"Mati, gue telat!" setelah melihat jam tangan, gue langsung naik ke atas motor. Mengingat ini adalah hari pertama gue di kelas 11, gue langsung melajukan motor dengan kecepatan tinggi, berharap gerbang belum ditutup. Kalau ditutup, bisa disuruh pulang lagi dan gue males diem di rumah.
"Pak Adam! Tunggu pak!" teriak gue pada satpam sekolah yang sedang menarik pintu gerbang.
Beruntung, pak Adam menahan gerbang yang hampir tertutup. Tuh, bener kan apa kata gue, gerbang hampir ditutup. Setelah markir motor, rasanya lega abis. Setidaknya, nggak telat-telat amat. Sekarang, tinggal berharap bisa dapet kelas yang bareng sama temen-temen di kelas 10. Ya, semoga aja kelas 11 nggak akan garing. Dengan cepat, gue berlari mencari letak kelas. Semoga belum ada guru.
Bruk.
Sial, gue udah telat pake ditabrak pula, oke gue tambah telat masuk kelas sekarang.
Laki-laki itu adalah Raka, anak SMA Guna Bangsa. Cukup dikenal oleh murid satu sekolah karena rajinnya masuk ruang konseling. Raka bukan tipe murid pendiam yang patuh pada aturan, Raka adalah orang yang melakukan apapun yang ia suka. Jadi, semua orang nggak ada yang bisa halangin Raka.
***
Gue melirik jam tangan gue, sial jam 7. Dengan bawelnya, gue nyuruh abang ojek yang bawa gue buat ngebut, gue nggak boleh telat di tahun kedua gue di sekolah.
"Ya, makasih ya bang!" ucap gue pada abang ojek setelah sampai di sekolah.
Beruntung gerbang belum ditutup. Dan setelah abang ojek pergi, gerbang sepertinya akan ditutup oleh satpam. Syukurlah, gue nggak dikunciin diluar. Kalau siswa lain yang dikunciin sih, itu bukan masalah gue. Gue langsung berlari heboh di koridor, mencari letak kelas gue. Sumpah, gue bingung sama penempatan kelas, nggak jelas abis.
Bruk.
Ya ampun! Udah telat, pake acara tabrak-tabrakan pula. Makin telat nih gue.
Cewek itu adalah Vira, anak SMA Guna Bangsa juga. Cukup terkenal karena cantik, pintar dan jago bela diri. Hampir semua cowok di sekolah nggak berani deketin Vira, pasalnya pernah ada siswa yang tangannya patah karena mencoba mengusili Vira. Vira bukan tipe cewek baperan pada umumnya, Vira adalah cewek dengan mental kuat seperti laki-laki. Bahkan, laki-laki saja kalah dengan Vira.
***
Raka berdecak dan berdiri, begitupun Vira. Mereka saling menatap sinis kemudian pergi dengan berlawanan arah, sungguh pagi yang menyebalkan bagi keduanya.
Sampainya di depan kelas, keributan terjadi lagi.
"Lah lo?" ujar Raka.
"Dih, lo ngapain ngikutin gue?" tanya Vira.
"Lo tuh pede amat sih," balas Raka.
Mereka melirik kertas urutan nama yang tertempel di pintu kelas.
"Nama lo siapa?" ujar mereka berbarengan kemudian saling mengerutkan kening.
Raka menggeleng dan mengulurkan tangannya begitupun Vira. Kemudian mereka saling menyebutkan nama dan melihat daftar nama yang tertempel. Ternyata, mereka berada di satu kelas yang sama. Nama mereka bahkan hanya di selingi 5 nama.
"Hih, sekelas?" tanya Vira dengan hebohnya.
"Kenapa lo? Nggak suka amat," ujar Raka sinis.
"Lah emang nggak suka, hari ini aja lo udah bikin gue tambah telat, gimana kalo jadi temen sekelas?"
"Dih, ada juga elo bikin gue tambah telat,"
Keributan mereka mengundang rasa penasaran anak kelas, tanpa mereka sadari dari jendela banyak yang memperhatikan mereka berdua. Bahkan, guru yang paling ditakuti di sekolah ikut memperhatikan keduanya. Sepertinya, ia sudah siap dengan omelan yang biasa ia lontarkan setiap harinya.
"Apa lo?" ujar Raka sewot.
"Lo tuh apa?" balas Vira tak kalah sewot.
"Raka, Vira," panggil Bu Karina.
Mereka berdua terlonjak kaget, saling diam dan perlahan menoleh ke asal suara. Vira tersenyum, sedangkan Raka mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan bermaksud memberi tanda damai.
"Ikut saya," ujar Bu Karina.
Vira langsung menatap sinis Raka dan menginjak kaki Raka kemudian berjalan duluan mengikuti Bu Karina.
"Wah gila, nyari ribut ya itu cewek?" ujar Raka yang kemudian berjalan mengikuti Vira dan gurunya.
***
Setelah diomeli oleh Bu Karina tadi, mereka kembali ke kelas, mengikuti pelajaran yang terbilang mulai berat walaupun di hari pertama tahun ajaran baru.
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas, begitupun Raka. Beruntung, ia memiliki beberapa teman yang dulu sekelas dengannya. Ia mengajak teman-temannya menuju kantin- ah bukan untuk makan melainkan untuk usil.
Lyra, teman sekelas Raka dari awal masuk hingga sekarang. Cewek itu nggak pernah sekalipun lolos dari ngeselinnya Raka.
"Weh, Lyra. Bawa bekel apa nih?" tanya Raka yang langsung duduk di samping Lyra, diikuti kawanannya.
Lyra memutar kedua bola matanya malas. "Lo nggak gangguin anak baru aja?" tanya Lyra sambil menunjuk kumpulan anak berseragam putih biru. Mungkin, mereka belum dapat seragam baru.
Raka menjentikkan jarinya. "Ah iya juga ya, suasana baru."
Raka mulai beraksi entah ia akan melakukan apa. Biasanya, Raka akan menggoda, membully dan menyabotase makanan siswa lain.
"Hai, sendiri aja nih? Nama lo siapa?" tanya Raka pada salah satu siswi baru.
Cewek itu hanya diam tak bicara, ia sibuk dengan makanannya. Raka mengernyit bingung dan mencoba menggoda lagi. Namun, usahanya gagal. Raka menopang dagunya sambil memperhatikan anak baru itu.
Brakk
Raka terkejut begitu meja bergetar keras. Bahkan, sampai si anak baru dan anak-anak yang berada di kantin ikutan kaget. Raka langsung berdiri, ternyata seseorang telah mengganggu Raka dan itu adalah cewek yang telah membuat Raka hampir telat pagi ini.
"Lo tuh ya, nggak usah modus-modusin adek sepupu gue deh! Ampe lo berani, urusannya sama gue!" ujar Vira tanpa takut sedikitpun.
Wajah Raka berubah kesal. Cewek ini nggak ada habisnya mengganggu Raka, padahal baru hari pertama ia kenal Vira. "Heh, gu-"
Tanpa menunggu balasan Raka, Vira menarik sepupunya menjauh dari tempat itu.
"Heh, cewek nggak jelas! Nggak sopan lo ya," teriak Raka. Namun, Vira tetap berjalan tanpa menoleh sedikitpun.
Dengan kesal, Raka pergi dari kantin. Banyak siswa yang bingung melihat kejadian tadi apalagi murid baru, sedangkan Lyra hanya mengedikkan bahu tak peduli. Ia begitu mengenal Raka dan nggak asing dengan sifat cowok itu. Sepertinya, Raka akan memiliki musuh di kelas. Dan berbeda dari biasanya, kali ini musuhnya adalah perempuan. Dan mungkin beberapa hari kedepan, hidup Raka akan berbeda.
"Cewek aneh," gumam Raka.
---
Special wishes from Kahfi:
1. Hayy it's me, selamat ulang tahun ya sayang mungkin gua ngga bisa ngasih lu bulan ataupun bintang yang lu bilang indah di setiap malam, gua cuma bisa ngasih semua rasa cinta yang gua punya, nyebut nama indah lu di setiap doa, dan ini bukan modusan kok. Semoga itu ngga bikin lu kecewa ya. Happy birthday Virr, tetep jadi bagian paling indah ya di hidup gua. -Kahfi
KAMU SEDANG MEMBACA
The New(old) Hope
Teen FictionRaka dan Vira, dua orang yang cukup terkenal di sekolahnya. Si cowok jahil dan si cewek pemberani merangkai cerita melalui kataan. Hidup dalam kekesalan hanya karena masalah kecil di hari pertama kenaikkan kelas. Mereka mencoba memperbaikki segalany...