-Someone Pov-
Aku memandangi sekeliling. Lorong-lorong panjang yang entah mengapa rasanya sangat dingin dan menusuk, dunia yang entah suasananya lebih abstrak atau tanpa kejelasan.
Aku bingung.
Benar-benar bingung.
Sebenarnya aku sedang berada dimana sih?
Aku memutuskan untuk berjalan mengikuti kemana kaki ini ingin melangkah. Hingga aku tiba di sebuah tempat. Aku melihat banyak orang, mungkin enam atau tujuh orang, sedang duduk di depan sebuah ruangan. Aku melihat ekspresi mereka, apa mereka sedang gelisah?
Pandanganku terpaku pada sosok yang duduk di dekat pintu ruangan. Posisinya sedang menundukkan kepala sambil memainkan jarinya. Tak lama kemudian dia mengacak rambutnya frustasi.
Seorang namja yang berkulit pucat dengan mata yang memerah. Mungkin karena terlalu banyak menangis?
Tunggu dulu.
Sepertinya aku tidak asing dengan namja itu. Dan juga namja-namja lain di sekitarnya.
Nuguya?
Namun sebanyak apapun aku berpikir, kepalaku malah terasa berat. Dunia sekelilingku tampak goyah sesaat.
Ah, aku tak tahu siapa mereka!
Tapi, kenapa rasanya aku kenal dengan mereka? Rasanya aku akrab, dekat dan juga merasa...
Merindukannya?
Haish, aku ini kenapa sih??
Lamunanku buyar ketika muncul seseorang mengenakan jas putih panjang keluar dari dalam ruangan. Sontak semua orang di sana beranjak mendekatinya. Karena penasaran, aku pun mendekat. Mencoba mendengarkan apa yang di katakan orang itu.
"Apa ada keluarga pasien di sini?" tanyanya.
"Saya dok!"
Aku menoleh , mendapati namja pucat tadi mengacungkan tangan.
Tadi dia memanggil orang ini siapa? Dokter?
Jadi, ini di Rumah Sakit?
Sesaat aku melihat ekspresi dokter yang tampak gelisah, juga ragu-ragu.
"Bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya namja pucat itu tak kalah gelisahnya.
Dokter itu menghela nafas panjang,
"Maafkan kami.."Ok, ini awalan yang buruk.
"Kami sudah berusaha. Tapi..."
Jujur, aku sudah bisa menebaknya.
"Kami tidak bisa mendeteksi detak jantung saudari Min YoonHwa. Detak jantungnya tiba-tiba saja menghilang." jelas dokter itu sambil berkali-kali mengusap wajahnya. Menyesal.
Jadi, pasien tadi meninggal?
EH! Siapa tadi namanya?!
Min YoonHwa?!
Bukannya itu aku?!
Tiba-tiba saja dan tanpa ku sadari , aku berjalan mundur. Kepalaku dipenuhi oleh memori-memori yang berjalan layaknya sebuah film lama.
Aku mengerang kesakitan. Rasanya pusing sekali!
Tapi film itu tak berhenti begitu saja, malah semakin cepat berputar. Seakan memaksa masuk ke otakku. Aku hanya bisa menutup mata sambil memegangi kepalaku.
Hingga kurasa film itu sudah berhenti, aku membuka mata.
Dan yang kudapati adalah namja pucat tadi yang tertunduk lemas sambil menangis.
"YoonHwa, YoonHwa,YoonHwa.." ucap namja itu menyebut namaku berulang kali. Yang lain mulai menenangkannya.
Aku kenal siapa namja pucat itu dan siapa mereka semua.
"Oppa.." panggilku lirih sembari berusaha berdiri, mencoba menghampirinya.
Tapi ketika aku ingin memeluknya, aku tak bisa menyentuhnya. Aku tersentak kaget.
Ada apa denganku?
Aku melihat tanganku, tanganku pucat. Sangat pucat. Dan rasanya ringan.
Apa aku sudah mati sungguhan?
Tapi kenapa aku bisa di sini? Melihat semuanya?"Kuatkan dirimu hyung, kau harus tabah.." ucap salah satu namja yang tinggi badannya hampir sama dengan oppaku.
Aku tahu dia. Dia Park Jimin.
"Bagaimana aku bisa tabah?! Sekian lama aku menunggu tanpa kepastian yang jelas, tapi apa?! Ketika aku berhasil menemukannya, keadaannya malah mengenaskan. Dan sekarang? Dia malah pergi untuk yang kedua kalinya!" Jawab oppaku yang tak lain adalah Min YoonGi dengan sedikit membentak.
Aku tergugu. Apa tak ada cara agar aku kembali?
"Sudahlah hyung, kasihan YoonHwa pasti sedih melihatmu seperti ini.." bujuk salah satu namja lain. Jung Hoseok.
"Lalu, aku harus bagaimana?" tanya oppaku lagi dengan ekspresi lelah.
"Terimalah keadaan. Coba ikhlaskan dia."saran Kim Namjoon.
Ingin sekali rasanya aku memeluk YoonGi oppa. Sudah lama aku tak berjumpa dengannya sejak kejadian mengerikan itu merengut segalanya.
Tapi tiba-tiba saja tubuhku terasa ringan, bahkan mulai menjauh. Seperti ada sesuatu yang menarikku paksa.
Kumohon jangan sekarang!
Aku masih ingin bertemu dengan Eomma, Appa, dan juga kakak kesayanganku, kebanggaanku, YoonGi oppa.
Namun yang terjadi tidak sesuai harapanku. Yang terjadi adalah sosokku yang mulai menghilang dan semuanya gelap.
"Selamat tinggal oppa, dan terima kasih atas segalanya."
Sempurna aku menghilang.
Pergi.
#hei all!
Apa menurut kalian ini ending?
Ada yang mau minta ini lanjut?
Hehehe, Peace:pJangan lupa VOMENT ok!
Ok see you!
~Shin AeRa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Lovely Sister
FanfictionIni kisah kakak tsundere dan adeknya yang jaim parah. Selamat membaca! "Bagaimanapun juga, dia tetap adik kecilku."