Support

4K 474 10
                                    

"Aku langsung menuju ke tempat kejadian malam itu juga. Mencari informasi tentang YoonHwa.." jelasku.

Akhirnya aku memilih bercerita pada Jimin sambil duduk di rerumputan melihat sunset.

Air mataku tergenang kembali, tapi aku membiarkannya. Jimin hanya duduk mendengarkan ceritaku. Aku menoleh padanya,

"Dia hilang."

"Hilang?"

"Iya. Dia tidak ada di daftar korban jiwa maupun korban luka. Dia hilang..."

Jimin hanya diam, tampaknya dia sedikit syok juga.

"Kau tahu Jimin..." ucapku padanya.

Jimin menoleh, memperhatikanku yang mulai berdiri dari duduk.

"Hari ini, hari ulang tahun YoonHwa. Ulang tahunnya yang ke 19," aku terdiam sejenak,

"Dan satu tahun sejak dia hilang." lanjutku.

Aku kembali menghapus air mataku, lalu memasukkan tanganku ke dalam mantel, mengeluarkan sesuatu.

Bunga. Sekuntum bunga mawar warna kuning. Aku meletakkannya perlahan di rerumputan.

" Dia suka bunga mawar, dan dia juga suka warna kuning. Dia pernah memohon-mohon pada eomma agar diijinkan menanam mawar di pekarangan. Sekarang, pekaranganku dipenuhi bunga mawar. Warna-warni. Tapi seingatku dia tidak punya warna kuning jadi..." tuturku seraya tersenyum mengenang kepribadian YoonHwa.

"Kali ini, kau yang membelikannya mawar kuning?" tebak Jimin.

Aku mengangguk. Jimin ikut berdiri, merangkulku erat. Aku balas merangkulnya, tersenyum getir.

"Dia masih sangat muda Jimin, jalan hidupnya masih panjang.."

"Aku tahu hyung, pasti dia gadis yang kuat kan hyung?"

"Aku harap dia segera ditemukan.." harapku.

"Kau siap walau dalam setiap kondisi?"

Aku terdiam. Aku memang sudah mulai belajar berlapang dada, tapi rasanya berat sekali. Aku menghembuskan nafas, berat.

"Ya.." lirihku.

Pada akhirnya aku harus belajar menerima takdir. Jimin tersenyum, mengusap punggungku lagi.

"Berdoalah akan ada keajaiban hyung.."

"Selalu Jimin, selalu."

Aku memang selalu berdoa mengharapkan keajaiban. Aku memandang langit, matahari sempurna tenggelam.

"Kajja hyung, kita pulang. Teman-teman sudah menunggu." ajak Jimin.

Aku mengangguk. Lantas menyusul Jimin yang telah mendahuluiku.





#hello....next gak nih?
Maaf kalo pendek, bukan gak niat nulis loh ya.
udah chapter 6 aja,hehehe. maaf kalo masih bnyk kesalahan dan kurang bisa dpt feel nya.

tolong komentar dan vote nya ya...thanks:)

see you!

Ma Lovely SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang