KEIRA POV
Aku hanya bisa menghela nafas ketika harus memasukkan beberapa pakaianku dan pakaian kak Dinan ke dalam koper. Besok kami sudah harus berangkat ke Bali dalam rangka bulan madu "palsu" yang sangat di gadang-gadang oleh papa dan mama untuk kami. Sebenarnya, papa ingin sekali melihat kami bulan madu ke luar negri, supaya kami lebih bisa menikmati arti pernikahan yang sesungguhnya. Namun aku dan kak Dinan hanya memutuskan untuk pergi ke Bali sekitar satu atau 2 minggu dengan alasan kalau bulan madu itu tidak perlu harus jauh-jauh. Yang penting adalah bagaimana cara kita menikmatinya saja. Lagi pula, aku rasa Bali adalah tempat yang sangat indah untuk di kunjungi, buktinya banyak sekali para wisatawan dari luar negri yang datang ke sana.
"Ya ampuuunnn...Mama apa-apaan sih? Masih niat aja membelikan ku lingerie seksi seperti ini?"
Aku mengomel sendiri ketika melihat beberapa lingrie seksi berwarna merah dan hitam sudah terlipat manis di dalam koperku. Dengan perasaan gundah gulana dan kesal setengah mati, aku pun keluar dari kamar untuk meminta penjelasan dari mama. Aku mencari-cari mama ke ruang keluarga dan ruang tamu. Namun, aku sama sekali tidak menemukannya. Mungkin mama sedang ada di lantai atas bersama papa. Karena ku lihat ada mobil papa terparkir di halaman rumah.
"Kok ada mobil papa ya? Tumben banget sore-sore begini papa udah pulang dari kantor."
Aku pun bertanya tanya dalam hati kenapa papa bisa pulang secepat ini. Dengan cepat ku langkah kan kaki ku menaiki tangga lantai atas. Ku lihat ruang kerja papa sedikit terbuka, mungkin saja ada mama di sana. Ketika aku hendak masuk, aku melihat papa dan mama sedang mengobrol serius. wajah mereka berdua terlihat tegang. Ku urungkan niat untuk masuk kedalam, karena takut mengganggu pembicaraan mereka berdua.
" Pa... Mama sama sekali nggak mau kalau Dinan tau soal masa lalu orang tuanya. Mama tidak mau pa."
Bentakan dari mama yang menyebut nama kak Dinan menghentikan langkahku. Ada apa ini? masa lalu orang tua kak Dinan? memangnya mama dan papa tahu siapa orang tua kak Dinan ? Bukannya kak Dinan diadopsi oleh mama dan papa di panti asuhan? jadi mana mungkin mama dan papa tahu siapa orang tua kak Dinan. Hatiku mulai bertanya-tanya dan penasaran mendengarkan pembicaraan mama tadi. Aku pun melangkah mendekat ke arah pintu masuk kembali. Berusaha mengintip dan mendengarkan dari jauh apa yang sedang dibicarakan papa dan mama.
" Papa juga tidak mau kalau Dinan mengetahui semuanya ma. tapi, setelah mendengar kabar dari Ibnu kalau Anita masih hidup, papa sangat takut kalau suatu hari nanti rahasia kita akan terbongkar, dan Dinan tidak bisa memaafkan kita."
Papa berusaha melonggarkan dasinya kemudian duduk di kursi kerja. Sedangkan mama hanya tertunduk lesu setelah mendengar perkataan dari papa. Anita itu siapa? ingin rasanya aku langsung masuk ke dalam ruangan papa untuk mengintrogasi mereka dengan sederet pertanyaan dari ku tentang apa yang mereka bicarakan. Namun, aku masih berusaha menahan semuanya, membiarkan papa dan mama mengungkap kan hal yang selama ini tidak aku ketahui.
"Mama kira, setelah kejadian malam itu, Anita memang sudah meninggal. Makanya selama ini mama tidak memikirkan apapun lagi tentangnya pa."
Ketika aku sedang serius mendengarkan pembicaraan mama dan papa, tiba-tiba saja hp ku berdering dengan nada yang lumayan keras. Segera ku ambil hpku dari saku dan aku matikan. sama sekali tak kulihat nama siapa yang tertera di layar hp ku karena aku takut kalau mama dan papa tahu diam diam aku sedang mendengarkan pembicaraan mereka.
"Keiraa....?"
Aku bergeming ketika suara mama sudah berada tepat di dekat telingaku. Gara-gara nada hp sialan ini aku jadi ketahuan oleh mama.
"Eh..ternyata mama disini ya. Udah dari tadi aku cariin loh."
Ujarku sambil bersikap seakan tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CREATING DESTINY
RomanceSemua berawal dari perjodohan yang ku anggap konyol untuk dilaksanakan. Jujur, aku tak pernah membayangkan sedikitpun untuk duduk di pelaminan dengannya. Ditambah lagi merasakan cinta dan kasih sayang sebagai pria dan wanita bersamanya. It's impossi...