan yang begitu aneh. Apa dia sedang cemburu kepadaku? Aku baru sadar kalau belakangan ini dia begitu intens menelfon ku saat kami tidak berada di tempat yang sama. Diapun juga sering mengecek ponselku kalau kami sedang berduaan dikamar.

"Dokter Doni itu...."

" Masa kakak nggak tau sama dokter Doni? Jadi Keira belum cerita apapun sama kakak?"

" Dara! ssssttttttt!..."

Aku berusaha mengunci mulut Dara yang sangat ember itu. Tampang tak bersalahnya setelah mengatakan hal tak berguna barusan kepada kak Dinan membuat ku ingin menyeretnya keluar dari ruangan ini.

" Hmm.. Gini deh kak.. nanti aku ajak kamu ke suatu tempat ya. Biar kamu nggak salah paham lagi."

" Okey... pulang dari kantor kita langsung pergi. Ya sudah ayo makan siang bareng. Ajak kembaran kamu itu."

Tanpa ku sadari, kak Dinan menggenggam tangan ku. Menarikku untuk segera berdiri. Merasakan getaran yang memang belakangan ini spontan kurasakan ketika bersentuhan dengannya. Aku mencibir ke arah Dara karena dia sama sekali tidak berhasil mengintimidasi kak Dinan soal analisanya yang bodoh total tadi. Karena sangat tidak mungkin kalau dokter Doni naksir kepada istri orang.

CREATING DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang