[P]erang Hati

51 7 0
                                    

Gue gak bisa milih di saat hati dan pikiran gue berperang.

Raffa terus berjalan tanpa tau arah kemana ia pergi, sampai ia sadar telah kembali ke Rumah Sakit tempat Keyra di rawat.

Dan bukannya ke ruang rawat Keyra, Raffa menaiki tangga Roftoop rumah sakit, mengambil sebatang Rokok dan menyalakannya dengan korek.

Satu hembusan, Dua hembusan, Tiga hembusan, ah tenangnya--Raffa merokok hanya jika keadaan sedang rumit baginya.

Kringg

Where are u Honney? Aku masih rindu sama kamu, ajak aku keliling jakarta yu? - Bella.

Okay babyy. - Raffa

Raffa membuang putung Rokok yang sudah setengah bagian itu kemudian pergi ke komplek perumahan elit kawasan jakarta.

"Kok kamu lama sih?" Rengeknya seperti anak kecil.

"Maaf Bella tadi abis nganterin Mama dulu." Bohong Raffa.

"Aku mau ke Mall ya Raff. Sekalian ajak aku muterin jakarta."

"Iya, yuk." Raffa mengecup pucuk kepala Bella.

Selama perjalanan dan di Mall Raffa hanya diam mengikuti Bella dari belakang yang sibuk melihat seisi Mall ini. Pikirannya sudah kemana-mana memikirkan segala kemungkinan.

Gue cintanya sama Bella bukan Keyra, iya Bella. Tapi kenapa di deket Bella gue ga ngerasa nyaman lagi? Kenapa jantung gue normal-normal aja?

"Raff, hey.. honey!" Tangannya mengibas-ngibaskan ke kanan dan ke kiri.

"Emm. Eh. I--iya. Ada apa Bell?"

"Harusnya aku yang nanya ada apa? Daritadi kamu bengong, aku ajak ngomong juga diem aja."

"Aku gapapa kok, perasaan kamu doang. Aku juga denger kamu ngomong apa." Raffa tersenyum manis, Bohong lagi.

"Ohh yaudah deh." Bella kembali menggandeng tangan Raffa dengan erat seakan-akan ia akan kehilangannya.

di tempat lain.

"Arrggh sakiitt. Mamaaa!!" Perempuan itu merintih memegangi kepalanya yang sakit seperti mau pecah.

Suara pintu berbunyi di buka. Perempuan paruh baya itu lari menghampiri anaknya dengan raut khawatir yang tak bisa di artikan lagi.

"Kamu kenapa Key? Dokteeerrrr! DOKTEEERRR!!"

Pria ber'jas putih itu segera masuk bersama perawat-perawatnya.

"Maaf ibu minggir dulu, saya cek keadaan anak ibu."

Setelah di beri obat penenang Keyra terlelap di tempat tidur.

"Ibu bisa ikut saya sebentar?"

Meta mengikuti pria berjas yang biasa di panggil Dokter itu ke ruangannya, ruang serba putih dengan meja besar dan tempat duduk di belakangnya, sofa biru laut yang tertata di ujung ruangnya.

Percakapan dokter dan Meta membuat Meta shock dan menangis. Entah apa itu. Semoga bukan yang berbahaya.

»●●●«

"Makasih ya honey." Bella mengecup pipi Raffa dengan lembut.

Raffa tersenyum kemudian pergi dengan tatapan Bella yang tak bisa di artikan saat melihat punggungnya.

Rasanya tidak ketemu Keyra beberapa jam adalah hal yang paling mengganjal di hatinya, maka Raffa memilih untuk ke Rumah Sakit walaupun ia tau kemungkinan ia akan di usir kembali oleh Keyra

"Permisi."

Ternyata yang Raffa pikirkan jauh dari yang Ia pikirkan, Keyra sedang terlelap dengan nyenyak di kasurnya, sendirian di kamar ini.

Raffa duduk di bangku tempat di usirnya tadi, menggenggam tangan Keyra dan berdoa agar Keyra lekas sembuh dan tidak membencinya seperti tadi.

Aku gatau Key apa perasaan ini, perasaan yang nyaman kalau lagi sama kamu, perasaan ingin menjaga kamu, jantung ini juga berdebar kalau ngeliat kamu, lidah yang kelu dan bingung saat bersamamu.

Sebutlah Raffa Bodoh, karena memang kenyataannya seperti itu, Raffa tidak menyadari perasaannya.

"Cepet sembuh." Di kecupnya lembut tangan itu dan di dahinya, meninggalkan aura kesedihan di ruangan itu.

»●●●«

I wish that I could give you what you deserve
Cause nothing can ever, ever replace you
Nothing can make me feel like you do, yeah.
- nothing like us (justin bieber)

»●●●«

Greget yaa Raffanyaa. Maaf aku baru lanjut semoga ada yg baca hiks. :'3

Bella jahat Ga ya? Ga ya? Ga ya?
Trus Keyra kenapa ya? Kasian ga? Apa biasa aja? Ah yaudah ah -_-

Belum ada Konflik niiih. Belom ada yang jahat ga seru ahhh. Kuy kita lihat kelanjutannya! HAHAHA.

VOTE + COMMENTNYA!

Love in The Clouds Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang